Pt 22

3.4K 176 43
                                    

okay khilaf 1 bulan baru update. sebagai permohonan maaf chapt ini dipanjangin

selamat lebaran bagi yang merayakan!!! mon maap kalau ada salah yaa (termasuk jarang update hehehe)

hngg masa abis ditinggal sebulan baru komennya ngelunjak minta apdettttt, kalo cepet apdet komennya dikittt😋😋😋















Berlebihan kah kalau misalnya Hyekyo menangis sekarang?

Sosok yang dicintainya, sosok yang telah menjadi suaminya selama ini berdiri tepat di hadapannya, mengulurkan tangan kanannya ke arah Hyekyo.

Riuh penonton yang bertepuk tangan sambil menyeru-nyerukan agar Hyekyo maju ke depan bahkan tidak terdengar oleh Hyekyo.

"Mwoya ige? Memangnya kau tidak merindukanku? Kenapa tidak mau bergabung denganku?" tanya Joongki.

Ini benar Joongki. Ini adalah suaminya Song Joongki, yang ia percayai sudah tiada. Joongki berdiri di depannya. Berbicara padanya.

"Yya, ppaliwa.. Kau membuatku malu."

Hyekyo meletakkan gelas yang dipegangnya, menatap Joongki dalam diam. Ia tidak mengindahkan uluran tangan Joongki dan langsung menghambur ke dalam pelukannya. Untung saja Joongki sigap dan mampu bertahan agar tubuhnya tidak jatuh terdorong Hyekyo.

"Nappeun saekki," gumam Hyekyo, mengeratkan pelukannya ke bahu Joongki.

"I'm sorry but i think we need some time. She take my surprise seriously," ucap Joongki.

Kalau kejadian sebelum-sebelumnya tidak terjadi, Hyekyo sudah meleleh sekarang. Sayangnya hal sebelumnya yang mengejutkan seperti Joongki tertembak itu memang terjadi, dan satu lagi.

Hyekyo tidak mengerti bahasa inggris dengan baik.

***

"Jelaskan padaku apa yang terjadi. Baru setelah itu aku mau bicara yang lain."

Tadi, mereka memutuskan untuk keluar dari kafe tersebut dan pergi ke kafe lain. Joongki bahkan memilih private room. Dan sekarang mereka berdua duduk berhadapan. Tangan kanan Joongki menggenggam tangan kiri Hyekyo di atas meja.

"Itu semua rencanaku," balas Joongki santai. Sontak Hyekyo menarik tangannya yang digenggam Joongki dan memukul tangan Joongki.

"Aku serius."

Hyekyo membeku. "Jadi maksudmu aku menghabiskan berliter-liter air mataku menangisi orang yang kukira sudah meninggal tapi ternyata masih hidup?!"

Joongki mengangguk santai. "Kalau tidak dengan cara begini aku tidak akan tau apa kau mencintaiku atau tidak."

"Kau sudah tau. Lalu kau sendiri bagaimana?" tanya Hyekyo.

"Bagaimana apanya?"

"Apakah kau mencintaiku?"

"Bukankah kau sudah tau jawabannya?"

"Jawabanmu apakah sama dengan yang ada di surat?"

"Surat? Surat apa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(not) PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang