Pt 6

2.9K 198 4
                                    

Hal pertama yang Joongki lihat ketika masuk ke dalam rumah adalah kondisi Hyekyo yang tergeletak di lantai dengan keringat yang membasahi dahinya.

Dan hal pertama yang Joongki lakukan adalah menggendong Hyekyo di punggungnya, memasukkannya ke dalam mobil dan langsung mengemudikan mobilnya dengan cepat ke rumah sakit terdekat.

"Suster! Tolong istri saya!" kata Joongki dengan napas terengah-engah karena menggendong Hyekyo di punggungnya.

Suster dan dokter yang berjaga langsung berlari mendekati mereka dan merebahkan Hyekyo di kasur beroda dan membawanya.

Joongki terduduk di sofa ruang tunggu ruang gawat darurat.

"Astaga, bodohnya aku. Eomma sudah mengingatkanku dia punya penyakit maag, dan aku justru melarangnya mengirim pesan sampai pukul sembilan," gumam Joongki.

Satu jam kemudian seorang dokter dan dua orang suster keluar dari gawat darurat. Sontak Joongki berdiri.

"Bagaimana keadaan istri saya? Maag-nya kambuh?"

"Iya. Sepertinya dia terakhir makan tadi pagi. Dan ia sudah telat makan dua kali. Sebaiknya tidak terjadi lagi atau maag-nya semakin parah," jelas dokternya.

"Bagaimana keadaannya sekarang? Ia sudah sadar?"

"Kami memberinya obat untuk mengurangi rasa sakit, jadi ia masih tidur. Tenanglah, ia akan baik-baik saja."

Joongki mengangguk sekilas sebelum akhirnya ia memutuskan masuk ke dalam ruang di sebelah ruang gawat darurat. Hyekyo sudah dipindahkan ke sana.

Di ruangan itu hanya ada satu tempat tidur, tidak untuk beberapa orang, tapi hanya untuk Hyekyo karena Joongki yang memesannya. Alasannya adalah ia tidak ingin tidur Hyekyo terganggu.

Joongki melangkah mendekati ranjang dimana Hyekyo tertidur mengenakan pakaian rumah sakit. Joongki mengambil kursi cokelat dan meletakkannya di sebelah ranjang.

"Aigoo, sepertinya aku harus membatalkan rapat untuk besok," gumamnya.

Ia mengeluarkan ponselnya, mengetikkan pesan bahwa ia tidak akan masuk kerja besok pada asistennya, lalu mematikan ponselnya dan merebahkan kepala di sebelah tangan Hyekyo.

"Aku mengantuk," gumamnya sebelum akhirnya tertidur.

* * *

Joongki membuka mata dan mendapati jika Hyekyo sudah bangun dan tengah menatapnya lekat, membuatnya salah tingkah sendiri.

"Wae? Ada yang salah? Air liur ku menetes saat aku tidur? Aku mengigau? Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Joongki dengan curiga.

"Geunyang.. Apa aku salah ingatan atau memang tadi malam kau yang menggendongku kesini hm?" goda Hyekyo.

Jika Hyekyo mengira ia berhasil menggoda Joongki, ia salah. Karena Joongki akan menggodanya balik. Laki-laki tidak bisa kalah pada wanita.

"Memang benar aku. Kenapa? Nyaman berada di punggungku? Mau kugendong lagi?"

Semburat merah menghiasi pipi Hyekyo. Ia menggeleng lalu memalingkan wajah dengan cepat. Beruntung setelah itu pintu diketuk dan seorang suster masuk membawakan nampan berisi makanan.

"Sarapannya dihabiskan ya. Lalu jangan lupa obatnya diminum," kata susternya sambil meletakkan nampannya di nakas dekat ranjang. Seolah berbicara dengan anak kecil saja.

Hyekyo hanya tersenyum tipis dan mengangguk. Ia bahkan tidak suka dengan bubur, apalagi dengan sayuran-sayuran menjijikkan yang ditaburkan di atasnya itu.

Setelah susternya keluar dari kamar, Hyekyo menoleh dengan cepat ke Joongki dan berkata, "kau saja yang habiskan ini. Pesankan aku mi kacang hitam. Sudah sebulan sejak terakhir aku memakannya."

Joongki mendengus. "Kau makan ini dulu dan aku akan membelikanmu dua mangkuk besar mi kacang hitam terenak di dunia."

"aku tidak suka bubur."

"Makan dulu."

Hyekyo mendengus. Tangannya mengambil mangkuk bubur tersebut dan bergidik. Astaga. Tidak bisakah sayuran merah itu disingkirkan saja?

Tangannya terulur mengambil sendok lalu menyendok bubur nya, memasukkannya ke dalam mulut.

Belum sempat ia telan, ia sudah membuat gerakan hendak muntah dan dengan sigap Joongki mengulurkan tangannya sehingga makanannya tumpah di tangan Joongki.

"Ah, mian." gumam Hyekyo sambil mengambil tisu basah dan mengelap tangan Joongki.

"Tidak usah dimakan. Aku akan minta suster mengganti makanannya."

(not) PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang