yang ini pendek dulu ya.. part berikutnya baru panjang.. terimakasih buat vote dan comment nya yaa!!!
Besoknya Hyekyo bangun dan merasa sangat pusing. Astaga. Ia tidak minum satu botol soju. Ia minum satu gelas anggur. Dan ia semabuk itu.
"Song Joongki," panggil Hyekyo.
Pintu kamarnya dibuka lalu Joongki masuk ke dalam kamar. "Sudah bangun? Bagaimana? Kepalamu masih sakit?" tanyanya langsung.
Hyekyo mengangguk sambil tetap memejamkan matanya. Ia merasakan kasurnya sedikit bergoyang. Joongki duduk di tepi kasur nya.
"Aku akan menelpon sekretaris Kim supaya jadwalku untuk hari ini dibatalkan semua," kata Joongki. Namun tangannya yang terjulur untuk mengambil ponsel ditahan oleh Hyekyo.
"Tidak. Kau berangkat saja. Aku akan baik-baik saja setelah istirahat."
"Setidaknya makan sedikit dan minum obatmu," kata Joongki.
"Aku akan meminumnya setelah istirahat sebentar lagi. Lebih baik kau berangkat sebelum nanti kau terlambat."
"Kau lupa aku direkturnya?"
Hyekyo mendengus. Joongki masih saja bisa sombong seperti itu.
"Kuharap nanti malam kau merasa baikan. Ada yang ingin kubicarakan," sahut Joongki.
"Tentang apa? Mantanmu Kim Jiwon itu? Sudahlah. Aku tidak mau tau dan tidak mau dengar."
Terdengar hembusan napas kasar keluar dari mulut Joongki. "Iya. Tentang mantanku itu. Kuharap nanti malam kau sudah sehat."
Hyekyo menggumamkan kata terserah dengan sangat pelan, lalu menelungkupkan dirinya dan menenggelamkan kepalanya ke dalam bantal.
Sial. Kenapa ia ingin menangis?
.
Saat Hyekyo membuka mata, kamarnya gelap. Jadi ia mengira sekarang sudah malam. Tangannya terjulur mengambil ponselnya untuk melihat jam. Baru jam tiga sore.
Ia mendengar suara yang agak ribut dari dapur. Joongki sudah pulang. Pasti ia memutuskan pulang cepat, karena biasanya ia pulang jam delapan malam.
Hyekyo berjalan keluar dari kamar dan duduk di sofa ruang tengah lalu menyalakan televisi.
"Mau makan apa?" tanya Joongki.
Hyekyo menggeleng. "Tidak dalam mood untuk makan. Kau mau cerita tentang apa?"
Gelas di tangan Joongki diletakkannya di meja, lalu Joongki duduk di sebelah Hyekyo dan merangkul bahunya.
"Aku tidak mau kau cemburu. Itu yang pertama," kata Joongki.
"Wah, selamat. Kau gagal melakukannya karena sekarang aku sudah cemburu."
"Kulihat kau tidak paham maksudku?" tanya Joongki.
"Song Joongki, menurutmu saja. Apa yang bisa kupahami dari kau mengajakku datang ke pesta ulangtahun mantanmu dan memberinya hadiah?"
"Kau benar-benar tidak paham rupanya. Aku memberinya tas. Dia itu suka dompet. Tidak pernah memakai tas saat pergi keluar. Dia suka warna putih, aku memberinya warna hitam. Dia suka Chanel, aku memberinya Prada-"
"Sepertinya kau sangat hafal tentang dirinya," gumam Hyekyo.
Ia berdiri dari sofa lalu masuk ke dalam kamar. Berbaring di kasurnya lalu menutup tubuhnya dari kepala sampai kaki dengan selimut.
Song Hyekyo cemburu.
Sementara Hyekyo berusaha keras untuk tertidur di dalam kamar, di ruang tengah Joongki justru mengambil ponselnya dan menelepon kenalannya.
"Ayo kita teruskan rencana kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
(not) Perfect
FanfictionSong Hye Kyo tidak percaya ini. Masa ia harus menikahi laki-laki bernama Song Joong Ki yang tidak pernah dikenalnya, hanya karena perjodohan mereka dicantumkan dalam wasiat neneknya?