Pt 9

2.5K 199 8
                                    

Setelah makan malam, Hyekyo membawa piring ke bak cuci piring dan langsung mencucinya, sementara Joongki berganti baju dan membersihkan diri, karena tadi tidak sempat, hanya cuci muka.

Hyekyo melepas sarung tangannya ketika sudah selesai mencuci piring. Kemudian ia ke ruang tengah dan mendapati jika Joongki sedang duduk di sofa, menonton TV.

Astaga. Bahkan hanya dengan kaus lengan pendek putih dan celana panjang longgar abu-abu, Joongki bisa terlihat sangat tampan.

"Kemari," kata Joongki ketika menyadari kehadiran Hyekyo.

Hyekyo berjalan mendekati Joongki lalu duduk di sofa. Joongki menepuk pahanya, tetapi Hyekyo tidak memahami isyaratnya.

"Kenapa?" Tanya Hyekyo.

"Letakkan kepalamu di pahaku. Kelihatannya kau lelah."

Hyekyo agak ragu, sebelum akhirnya Joongki menarik tangan Hyekyo sehingga kepalanya jatuh di pahanya.

"Melakukan ini saja susah sekali," ujar Joongki. Tangannya terulur mengambil remote TV dan memindah-mindahkan salurannya.

"Kau mau menonton apa?" Tanya Joongki. Hyekyo menggeleng. Tidak ada drama baru yang menarik perhatiannya.

Tangan Joongki akhirnya berhenti bergerak pada saluran yang menayangkan drama Goblin.

"Kenapa kau tiba-tiba ingin kursus?" Tanya Joongki pelan. Tangan kanannya yang tidak digunakan untuk menumpu tubuhnya memainkan rambut Hyekyo.

"Geunyang.. merasa bersalah kau harus bangun pukul enam, memasakkan makanan, sementara aku masih tidur di dalam kamar."

"Kau tahu tidak?"

"Apa?"

"Kau tidak harus jadi istri yang sempurna. Karena ketika kau bersikap apa adanya, itulah definisi istri yang sempurna menurutku," jawab Joongki.

Hyekyo mengangguk, berusaha menyembunyikan rona merah di wajahnya.

Pukul sebelas malam, Joongki mematikan televisi, lalu mereka berdua pindah ke dalam kamar.

"Bisakah malam ini ACnya dimatikan?" Tanya Hyekyo sambil melepas ikat rambutnya.

"Kenapa? Dingin?"

Hyekyo mengangguk.

"Arasseo. Hari ini kita tidak akan memakai AC," putus Joongki lalu mematikan AC.

Hyekyo mengucapkan terimakasih, lalu naik ke atas kasur dan menarik selimut sampai sebatas dagunya. Malam ini entah kenapa dingin sekali. Padahal suhu tubuhnya normal. Ia tidak demam.

"Kau sudah tidur?" Tanya Hyekyo ketika tidak mendengar suara dari sebelahnya.

"Belum," balas Joongki sambil menggeleng.

"Mm.. Boleh pinjam kaus kakimu?" Tanya Hyekyo lagi.

"Kaus kakimu kenapa?"

"Aku lupa membawanya dari rumah."

"Tidak usah kaus kaki," kata Joongki.

"Lalu apa?"

"Cukup ini." Tangan Joongki menarik Hyekyo mendekat dan ia mendekapnya erat, menyembunyikan wajah Hyekyo di dadanya.

"Bagaimana? Hangat?" Tanya Joongki.

Ia dapat merasakan Hyekyo mengangguk. Lalu Joongki terkekeh pelan.

"Selamat malam," ujarnya lalu mengecup pucuk kepala Hyekyo.

(not) PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang