Bab 2 - Bagaimana Aku Terbangun Di Dalam Mimpi Yang Menjadi Nyata

4.7K 113 4
                                    

Bab 2 - Bagaimana Aku Terbangun Di Dalam Mimpi Yang Menjadi Nyata

(Axelyon, 27 tahun)

Status Garis Waktu: Normal

Pagi hari adalah awal baru. Kita memulai aktivitas dengan senyum dan harapan baru bahwa hari ini akan menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Tentu bagi pasangan yang sudah menikah, setiap pagi adalah kenyataan telak bagiku bahwa wanita yang bangun di sampingku adalah wanita yang akan menghabiskan hidupnya bersamaku. Kesadaran itu muncul setiap kali aku memandang wajahnya dan bertanya-tanya, apakah ini kehidupan yang kuinginkan?

Namaku Axelyon dan aku sudah beristri dengan wanita bernama Laura. Meski kusadari berapa kali pun ... terbesit di dalam benakku apabila aku diberi kesempatan untuk memulai kehidupanku lagi, apakah Laura masih menjadi pilihanku?

Atau aku bangun bersama wanita lain?

"Hey, bangun," katanya menyentuh pipiku sekali lagi.

Aku mengerang malas dan kembali menarik selimut hingga menutupi wajah. Kepalaku masih sedikit pusing akibat minum-minum kemarin dan kalau bisa aku ingin minta cuti kerja saja.

"Lyon ...," panggilnya lagi kali ini menggoyangkan tubuhku. Argh ... ada apa dengan Laura pagi ini? Kenapa dia bersikeras membangunkanku?

"Lyon, sayang bangun ...."

Deg!

Kedua mataku langsung terbelalak lebar mendengar panggilan aneh yang baru saja ditujukan padaku. Tanganku bergerak lolos dari selimut dan mataku langsung mengedar ke sekitar. Kesadaran perlahan membuat otakku bekerja hingga pandangan kaburku menemukan figur seseorang yang sedang duduk di tepi ranjang.

Pikiranku memutar rekaman panggilang "sayang" itu dan membuatku mengernyit. Aku tidak pernah dibangunkan dengan cara lembut seperti ini atau bahkan dipanggil dengan cara ... dipanggil begitu. Tidak mungkin Laura akan membangunkanku seperti ini.

"Lyon nggak apa-apa?" sahut figur itu mulai terlihat dalam kaburnya pandanganku. Pasti itu Laura.

Spontan, aku langsung mengucek mata, "Aku ... aku masih mengantuk," kataku masih mengusap wajah dan mengumpulkan ingatan kemarin malam.

"Mimpi buruk?" ucap wanita itu dengan suara yang ... agak berbeda dari Laura biasanya.

Aku mengangkat bahu untuk menjawabnya. Mungkin tidak bisa disebut mimpi buruk. Lebih seperti mimpi yang janggal. Seseorang mendatangiku dalam satu bar ini dan menawariku sebuah cincin yang bisa menukar kehidupan rumah tanggaku. Cukup konyol dan terlalu imajinatif. Mana ada keajaiban semacam itu di dunia ini? Kecuali kalau itu mimpi.

"Lyon," panggil wanita itu lagi membuyarkan lamunan singkatku.

Terpaksa aku menghela napas panjang dan melihat lawan bicaraku, "Iya, ada apa Lau ...."

Kata-kataku menggantung di udara ketika merasakan sentuhan telapak tangan hangat di keningku. Membuat akal sehatku kembali seluruhnya dan mataku akhirnya bisa melihat jelas siapa yang dari tadi mengajakku bicara.

"Kau sepertinya tidak demam," ujarnya mengulas senyum, "mau kubuatkan teh?"

Kedua mataku membulat melihat sosok wanita dengan rambut coklat itu begitu dekat denganku. Hampir ingin terperanjat menyadari betapa wanita itu terlalu dekat dan membuat bibirku kelu. Seolah melihat setan di pagi hari hanya saja ini lebih buruk! Aku bersumpah melihat hantu akan lebih masuk akal sekarang dari pada ....

Napasku terkesiap, "Che ... Cheryl?!"

Wanita itu seketika tertawa hingga manik matanya bersembunyi.

The Replacing Husband (TAMAT) | 1.3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang