Putih. Sekelilingku berwarna putih. Dimana aku?"Bora-ya..."
Ada yang mengelus kepalaku. Menciumi pipiku."Mama..."
"Ini Mama sayang,"
"Ma...hiks, hiks...." Mama memelukku.Aku masih gak ngeuh dengan yang terjadi. Aku hanya ingin menangis. Lalu Mama Jungkook meraup tubuhku, menangis, meraung dan terus meracau minta maaf padaku.
Aku coba mengingat-ingat apa yang terjadi. Oh, ya..terakhir kali aku berada di kamar mandi dengan keadaan yang mungkin mengenaskan.
"Maaa...ma-naa Jungkook?" tanyaku.
Mama menggeleng,"Gak, Jungkook gak boleh ketemu kamu lagi. Demi kebaikanmu. Maafkan Mama, Bora...""Kenapa, Ma? Kenapa Jungkook? Dia gak apa-apa, kan?" tanyaku kuatir.
Ada ribut-ribut diluar.
"Gak boleh! Keluar! Bawa dia pergi, Tae!""Gue pengen nemuin Bora! Gue pengen ngomong ama dia, Bang! Bang! Anj***, Wonwoo!! Minghyun hyung! Jebal.. ! Gue pengen nemuin Bora...hiks!"
"Kook?!"
PLAK!!"Papa..." aku tercekat seketika. Papa menampar Jungkook. Ada apa ini? Apa mereka marah gegara luka-luka ini?
"Pa! Jangan pukul Kook, Pa." erangku.
Dan aku turun dari tempat tidurku. Aku meringis karena jarum infus yang terlepas."Bo! Maafin gue, Bo...maafin gue." Jungkook berhambur ke arahku. Tapi,
"Sua, masuklah. Kau butuh istirahat," ucap Hobee sambil merangkulku kembali kedalam.
"Seok-ah? Ke-kenapa? Ada apa sebenarnya?" kudorong tubuh Hobee.
"Sudahlah, kumohon Sua."
"Seok-ah, biarkan aku ketemu Jungkook." kataku."Untuk apa? Agar dia menyakitimu lagi? Cukup, Sua. Cukup kamu bertahan demi laki-laki brengsek itu!"
Kuraup jaketnya,"Jangan sampai aku membencimu karena ini, Seok-ah!"
"Apa kamu gak sadar, Bora kalo kamu lagi hamil? Dan kamu keguguran, gara-gara Jungkook. Hiks...hiks.." cetus Mama.
"Ha-hamil?" aku tertegun. Aku hamil? Kepalaku semakin berdenyut.
"Baru tiga minggu," gumam Hobee. Kulepaskan tanganku dari jaket Hobee.
"B-bayiku... Aku hamil?"
Hobee mengangguk. Dia meraihku dalam pelukannya. Aku menangis dipelukannya."Wae...." dan akupun ambruk.
.
.
.
Aku tinggal dirumah Mama lagi sekarang. Aku cuti kuliah. Aku kesal sama semua. Aku marah sama semua. Aku gak mau kemana-mana. Aku hanya berkeliling didalam rumah. Ponselku pun lama gak kuaktifkan. Aku gak mau ketemu siapapun kecuali orang rumah.
Bahkan Hobee.Aku duduk sambil memeluk lutut, menatap lembayung senja. Entah sekarang tanggal berapa, hari apa. Aku udah gak perduli.
Berkali Mama Jungkook datang, aku gak mau nemuin. Aku tau keluarga Jungkook gak salah. Tapi aku lagi gak mood bicara dan ketemu mereka. Aku gak mau ingat kejadian malam itu dan malam-malam sebelumnya.
"Bora-ya...ada Jisung, bukalah." kata Mama.
Aku menulis sesuatu dikertas. Lalu kuselipkan dibawah pintu."Baiklah eoni, aku mengerti. Aku harap, eoni cepet pulih." kata Jisung.
Mianhe, Jisung-ah...
"Ra, ini aku..." Minhyun?
Cklek.Tersembullah wajah kyuut oppaku. Dia tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
W H I T E L O V E (End)
FanfictionCinta itu hakikatnya memberi, memberi dan memberi. Gadis itu entah linglung atau bodoh atau terlanjur sayang pada seorang cowo hyper jutek, galak dan ga berperasaan! Yang dia lakukan memang gila! Diluar batas kemampuan manusia normal... Dan pada ak...