11. ...do you love me?

347 17 0
                                    


Sejak itu hubunganku dengan Jungkook mulai membaik. Walaupun selama ini dia belum pernah sekalipun menyatakan perasaannya padaku. Selalu aku. Ya, slalu aku yang menyatakannya. Seolah aku bertepuk sebelah tangan.

Gak terasa waktu, kami ternyata akan menghadapi ujian. Kami fokus pada ujian. Sering rasa sakit mendera saat belajar. Aku gak mungkin mengganggu Jungkook. Minta tolong pada Hobee pun sudah agak kuhindari. Aku gak mau Jungkook dan Hobee berantem gegara aku.

Kulirik jam wekker diatas nakas, jam 02.30. Aku turun, tenggorokanku seret. Kek mo flu nih. Gelasku udah kosong.

Kamar Jungkook udah gelap. Dia udah tidur keknya. Kutuangkan air kedalam gelas. Aku hendak kembali ke kamar.

"Lo belum tidur?"
"Omo! Ngagetin ih!" kupukul lengan Jungkook.

"Eoh? Phi.., lo mimisan Bo."
Jungkook menarik tanganku masuk ke kamar. Dia mencari tissu. Lalu mendudukkanku ditempat tidur. Disekanya darah yang mengucur.

"Jakkab," dia keluar dan kembali membawa sebongkah es batu dibalut kain. Jungkook mengompres hidung dan keningku.

"Chubda?" tanyanya.
"Eoh...anio, sini gue yang pegang Kook." kuambil kompresan tersebut.

"Jangan terlalu lelah, Bo." katanya.
"Hmm... Tapi gue harus, Kook. Gue pengen jadi psikolog. Minimal nilai gue setara dengan nilai penerimaan kedokteran." kilahku.

"Lo pingin jadi psikolog? Hahaha... Gak salah?"
Aku merengut.

"Mianhe...,wae? Ngurusin orang gila apa gak capek?"

"Kan orang gilanya lo, Kook. Gue pengen nyembuhin bipolar lo,"

Jungkook terdiam. Dia beringsut mendekat, menatapku.

"Lo serius, Bo?"
Aku mengangguk. Jungkook memelukku.

"Gomaweo, Bo.. Gomaweo. Gue doain biar lo lulus dengan nilai terbaik." ucapnya. Dan ini kalimat tertulus yang pernah kudengar.

"Hyung... Emh, lo gak pernah hubungi Jhope lagi?" tanyanya tiba-tiba.

"Wae? Kami ngobrol via ponsel, kadang chattan. Selama ujian aja kami gak saling ganggu," jawabku.

"Apa lo selalu sejujur ini?"
"Mwo? Jadi gue harus ngomong apa? Bohong sama lo?" tuntutku.

"Udahlah Kook, ini udah larut. Gak enak didenger Oppa dan orangtuamu." lanjutku.

"Btw, gomaweo buat yang tadi."

Jungkook mendekat,"Lo gak pake bra ya?"

"Kook?!"
Dia tersenyum lalu mengecup bibirku singkat.

Tuh kan? Sebentar marah, sebentar manis.

"Tidur sana," suruhku.
"Iya...bawel!"

.

.

.

Beberapa hari kemudian...

"Hari ini Prom Night," kata Jungkook.

"Trus?" kuangkat kedua alisku.
"Lo dandan yang cantik ya? Buat gue, bukan buat Jhope," lanjutnya.

"Yang gue lakuin selama ini emang buat lo, Kook." sahutku.

"Gue duluan pergi sama anak-anak ya?" ijinnya.
Aku mengangguk.

"Ayu jadi dateng, Kook?" tanyaku.
"Lo ga suka dia dateng?" nadanya berubah dingin.

"Gwenchana. Toh gue selamanya gak bisa nyaingin dia ya, Kook."

"Bo, jangan bikin gue badmood, deh!" selanya.

W H I T E   L O V E (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang