Bab 3 – Bagaimana Tali Takdir Ini Menarikmu Pulang Padaku
(Axelyon, 27 tahun)
Status Garis Waktu: Normal
Aku menatap piring yang berisi pancake itu dengan rasa tak percaya. Makanan yang terbuat dari tepung dimasak dengan kematangan yang tepat hingga memberikan rona coklat muda di permukaannya. Ditambah lagi sirup mapple yang tak kalah harumnya, memberi kilauan nan cantik untuk makanan sesederhana itu. Rasanya sudah lama aku tak pernah merasakan masakan rumahan yang bukan aku sendiri yang membuatnya.
Kuakui kalau sekarang aku benar-benar tersentuh melihat makanan ini.
“Kenapa? Tidak suka?” tanya Cheryl mendelik padaku di seberang meja makan.
Aku menggeleng cepat-cepat, “Aku suka kok!” Beginilah seharusnya seorang istri, lembut melayani suami, “Terima kasih sudah memasaknya.”
Cheryl tersenyum lembut dan ikut duduk di meja makan bersamaku. Seperti ini bukan seharusnya kehidupan suami istri yang normal? Istri yang baik dan melayani suami. Mulai dari menyiapkan sarapan pagi. Bersikap hormat. Saling menyayangi dan mengasihi.
Bukannya tiba-tiba memarahiku sepulang kerja atau malah meneriakiku dan … berakhir bertengkar. Maksudku, melihat pancake sederhana ini saja, membuatku terpikir … Laura tidak akan membuatkan ini untukku. Dia memang mengaku tidak pandai dalam mengurusi tugas rumah dan dalam pernikahan ini aku memintanya untuk setidaknya mendapat tugas bersih-bersih. Semacam menyapu, mengepel, dan membersihkan perabotan.
Aku memang tidak menyebut tugas memasak di sana, karena ya … Laura tidak pandai melakukan itu.
“Lyon, kamu kok senyum-senyum sendiri gitu? Kamu harus cepat makannya, kita berdua ‘kan kerja pagi ini?” kata Cheryl lalu menyodorkan segelas air putih ke hadapanku.
Kerja? Oke, apa aku masih bekerja menjadi arsitek di dunia ini? Pikiranku mulai bertanya. Kulirik Q yang duduk santai di seberang meja makan dan lelaki itu hanya mengangguk seolah sudah tahu apa yang kupikirkan.
Dia memang mengaku bisa membaca pikiranku, sih.
“I-iya, Cher,” sahutku seadanya dan melahap satu sendok pancake itu lagi.
“Ngomong-ngomong kau itu tiap pagi tugasnya mengantar istrimu ke sekolah tempat ia mengajar,” sahut Q selanjutnya.
Puft!
Pancake yang kutelan hampir ingin menyembur ke luar. Astaga, Q sialan ini selalu memberitahu hal yang penting di saat yang tidak tepat. Mataku kambali pada sosok Cheryl yang duduk tak jauh dariku. Wanita itu tampak menikmati pancake buatannya. Sepertinya dia benar-benar tidak bisa melihat Q atau mendengar suaranya.
Oke, kembali ke masalah utamanya. Aku tidak tahu di mana sekolah Cheryl bekerja! Sahutku menjerit di dalam batin. Ini … ini dunia baru dan lingkungan baru. Aku tidak yakin bisa beradapatasi tanpa sedikit petunjuk.
Q kembali berbisik, “Tenang saja, kau sudah kuberi ingatan tentang daerah kota ini, kujamin takkan tersesat.”
Baiklah itu cukup melegakan.
Aku tidak tahu sudah sejauh apa Q memanipulasi keadaan ini. Namun, jika dilihat sepertinya semua akan baik-baik saja. Aku hanya harus mencoba dan menghadapi semuanya.
***
Mengejutkannya, Q benar. Aku benar-benar tidak tersesat. Padahal lingkungan rumahku ini masih terasa asing. Aku tidak tahu ke mana harus pergi saat kemudi mobil menyentuh tanganku. Untungnya Cheryl juga tidak terlihat curiga dengan kebingunganku. Jadi, aku tetap melajukan mobil itu menuju jalan yang entah mengapa tidak terlalu asing lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Replacing Husband (TAMAT) | 1.3
Romance"Aku ingin Nathan dan Cheryl tidak pernah bertemu dan ... dan biarkan aku menjadi suami Cheryl ...." Sebuah Cerita dari Dunia FIRST . . . . . . . Axelyon Alexander tidak puas dengan kehidupan pernikahan miliknya. Istrinya pemarah dan selalu membuat...