14. Blue Night 2

393 15 0
                                    


Malam dingin, tak berbulan juga tak berbintang. Lengkap rasanya keterpurukanku malam ini.

Airmataku udah mengering dari tadi. Tapi Jungkook gak bersuara. Dia hanya memandangi sungai itu. Sekali-kali riaknya membuatnya bergeming.

Ponselku berdering. Jimin? Aku gak mengangkatnya, merejectnya lalu memposkan pesan.
'Udah ketemu. Don't call. Jangan kasihtau yang lain.'

"Lo jijik?" tiba-tiba Jungkook memecah hening. Suaranya parau. Matanya masih menatap sungai Han.

"Bukannya aku yang menurutmu menjijikan?" balasku, menatapnya.

Dia melenguh, menjambak rambutnya sendiri. Frustasi.
Kutepis rasa sakitku untuk sementara. Saat ini, suamiku membutuhkanku. Dia begitu rapuh. Dia sakit.

Aku beringsut mendekat. Kupeluk dia. Gak disangka, diapun membalas pelukanku sangat erat. Kepalanya menyusup diceruk leherku. Lalu menangis tergugu layaknya anak kecil yang kehilangan mainannya.

Kubiarkan dia begitu. Hingga dia tidur diatas pangkuanku. Wajahnya begitu tenang. Sesekali dia bergerak, lalu berbalik memeluk pinggangku, yang artinya wajahnya menghadap ke perutku.

Salahkah aku tetap menyayanginya? Walau dia berusaha keras seolah membangun dinding kokoh dihatinya untukku, tetap dia membuka celah untukku. Entahlah, itu yang kurasakan.

Kicau burung, angin pagi dan...yak! Matahari mulai menyembul di ufuk timur. Hangat. Orang mulai berlalu lalang, ada yang berolahraga, sekedar jalan pagi, atau jogging.

Kubelai rambutnya sayang.
"Kook... Honey, irreona..ppali."

"Nngggghhhh...." dia menggeliat, mungkin karena udara pagi yang dingin.

"Kook...irreona." kutepuk pipinya.
"Dingin..." desahnya.
"Ya udah, kita masuk mobil dulu yuk. Nanti kau boleh tidur lagi,"

"Hm? Dimana kita?" dia bangun.
"Kau yang mengajakku kesini." jelasku.

"Aku lapar.."
Aku tersenyum lalu mengulurkan tanganku padanya. Dia menerima uluran tanganku dan melingkarkan tangannya dipinggangku.

 Dia menerima uluran tanganku dan melingkarkan tangannya dipinggangku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mianhe...." gumamnya.
Kami bertatapan. Kucercahkan sebuah kecupan singkat dibibirnya.

Hal yang kalo secara logika gak mungkin kulakukan, setelah aku menyaksikan sesuatu yang membuat hatiku remuk redam.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
W H I T E   L O V E (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang