Pt 7

2.7K 181 9
                                    

Maaf baru update, abis ujian hehe


Setelah menginap selama dua hari di rumah sakit (yang makanannya benar-benar tidak enak sehingga Joongki selalu membelikan makanan diluar itu), akhirnya Hyekyo bisa pulang.

"Tidur sana. Aku akan memasak makan siang."

Hyekyo menggeleng. "Lebih baik kau pergi ke kantor. Pasti pekerjaanmu sudah menumpuk dengan tidak masuk selama dua hari."

"Asistenku bisa mengurusnya. Dia sudah terlatih."

"Pergi saja," desak Hyekyo. Sejujurnya ia sedang ingin di rumah sendirian karena ingin menyiapkan berkas yang diperlukan untuk melamar kerja.

Ya. Semenjak ia menikah dengan Joongki, ia tidak lagi bekerja di perusahaan ayahnya sehingga ia menganggur. Sehari kemudian ia mendengar percakapan Joongki, yang sepertinya dengan ayahnya sendiri.

"Kenapa begitu? Lalu jika kartu kredit Hyekyo diblokir ia membeli kebutuhannya darimana?" tanya Joongki. Lelah terlihat jelas di raut wajahnya.

"..."

"Dengan kartu kreditku? Yang benar saja. Uangku banyak bukan berarti bisa mencukupi kebutuhannya. Aku juga punya kebutuhan, lalu jika dia hendak berbelanja dengan temannya bagaimana?"

Ah, Joongki saat itu tidak tahu jika ia tidak punya teman.

Kibasan tangan Joongki di depan matanaya membuatnya tersentak. "Kenapa melamun? Memikirkan apa?"

Hyekyo hanya menggeleng. "Jadi apa kau akan pergi ke kantor?"

Joongki mendengus. "Sudah kuduga kau tidak memperhatikan ucapanku. Aku akan pergi setelah makan siang nanti, untuk memastikan kau tidak kelaparan dan akan pulang pukul tujuh malam, tepat sebelum jam makan malam. Dan untuk berjaga-jaga jika macet di jalan sehingga aku pulang telat, aku sudah menyiapkan bahan makanan yang dapat kau masak. ada di kulkas. Sudah kutambahkan selain sayur."

Hyekyo hanya mengangguk kemudian beranjak ke kamarnya. Ia melepaskan mantelnya, memilih baju di dalam lemari lalu berganti baju di dalam kamar. Toh Joongki tidak akan masuk ke dalam kamar karena sedang memasak.

Ia memakai baju gantinya kemudian berbalik dan terkesiap.

"HYA! KENAPA KAU MENONTONKU GANTI BAJU? SUDAH PUAS?!"

"Kau tidak menutup pintu dan aku tidak mendengar ada suara. Aku hanya berjaga-jaga jika sewaktu-waktu kau pingsan."

Hyekyo mendelik kesal lalu menghentakkan kakinya keluar dari kamar. Samar-samar ia mendengar kekehan Joongki.

* * *

Setelah memastikan mobil Joongki sudah meninggalkan halaman rumahnya, secepat kilat Hyekyo membongkar lemari pribadinya dan mencari berkas yang diminta.

Ia akan bekerja paruh waktu di kafe yang agak jauh dari rumahnya dan kantor Joongki. Terserah jika gajinya bahkan tidak sampai setengah dari gaji Joongki yang besarnya luar biasa itu, yang penting ia tidak perlu meminta uang untuk membeli sesuatu.

Setelah memastikan berkasnya sudah lengkap, Hyekyo memasukkannya ke dalam tas, berganti baju (lagi), mengunci pintu rumah dan memberhentikan taksi yang lewat di dekat rumahnya.

"Ke Dal.komm Coffee," kata Hyekyo langsung.

setibanya di sana, Hyekyo langsung masuk ke dalam.

"Selamat datang!" sapaan petugas kasir adalah apa yang pertama kali didengar olehnya.

"Saya mau melamar kerja. Bosnya ada?" tanya Hyekyo langsung.

"Oh ada, tapi masih ada pelamar lainnya. Silahkan tunggu di ruangan sana."

Hyekyo mengangguk lalu tersenyum dan berjalan ke ruangan di pojok itu. Semoga saja rencananya tidak ketahuan. Karena ia juga berniat bekerja paruh waktu di Subway, jika sempat.

(not) PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang