19. CHAOS

341 17 0
                                    


Jungkook masih mengalami periodenya walau gak terlalu sering. Apalagi setelah tau dirahimku telah tertanam benihnya. Tapi...perasaan cemburunya yang membuatku kewalahan.

.

.

.

Aku masih chattan sama Hobee. Walau gak sesering dulu. Karena aku pingin Jungkook baik-baik aja. Dan Hobee ngerti kok tentang itu.

Hal ini pernah dapet tentangan dan komen pedas dari Taehyung.

"Gak pantes lo jalan sama cowo lain, Ra. Padahal lo udah ada Jungkook. Lain hal kalo lo sebatas mainan dia atau kalian cuma pacaran. Tapi lo istrinya," ujar Taehyung bernada ketus.

"Gue cuma punya sahabat Hobee doang, Tae. Saat Jungkook gak bisa ngerti gue, lalu gue harus nyari siapa buat ngecas keberanian gue buat menghadapi Jungkook? Hm?"

Kami bertatapan. Cowo didepanku ini keknya gak percaya padaku. Oke, aku gak minta agar dia percaya.

"Terserah lo Tae. Lo mo ngomong apa ke Jungkook. Yang penting gue pengen yang terbaik buat dia dan dia." kuelus perutku yang mulai membuncit.

"Ra..." Taehyung mencekal lenganku.

"Jangan membuat api semakin besar," ucapnya.

"Tae, gue gak peduli lo atau Jungkook percaya gak sama gue.
Gue lakuin ini buat Jungkook, gue gak peduli gue sampai terluka." kataku.

"Cewe gila, lo!" sentaknya.

"Itu lo tau. Jungkook juga tau. Segila apa gue," kekehku.

Taehyung mengernyit.
"Ra, lo beneran sama Jungkook?"

"Lo masih gak yakin setelah gue hampir mati ditangannya dan gue masih maafin dia?!"

Taehyung diam, tertunduk menatapi lantai.

Lalu setelah itu Jungkook datang. Senyumnya sumringah dan segera memelukku.

"Sore ini kita makan diluar aja ya," cerocosnya.

"Hm.."

"Tae! Gue duluan!" Jungkook melambaikan tangannya.

"Yo!"

>

>

Kami sampai disebuah cafe. Agak asing sih. Ini pertama kalinya dia mengajakku kemari.

"Seafoodnya enak banget disini, fresh!" ujarnya.

Aku cuma ngangguk.

Gak lama datang seorang cewe. Entah siapa. Tapi saat kuingat lagi...Ayu! Ya, Ayu... Cewe yang selalu Jungkook inginkan. Padahal dia tiga tahun lebih tua dari Jungkook.

"Hai, kukira tadi siapa... Apa kabar, Bora?" Ayu menyalamiku.

"Baik, eoni."
Ayu pun duduk tanpa kupersilahkan. Owh! Tentu saja Jungkook senang. Terlihat dari binaran matanya.

"Sebentar lagi kau wisuda, nuna..." tukas Jungkook.

"Ya...begitulah,"

Mereka ngobrol sambil makan. Sedang aku? Jangan tanya! Serasa aku ini nyamuk, jadi kambing congek! Tapi kunikmati seafood itu. Sayang udah dibeli juga. Kupesan jus mangga.

Tanganku sudah gesit menscroll ponselku kesana kemari. Aku bahkan sengaja menonton video ibu-ibu yang hamil dan tengah melahirkan.

"Waahhh! Daebakk! Melahirkan itu sangat susah... Andai laki-laki juga bisa merasakan!" rutukku pelan.

W H I T E   L O V E (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang