None

232 55 13
                                    

Gadis itu mengerutkan keningnya melihat punggung pria yang sangat familiar baru saja keluar dari ruang guru dan masuk ke ruang konsultasi.

"Oppa?" gumamnya. Ia berdiri di depan ruang konsultasi, penasaran mengapa sang kakak bisa masuk ruangan yang biasanya diperuntukan para murid yang bermasalah.

Di dalam ruangan itu, Sehun duduk di satu sofa panjang yang juga di tempati Chorong. Park Sang Kyung yang duduk di hadapan mereka, menatap keduanya dengan tatapan menyelidik.
"Oh Sehun, hasil ulanganmu sempurna. Dan kau juga sama Park Chorong," ujar wali kelas.

"Lalu? Kau menuduhku bekerjasama dengannya?" balas Sehun.

"Bicaralah dengan sopan!" tegur wali kelas. Kemudian, "coretan di lembar jawaban yang Chorong salin hampir sama dengan coretan di lembar jawabanmu."

"Apakah itu bisa menjadi bukti? Bahkan itu hanya bisa disebut sebagai kebetulan."

"Chorong~ah, apa kau benar-benar menerima contekan dari Oh Sehun?" tanya wali kelas pada Chorong.

Gadis itu terdiam. Tak lama kemudian, ia menjawab, "iya. Dia yang memberiku contekan."

"Heol, teruslah menuduhku. Kau akan mendapat akibatnya," ujar Sehun seraya berdiri dari duduknya.

"Sehun, duduk di tempatmu!"

"Oh Sehun yang memberikanku jawabannya saat dia sudah menyelesaikan semua soal dengan cepat," jelas Chorong.

Sehun tersenyum miring, kemudian menatap Chorong dengan tatapan tajam. "Setakut itukah kau pada orang yang sebenarnya memberikan contekan itu? Apa yang kau takuti darinya?" ucap Sehun dengan nada meremehkan.

"Oh Sehun, duduk di tempatmu!" perintah wali kelas, namun Sehun tak mengindahkannya.

"Aku bersungguh-sungguh mendapat jawaban itu dari Oh Sehun."

"Wali kelas, apa kau akan semudah itu memercayainya? Saat ujian tadi, aku duduk di sebelahnya, kalau aku yang memberikan lembar jawabanku padanya, tentunya kau akan dengan mudah melihat apa yang aku lakukan. Lagi pula, bukankah tadi yang kekurangan lembar jawaban berada di barisan tempat duduknya? Sekarang tak ada alasan jika kau mau memercayai wanita ini," tutur Sehun emosi.

"Eo? Bukankah kau yang berbisik memanggilku dan memberikan lembar jawabanmu itu padaku? Mengakulah," Chorong tersenyum sinis.

"Tutup mulutmu, bodoh! Apa kau pikir kau sudah terlalu hebat sampai dengan mudahnya kau menuduhku hah?! Pernahkah aku memiliki masalah denganmu? Tak ku sangka ternyata salah satu wanita yang sekelas denganku adalah orang licik sepertimu!" tutur Sehun. Ia berusaha menahan diri, namun amarahnya pada Chorong tak bisa tertahankan.

"Apa katamu? Akuㅡ"

"Hubungi orang tua kalian dan bawa mereka menemuiku besok," ujar wali kelas.

Sehun menoleh sekilas pada wali kelasnya, setelah menghela napas, ia berbalik dan berjalan ke arah pintu.

"Oh Sehun, aku belum menyuruhmu keluar! Diam di tempatmu!"

Sehun tak menghiraukan panggilan dari wali kelasnya, ia berlalu meninggalkan ruangan.

"Namjoo, apa yang kau lakukan di sini?" ucap Sehun saat melihat adiknya berdiri di depan ruang konsultasi.

"Kau kenapa?" tanya Namjoo saat melihat emosi di wajah sang kakak. Sehun menarik napas, lalu berjalan melewati Namjoo sambil berkata pada adik sekaligus adik kelasnya itu, "kembali ke kelasmu jika kau tak ingin mendapat masalah."

***

"Apakah sekarang Sehun masih di ruang guru?"

Jongin menatap Eun Ji yang kini berdiri di hadapannya, gadis itu terlihat cemas dan terburu-buru. Jongin membasahi bibirnya, kemudian, "ku rasa dia pindah ke ruang konsultasi."

WaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang