"Membuat bahagia orang yang aku sayangi adalah impianku."
🐿🐿🐿
"Ayo, Yer. Buka sekarang! 5 menit lagi jam 12." Yeri mengangguk-angguk kepada Mama Kim yang ada di sebelahnya sambil menggerakkan kursor dengan mouse di tangan kanannya.
Yeri dan Mama Kim bersama-sama sedang menunggu untuk melihat pengumuman penerimaan universitas setelah menjalani tes minggu lalu via web.
Yeri terus me- refresh web yang akan menampilkan pengumuman itu. Disebelahnya, Mama Kim menatap layar Macbook Yeri sambil berharap-harap cemas.
Mama Kim berdoa semoga anaknya itu diterima. Sebagai Ibu, tentunya Mama Kim ingin yang terbaik dan melihat anaknya bahagia dengan pencapaiannya. Semoga saja usaha anak gadis semata wayangnya itu tidak sia-sia.
Jam 12 tepat!
Web itu memunculkan ratusan nama anak yang diterima di University of Seoul disertai dengan jurusan pilihan masing-masing.
Dengan perlahan jari lentik Yeri mengetik huruf demi huruf hingga tersusunlah namanya dengan perasaan ingin menangis, bahkan matanya sudah perih dan dadanya bergemuruh.
Semoga Yeri diterima. Aamiin...
"Apapun yang terjadi, Nak, Mama bangga sama kamu. Karena Mama tau kamu sudah berusaha. Anggap aja kalo gagal, itu sebuah pelajaran dan perjalanan kamu menuju sukses. Oke sayang?" Mama Kim mengusap-usap rambut pendek coklat indah anaknya seolah berkata its fine.
Mendengar itu, Yeri tidak menggangguk atau pun menggeleng. Dia hanya diam.
Meskipun Ibu dan Ayahnya tidak apa-apa kalau misalnya dia tidak diterima, tapi Yeri tidak. Dia HARUS diterima.
Yeri ingin membanggakan orang tuanya.
Saat melihat namanya ada di urutan ke 248 dengan jurusan Art and Design Yeri merasa seluruh organ tubuhnya berhenti berfungsi, kecuali matanya yang memproduksi air mata.
Air mata kebahagiaan.
Begitu pun Mam Kim yang ikut terisak bahagia mengetahui bahwa impian anaknya tercapai.
"Mama bangga sama kamu." Ucap Mama Kim sambil memeluk tubuh Yeri erat. Yeri pun membalasnya.
Tangis Yeri makin menjadi saat kata-kata magis itu keluar.
'Mama bangga sama kamu' adalah kalimat yang sangat ingin Yeri dengar dari orang tuanya.
Untuk pertama kalinya Yeri merasa menjadi anak yang berguna dan bermanfaat. Yeri bisa membanggakan orang tuanya.
Di dalam hatinya mengucapkan beribu-ribu terimakasih dan ungkapan syukur pada Tuhan karena telah memberi Yeri nikmat yang sangat besar, mengingat Yeri juga banyak dosa.
Yeri janji dia akan menjadi umat beragama yang lebih baik mengingat Tuhan yang selalu menyayanginya tidak peduli bagaimana.
Dan satu nama yang terbesit di hatinya saat ini.
Jeon JungKook.
Kak, gue berhasil!
× × ×
Sepulang kuliah jam 3 sore tadi, JungKook langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum menemui Yeri.
Sejak Yeri mengirim pesan pada JungKook yang diterimanya di tengah-tengah menyimak dosen memberi materi, JungKook sungguh penasaran ada hal apa yang akan disampaikan Yeri. Ini tumben.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Wall Between Us // Jungri 《Completed》
FanfictionKim Yerim atau biasa dipanggil Yeri. Remaja 19 tahun yang ceria setengah bawel dan kepoan. Dan dia nggak tau kalo kepo sama orang sedingin Jeon JungKook, si penghuni baru di kosannya umur 21 tahun bisa serumit itu. Yeri nggak sadar kalau dia udah i...