Tok. Tok. Tok."Bo! Cepetaaaannn!" teriak Jungkook didepan kamarku.
"YAAKK!!" balasku sambil membuka pintu.
Jungkook menatapku, lalu menggaruk tengkuknya. Dan kurasa itu gak gatal. Wajahnya kek merasa bersalah gitu.
"Mianhe, lupa, kupikir dirumah. Kupikir Oppa yang manggil...." dustaku. Tapi emang aku lupa kalo aku saat ini dirumah Jungkook.
"Ya sudahlah, ayo. Ada yang mau Mama omongin ke kita," ujarnya.
Mama Jungkook memandangi kami. Lalu beralih ke Jisung.
"Mama mau minta tolong sama kalian, khususnya kamu, Bora-ya..." ucap Mama.
"Apa Ma? Semoga aku bisa bantu," sahutku.
"Makasih. Emh...Papa dan Mama harus pergi ke Macau. Seseorang yang penting dalam hidup kami berdua, meninggal. Tapi, yang bikin Mama berat itu Jisung." kata Mama.
Aku mengangguk," Jisung? Dia akan baik-baik aja Ma, kan ada kita berdua disini. Lagian, Wonwoo oppa dua hari lagi mungkin pulang dari ekspedisinya."
Mama Jungkook tersenyum dan menggenggam jemariku.
"Kamu memang bisa Mama andalkan, Bora.""Aku akan baik-baik saja, Ma. Ada Bora eoni, aku gak akan kelaparan. Tenang saja," cetus Jisung.
"Yak, dan kamu jangan nyusahin kakak-kakakmu, eoh?"
"Sip,"
"Dan kamu, Kook. Jagain Bora dan Jisung. Jangan main terus, hitung-hitung belajar jadi kepala keluarga. Arra?"Jungkook mengangguk. Dia gak banyak bicara.
"Bora-ya, ini kartu Mama. Pakailah untuk sehari-hari, bila ada urgen atau apa.""Kok dikasih ke Bora sih, Ma?" protes Jungkook.
"Mama percaya sama Bora. Waktu itu kamu pakai sampai abis limit Mama," sergah Mama Jungkook.Aku menahan tawa.
"Ma, kita berangkat dulu ya Ma... Ayo Kook, Jisung telat ntar sekolah." ajakku.Setelah pamitan bla, bla, bla... Kami nganterin Jisung. Masih ada waktu 20 menitan lagi sampe sekolah.
"Orangtua gue, si abang, adek gue, sayang sama lo Bo. Enak banget lo," Jungkook mecah kesunyian.
Aku menoleh ke arahnya. Tersenyum.
"Lo sayang gue gak?" tanyaku."Huh? Uhm.."
"Gue tau, gak usah bahas deh. Oya, gue ada pelajaran tambahan nih. Pulang malem keknya, gue ntar naik greb aja." kataku."Jadi gak usah jemput nih?" tanya Jungkook sambil natap.
"Yoi. Kan lo ada janji Kook, lupa ya? Jangan dibiasain lupa. Takutnya bener-bener amnesia lagi, kan ngeri.." sahutku sekenanya dan emang ngena keknya dihati Jungkook. Telak!
"Dan sebelum lo pergi, jemput Jisung dulu. Pesenin makanan buat makan malem, dia suka laper kalo malem-malem..." imbuhku.
Aku tau itu. Dia ada janji ketemuan sama Ayu. Kakelnya dulu. Itu yang kutau dari Hobee.
Cewe Jungkook emang banyak. Termasuk yang disekolah. Ada Sana dan Eunri yang sekelasan sama dia. Belum lagi yang adek kelas. Cowo hitz emang.Aku juga gak tau sejauh mana Jungkook sama cewe-cewe itu berhubungan. Apa cuma kiss-kisaan aja, sayang-sayangan, atau pangku-pangkuan atau lebih dari itu...? Dan, aku gak mau tau. Asal gak didepan mata aja.
"Kok ngelamun? Kita udah sampe nih," suara Jungkook menyadarkanku.
"Ohh.." aku mau buka pintu, tapi..
"Bo, lo gak suka gue pergi sama Ayu?" tanyanya tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
W H I T E L O V E (End)
أدب الهواةCinta itu hakikatnya memberi, memberi dan memberi. Gadis itu entah linglung atau bodoh atau terlanjur sayang pada seorang cowo hyper jutek, galak dan ga berperasaan! Yang dia lakukan memang gila! Diluar batas kemampuan manusia normal... Dan pada ak...