.
.
"Seok-ah, maukah kau jadi suamiku? Jadi orang yang melindungi dan mencintaiku?" tanyaku.
"Apa-apaan lo?!" Jungkook membalikkan badanku. Dia meremas kedua bahuku.
"Kita cerai, Kook." ucapku.
"C-ce-rai?" Jungkook terbata. Manik hitamnya menusuk sampai ulu hati."Gue gak ada alasan buat kita cerai," sahutnya dingin.
"Tapi gue ada. KDRT udah jelas, gue udah punya visum dari rumah sakit waktu itu. Gue tinggal pulang, Papa dan Minhyun yang bakal ngurus semuanya..." suaraku bergetar.
"Kenapa jadi gini sih?!" dia meninju dinding. Seketika lebam tercipta dari benturan itu.
"Oke. Gue bebasin lo sekarang juga! Lo urus anak itu dan pastinya dia bukan anak gue kan? Dia anak kalian berdua," dia memandangiku dan Hoseok.
PLAKK!!
"Fine! Oke! Cukup lo ngehina gue, Kook! Tapi jangan pernah lo gak ngakuin dia anak lo. Udah jelas, kita jalan masing-masing. Gue juga gak mo anak gue mati konyol lagi gegara bapaknya!" seruku marah.
"Bo! Gue gak bunuh anak kita, Bo!" teriaknya histeris.
"Iya! Lo bunuh anak gue! Ini, cincin ini udah gak pantes gue pake. Kasih aja ke Ayu...," kuberikan cincin itu pada Jungkook.
"Kalo lo pingin punya anak, minta aja ke Ayu." cicitku.
"Bo..." suara Jungkook merendah.
Aish! Aku selalu gak tega gini. Kuhampiri lelaki itu, lelaki yang sakit jiwanya, yang betapa bodohnya aku tetap menganggapnya waras dan mencintainya.
"Bo, lo pergi gue sama siapa? Gak ada bisa ngerti gue selain lo," bibirnya bergetar.
Kuusap wajahnya. Kucoba tersenyum.
"Gue bodoh udah ngerti lo, Kook. Gue bodoh jatuh ke lubang yang sama. Gue bodoh mau mertahanin lo demi cinta gue. Intinya, disini cuma gue yang berusaha. Lo janji nemenin gue dan berusaha buat sembuh, tapi gue gak liat itu. Mianhe, gue harus pergi. Tanpa gue, mungkin lo bisa lebih baik." paparku.
Jungkook mencekal lenganku.
"Andwe! L-lo...jangan pergi! Hajima..."Kucercahkan sekilas kecupan dibibirnya. Ciuman terakhirku.
Aku tersenyum.
"Gomaweo...Kook," bisikku.
Jungkook menggeleng."Andwe...andwe!!"
Perlahan kulepas tautan tangannya. Aku harus yakin.Aku berjalan dipapah Hoseok. Jungkook mengejarku, Hoseok menahannya. Aku harus tega dan berusaha gak liat ke belakang.
Aku menyebrang karena mobil Hoseok ada disebrang sana.
TIIINNNN!! BRAAAKKK!
"AAAAHHH...."
..
.
.
.
"SUAAAA!!!"
.
.
.
"BORAAAA!! ANDWE!!"
.
.
.
Gelap. Tapi telingaku masih dapat mendengar semuanya.
"Bo! Andwe! Jangan ninggalin gue kek gini!!"
"BORAAA!!"
>>>>Skip
KAMU SEDANG MEMBACA
W H I T E L O V E (End)
FanfictionCinta itu hakikatnya memberi, memberi dan memberi. Gadis itu entah linglung atau bodoh atau terlanjur sayang pada seorang cowo hyper jutek, galak dan ga berperasaan! Yang dia lakukan memang gila! Diluar batas kemampuan manusia normal... Dan pada ak...