"Apa kita akan menunggu sampai Eun Ji sadar?"
Beberapa dari mereka langsung menoleh ke arah Min Jae. Merasa tidak enak karena mungkin perkataannya agak menyinggung, Min Jae mengibaskan tangan, kemudian berkata, "maksudku, apakah kita tetap duduk di ruang tunggu ini sampai Eun Ji sadar? Bagaimana jika dia baru sadar besok pagi?"
"Benar. Sekarang sudah hampir malam," timpal Jun Myeon sambil melihat jam tangannya.
"Kalian semua kembalilah ke Seoul," ujar Sehun datar. Pria itu masih duduk di bangku sambil menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.
"Bagaimana denganmu, Sehun~ ah?" tanya Chanyeol.
"Aku sudah menghubungi orangtua Eun Ji. Aku akan kembali setelah Eun Ji membaik," ujar Sehun, lalu melanjutkan, "pulanglah. Aku minta maaf karena kejadian ini, target kalian untuk sampai di Seoul jadi terhambat."
"Kau yakin? Tapi aku tidak bisa meninggalkanmu di sini sendiri. Bagaimana jika orangtuamu mengkhawatirkanmu?" tutur Kyung~ Ssaem sambil menepuk bahu Sehun.
"Aku juga sudah menghubungi ibuku. Ia akan segera menyusul," jawab Sehun. Setelah beberapa saat berunding, akhirnya wali kelas dan murid yang lain memutuskan untuk pulang lebih dulu dan membiarkan Sehun berada di rumah sakit itu dan kembali ke Seoul bersama orangtuanya.
"Maaf, Ssaem. Aku juga akan di sini bersama Sehun," ujar Jongin. Sehun hanya diam, ia terlalu malas untuk bicara. Akhirnya wali kelas menyetujuinya. Barang-barang Sehun dan Jongin akan diantarkan ke rumah mereka masing-masing begitu bus yang ditumpangi wali kelas dan murid yang lain tiba di Seoul.
Sehun dan Jongin duduk bersebelahan, keheningan tercipta di antara keduanya, tak satupun ingin keluar dari hal-hal yang sedang mereka pikirkan masing-masing. Hanya terdengar langkah kaki orang-orang yang berlalu lalang di koridor.
Sehun benar-benar khawatir. Bagaimana tidak? Bahkan dokter melarang seorang pun masuk ke dalam ruangan Eun Ji sampai gadis itu sadar. Ini bukan masalah luka atau apapun dalam fisiknya, tapi mentalnya down karena apa yang terjadi padanya tadi.
"Sehun~ ah, di mana Eun Ji?"
Sehun dan Jongin menoleh ke sumber suara. Keduanya berdiri saat melihat siapa yang baru saja datang.
"Masih di dalam. Dokter tidak mengizinkan siapapun masuk sampai dia sadar," jawab Sehun datar.
"M-mwoya ige?! Jeongmal michyeosseo."
Sehun hanya menatap Jongin yang terlihat sangat terkejut dan bingung. Gadis yang baru datang itu menaikkan kedua alisnya, setelah melihat reaksi Jongin.
"Ya Sehun~ ah, apa maksudnya ini?" Jongin meminta penjelasan. Sehun tak menanggapi pertanyaannya dan kembali duduk.
"N-nuguseyo? Kau bukan Jung Eun Ji, kan? Kalau kau Eun Ji, lalu... Lalu siapa yang di dalam sana?" tutur Jongin sambil menunjuk pintu ruang rawat Eun Ji.
"Anu... Aku..."
"Dia Jung Ji Eun, kembaran Eun Ji," Sehun angkat bicara.
"Kembaran? Maksudmu, gadis ini adalah saudara kandung Eun Ji?" masih dengan raut wajah terkejut, Jongin kembali meminta penjelasan.
"Iya."
"Apa kau gadis yang waktu itu duduk di kafe dengan seragam kemeja Kyung Gi pada malam hari, duduk di dekat jendela dan fokus pada laptop?" tanya Jongin
"I-iya," jawab gadis itu.
"Kau benar-benar kembaran Eun Ji?"
"Ne, Jung Ji Eun imnida," Ji Eun sedikit membungkuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wave
FanficKetika ego memenuhi jiwa, menutup hati untuk menerima kenyataan dan hanya bersikeras pada angan. Mengapa ego harus menjadi setir dalam kendali jiwa? Lantas saat asa mengatakan untuk berjuang, nyatanya hanya berlari dalam gelap dengan resiko dalam mu...