02. Lunch

857 35 0
                                    

Tes.

Tes.

Tes.

Hujan mulai reda, hanya tinggal tetesan dari genting.
Teeeettt. Teeeettttttt.

Bergitu terdengar bel pulang berdering, lapangan dan halaman sekolah yang tadi sepi berubah kek dipasar. Ada yang teriak-teriak manggil temennya, ada yang langsung ke parkiran, ambil motor. Ada yang sengaja kongko-kongko dipinggiran lapang outdoor. Ada juga yang iseng main air hujan. Ada juga yang lagi ketawa-ketawa rumpiin  gebetan. Bahkan ada yang tengah berkasih-kasihan dihalaman belakang sekolah.

Tapi...apa yang kulakukan disini?  Cuma diam menonton riuhnya mereka dibawah sana. Aku memang selalu menunggu sekolah sudah sepi, barulah pulang. Bukan berniat menunggu seseorang tapi...sengaja menghindari seseorang. Atau menghindari tatapan benci dari fangirl-nya Jungkook.

Nyaliku ciut begitu berada di zona luar sekolah atau disaat aku sedang sendiri.
Karena aku terbiasa berani saat ada Hobee atau yang lainnya.
Hari ini Hobee gak bisa nemenin aku pulang telat. Dia mau les bersama yang lainnya. Hh...kalo gini caranya, aku juga akan ikut les saja.

Sebersit senyum terukir dibibirku.
Drrttt..drrtttt...

"Sua? Aku menunggumu,"
Loh? Katanya les...
"Hey, oke."

Aku cepat turun tapi ditangga aku malah berpas-pasan dengan Jungkook.

"Hai, Kook." sapaku
Dia melengos. Wajahnya ditekuk sedemikian rupa.

"Ngapain lo? Nunggu gue?" tanyanya.
"Mwo? Ani, gue nunggu Hobee..." sahutku.

"Lo pacaran sama Jhope hyung?" tanyanya lagi.

"Ani... Gue kan tunangan lo," jawabku.
"Tapi lo gak bersikap kek tunangan gue!"

"Mwo? Ani." aku bingung dengan jawabku.
"Bukannya sikap kita sama ya? Kita ga menginginkan perjodohan ini kan?" lanjutku.

"Lalu kenapa lo bilang I love you waktu di pertandingan tempo hari?" selidiknya.

"Fangirl lo juga banyak yang neriakin gitu. Mereka berharap sekali nampaknya," sahutku.

"Lo juga kan?" Jungkook makin deket.
"Gue...suka performa lo, permainan basket lo, suara lo saat nyanyi." jawabku.

"Jadi?" Jungkook mendekat.

"Mworago? Gue cuma ikutan ngeramein aja. Biar pemain semua semangat,"

"Jangan-jangan lo mulai suka sama gue," matanya menyelidik.

"Gue emang suka lo, walau dengan cara gue sendiri."

"So...kita jadian kalo gitu." tangan Jungkook menyentuh daguku.
"Jadian? Bahkan kita udah tunangan, Kook." kilahku sambil menepis tangannya.

"Tapi kita ga pernah bahas ini, kan?"

"Apa motif lo? Mo balas dendam ke gue?" aku malah balik tanya.

"Balas dendam? Asal omong !" Jungkook mengibaskan tangannya.

"Hhh, gue pulang dulu aja. Bye...,"
Aku cepat turun. Sesak nih. Dia gak bener-bener ngajak jadian, kan? Pastinya.

Baru sampai titian tangga terakhir, Jungkook melingkarkan tangannya diperutku.

"Aniya... Kita udah jadian. Lo pacar juga tunangan gue sekarang. Terlepas lo suka atau ga suka," bisiknya ditelingaku, hingga menimbulkan weird sense yang berakhir kupu-kupu berterbangan diperutku.
Lalu dia mengecup pipiku. Dan berlalu.

Aku mematung, sampai Hobee tiba dan aku memeluknya.

"Waeirae? Tadi kamu ketemu Jungkook? Dia menyakitimu?" tanya Hobee sambil menilik wajah dan tubuhku.

W H I T E   L O V E (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang