Bab 17 - Bagaimana Jika Malam Ini Tak Pernah Berakhir

832 35 2
                                    

Maaf baru sekarang bisa updatenya. Aku emang agak kesulitan menulis ini. Tapi kayaknya semangatku dah balik 😂 kayaknya sih. Oh ya kalau ada kuota, tonton juga ya video pemain biola favoritku, David Garret berjudul Bittersweet Symphony. Ini lagu yang bikin aku semangat nulis bab ini.

Selamat membaca 😊

Bab 17 – Bagaimana Jika Malam Ini Tak Pernah Berakhir

(Nathan)

Status Garis Waktu: Tengah Malam, Normal

“Benarkah?” balasnya. Lalu beberapa saat kepala mungilnya menggeleng, “Tidak. Jangan begitu,” katanya lalu wanita itu memandangku dengan kedua mata berkaca-kaca. “Maaf, aku sibuk sekarang. Apakah kita bisa membicarakannya lagi kalau kau sudah pulang?”

Cheryl lalu mengakhiri telepon itu dan langsung membuangnya ke atas meja. Aku bisa mendengar suara napasnya menghela berat dan aku tidak tahu bagaimana menghadapinya yang seperti ini. Maksudku, lihat saja keadaan sekarang.

Pada akhirnya, Cheryl memutuskan menginap di mansionku dan … banyak hal terjadi yang tak bisa kukatakan.

“Itu tadi Lyon,” Cheryl kembali menatapku dengan kedua matanya yang memohon. “Dia akan pulang,” katanya dengan suara bergetar.

Kenyataan ini mengiris jiwaku, “Kau tidak salah.”

“Aku memang salah!” balasnya hampir berteriak dan selanjutnya yang kutahu Cheryl berdiri dari sofa, kemudian berjalan menuju jendela sembari memeluk dirinya sendiri yang masih berbalut kemeja kerjaku. Menutupi tubuh polosnya bak bercahaya di bawah bulan. Menyembunyikan bekas kecupanku yang sudah menjadi jejak di kulitnya.

Dia begitu cantik malam itu dan aku tak bisa mengatakannya.

“Seharusnya aku tidak menahanmu di sini setelah makan siang,” kataku berjalan menghampirinya.

Aku mengaku salah dengan apa yang terjadi siang tadi. Ya, makan siang itu berjalan lancar, tak ada pembicaraan serius dan semacamnya. Namun, hari ini Tuhan menurunkan badai hujan di tengah hari bolong itu. Cheryl memang ingin pulang, tetapi aku menahannya. Kami berkeliling mansion dan berbicara tentang banyak hal. Aku bahkan masih ingat bagaimana Cheryl bercerita soal pengalamannya menjadi guru matematika SMA selama ini.

Kemudian ketika tanpa sengaja kami membuka kamar tidur yang dikhususkan untuk tamu, aku kehilangan kendali dan mencium wanita ini untuk kesekian kalinya. Anehnya detik itu, aku tidak mendapat perlawanan dari Cheryl.

Dia seperti menerimanya begitu saja.

Tentu sepanjang yang kulakukan, dia menangis. Ketika aku bertanya apa Cheryl ingin aku berhenti, wanita itu hanya menarik kerah kemejaku dan merebut bibirku. Pada saat itu aku tahu dia menginginkanku.

Dan seperti itulah … it happen. Kami menghabiskan waktu yang cukup lama di kamar itu.

Sementara Cheryl yang tengah membelakangiku hanya menggeleng, “Aku harusnya pulang lebih cepat,” desisnya.

Kali ini giliranku yang menghela napas. Aku tahu ini terdengar salah. Meniduri wanita yang sudah menikah. Atau lebih tepatnya wanita yang ‘tadinya’ menjadi istriku. Entah itu di dunia mimpi atau di dunia mana pun itu. Aku ingin percaya ada satu tempat di mana mungkin kami berdua saat ini memang suami istri betulan. Di mana aku memang satu-satunya lelaki untuk Cheryl dan Cheryl adalah satu-satunya wanita untukku.

Bukan sepasang orang asing yang merasa bersalah setelah tidur bersama. Kenapa di dunia ini kami menjadi orang asing seperti ini?

Kembali aku mengeluarkan helaan napas nan panjang, “Apa yang harus kulakukan, Cher?” Aku menangkap tubuh Cheryl dalam pelukanku dan membiarkan punggung kecilnya bertemu dadaku. Sama seperti sebelumnya, Cheryl tidak menolak perhatian dariku. Kutenggelamkan wajahku di tekuk lehernya dan berusaha mengalihkan kenyataan menyakitkan ini dari kepalaku.

The Replacing Husband (TAMAT) | 1.3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang