Pt 15

2.2K 162 36
                                    

Hyekyo menatap tidak percaya pada suaminya yang justru menatapnya dengan santai ini.

"Kau menghabiskan dua juta won hanya untuk ini?" tanya Hyekyo tidak percaya sambil menunjuk apa yang ia maksud.

"Oh ayolah. Aku tidak mau kau pergi ke pesta ulang tahun mantanku dengan memakai kaus, celana jins dan sepatu kets, jadi aku membelikanmu ini. Aku sudah menanyakan ukuran bajumu pada ibumu jadi ini tidak mungkin tidak pas," kata Joongki panjang lebar.

"Song Joongki. Ini hanya sebuah gaun. Acara yang bisa kuhadiri dengan gaun seperti ini hanya dua. Ulangtahunku dan ulangtahun keluargaku."

"Tidak. Ada tiga. Satu lagi ulangtahun mantanku."

Hyekyo mengacak-acak rambutnya. Tadi siang Joongki pergi keluar, katanya mencari makan siang. Lalu Hyekyo ketiduran. Dan saat ia bangun, ia disuguhkan pemandangan gaun (yang sialnya sangat indah) di depan lemarinya.

Gaun seharga dua juta won yang dibeli Joongki untuk Hyekyo hanya untuk menghadiri ulang tahun mantan pacarnya.

Mau tak mau setelah mandi Hyekyo memakai gaun itu. Karena ia memang tidak ingin datang ke acara ulangtahun mengenakan kaus dan celana jins. Lalu ia tidak punya gaun lain.

"Sudah. Kau puas?" tanya Hyekyo ketika keluar dari kamar dan mendapati Joongki sudah siap dengan tuksedonya.

Joongki tersenyum. Sangat lebar. Ia tidak pernah melihat Hyekyo secantik ini selain ketika pernikahan mereka berdua.

"Ayo berangkat, tuan putri," kata Joongki.





.




Pesta ulang tahun mantan Joongki ini benar-benar meriah. Sudah di hotel bintang lima, dilengkapi dengan kemananan yang luar biasa. Bahkan penjaga pintu masuknya membawa senjata.

"Temani aku ucapkan selamat ulangtahun padanya," kata Joongki seraya menoleh ke Hyekyo.

"Kau saja sendiri. Aku akan menunggu disini."

Joongki mendengus. Ia tetap menyeret tangan Hyekyo mengikutinya. Karena tidak ingin terlihat memalukan akhirnya Hyekyo berjalan kembali seperti biasa.

"Oh, Joongki. Kau datang?"

Hyekyo menaikkan kepalanya yang semula ia tundukkan karena ingin melihat kakinya yang terasa sedikit ngilu. Kemudian ia melihat perempuan itu. Mantan Joongki.

Kim Jiwon.

Itu teman SMAnya dulu.

Jiwon membuat getsur hendak mengecup pipi Joongki ketika melihat kehadiran Hyekyo.

"Oh? Temanmu? Atau kekasihmu?" tanya Jiwon kikuk.

Joongki tersenyum sumringah. "Ini yang kapan hari hendak kukenalkan padamu. Kenalkan, dia Song Hyekyo. Istriku. Kami menikah bulan lalu," kata Joongki. Ia menoleh dan mengecup pipi Hyekyo.

Hyekyo tidak dapat menahan senyumnya saat melihat muka Jiwon yang benar-benar tampak konyol.

"Halo. Song Hyekyo. Senang bertemu denganmu," ucap Hyekyo. Ia hendak mengulurkan tangannya namun tidak jadi.

Joongki mengambil alih kotak kado berwarna putih di tangan Hyekyo lalu menyerahkannya ke Jiwon.

"Tas ini tidak semahal yang dapat kekasihmu berikan, tapi aku harap kau suka," kata Joongki.

"Kami putus empat bulan yang lalu," sahut Jiwon. Tangannya terulur menerima kotak Joongki.

"Mungkin kau sudah lupa kalau aku lebih suka dompet daripada tas, tapi terima kasih," lanjutnya.

Setelah berbicara sebentar, akhirnya Joongki dan Hyekyo berjalan menyingkir dari panggung, memberi kesempatan pada yang lain untuk naik.

Joongki bertemu kawan-kawan lamanya, tapi tidak ada seorangpun dari mereka yang Hyekyo kenal. Maka dari itu ia hanya duduk di salah satu kursi dekat pintu, diam sambil bermain ponsel.

"Kau bosan?" tanya sebuah suara. Hyekyo mendongak. Ada Joongki dengan gelas berisi anggur di tangannya.

Hyekyo tidak menggeleng ataupun mengangguk, tetapi mengambil gelas di tangan Joongki. "Kau harus menyetir. Sopir Kim kau liburkan hari ini."

Joongki tidak dapat berkata-kata melihat Hyekyo meneguk anggurnya sampai habis.

"Mungkin sebaiknya kita pulang sebelum kau membuat kekacauan karena mabuk," gumam Joongki.

Ia melambaikan tangan kecil saat menoleh dan mendapati Jiwon sedang menatapnya lekat-lekat. Setelah itu ia menggandeng Hyekyo keluar dari hotel, memasukkannya ke dalam mobil dan mengemudikannya sampai rumah.

Joongki terpaksa harus menggendong Hyekyo ketika tiba di rumah karena Hyekyo yang sudah tidak sadar. Sebelum menikah, ibu Hyekyo sudah mengingatkan kepadanya, kalau Hyekyo itu mudah sekali mabuk.

Sial. Ternyata Hyekyo berat juga.

(not) PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang