03. Prequel

566 27 0
                                    


Jungkook's pov

Gue lempar tas sembarang. Apa sih yang lagi gue lakuin sekarang? Udah jelas, cewe bernama Kim Bora itu, tunangan gue. Trus, ngapain juga gue mesti jadian ulang? Bora manis, cuma sayang...dia kek murahan gitu. Ke tiap cowo dia emang ramah. Terlebih sama Jhope. Mereka ada hubungan apa sih? Ah! Ngapain juga gue mikirin itu?

Ponsel gue bergetar. Mama...
"Ya, Ma?"
"Nanti kita makan malamnya diluar, Sayang. Udah lama kita gak ketemu sama calon mertuamu," kata Mama.

"Ahh..ya,"
"Kakakmu juga nanti hadir kok," lanjut Mama.
"Hemm..."

Ada apa lagi? Kalo bukan karena Mama... Benar kata Bora, kami gak menginginkan pertunangan ini. Tapi, kenapa aku merasa keberatan dia jalan dengan seseorang? Dia jadi supporter setia kala pertandingan. Walau dia nyupport buat semua, tapi yang kemaren...pengecualian. Tumben. Dia mulai ada rasa padaku? Dia masih jalan dengan Jhope, mana mungkin ada rasa padaku...?

.

.

.

Malam ini semua keluarga berkumpul, makan malam disebuah resto. Mama emang malesan kalo harus repot-repot masak dirumah.

Sesekali aku melirik Bora. Gadis itu punya style juga. Dengan blouse brokat putih dan flatshoes senada.. Dia kek malaikat. Kook! Sadar, woyy!!

"Apa kalian akan tinggal bersama setelah ini?" tanya Papa.
"Mwo?" tanya kami berbarengan.
What the.... Pikiran macam apa itu, atau ini serupa ujian aja?

"Rasanya gak baik kita tinggal seatap, Pa. Kalo pun karena aku akan ditinggal pergi berbisnis kedua orangtuaku, bukan berarti aku harus tinggal dengan calonku. Iya kan?" kata Bora.

"Aku tau maksud Papa baik, agar aku gak kesepian atau agar aku bisa terpantau. Tapi menurutku kami lebih baik gak tinggal bersama," lanjutnya.

"Bukan begitu Ma, Pa?" dia menoleh ke arah orangtuanya.

"Kami terserah padamu, Bora... Soalnya kau gak mau ikut kami."sahut Papa Bora.

" Tanggung Pa, kan bentar lagi kita ujian. Ya, harus serius belajar kan?"

"Putrimu ini bertanggung-jawab sekali, Kim Dong Woo." sela Papaku.
Mereka tertawa. Apa yang mereka tertawakan?

"Hmm, baiklah. Nanti Jungkook atau kami akan sering menengokmu," ujar Mama.

Bora mengangguk. Aku tersenyum sinis. Iyalah, dia pingin bebas, mungkin berduaan dengan Jhope. Jhope? Aku ga akan memberimu kesempatan berduaan dengannya!

"Aniya, kalo menurutku kita tinggal bersama saja. Teman-temanmu adalah teman-temanku juga kan, Bora?"

"Baiklah, tapi bukan di apartemen Jungkook kan? Tinggal dirumah Mama dan Papa?" Bora menatap kedua orangtuaku.

"Tentu saja, sayang..." sahut Mama.
"Oh, baiklah..."

Yes! Welcome to my hell, baby! Gak kebayang aku akan ngerjain dia sepuas hati.

.

.

Dan, seminggu kemudian...
Pagi ini pemandangan yang selalu kunantikan...

Benar saja, Bora adalah anak yang patuh, rajin dan pintar. Mamaku senang padanya. Saat inipun Bora membantu membuat sarapan.

"Omurice?" tanyaku.
"Ne. Selamat menikmati, semoga kalian suka...." sahut Bora.

Semua mencicipi omurice buatan Bora.
"Emhh...delicious, sayang. Makasih ya sarapannya. Mama gak begitu suka masak sih.." ujar Mama.

"Waa...calon adik iparku ini pintar masak juga. Thanks omurice-nya." sela Wonwoo, kakakku.

W H I T E   L O V E (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang