21. Goodbye...

510 22 0
                                    

Teman-temanku hadir. Senggaknya mereka memberi dukungan dengan kepedulian mereka.

"Makan, Kook." Jimin memberiku burger.

Aku menggeleng," Bora aja gak makan, Jim."

"Bora lain lagi. Dia emang cewe kuat lahir batin. Gue gak raguin dia," sahutnya.

"Tapi lo harus makan.. Yang ada ntar si Bora marahin kita lagi, ya..palingan lo kena semprot dia yang gak tedeng aling-aling gitu," Taehyung menimpali.

"Ne, Bora emang gitu orangnya.. Gue kangen dia,"

Ahh! Satu luncuran airmata berhasil menjebol pertahananku.

"Udah, nih makan dulu. Bora nanti juga bangun, lo harus punya energi nyambut kesembuhan dia." sambung Jin.

"Iya, kalo lo sakit siapa yang bakal ngurus anak lo? Secara lo udah diusir nyokap lo," Min Yoongi bersidekap sanbil memandangku.

"Anak gue...ntar yang ngurus, Jhope. Kalian juga ya...bantuin,"  sahutku.

"Ide siapa nih? Emang lo sama Bora mo kemana?" tanya Tae

"Ide istri gue. Dia gak mau anak kami diurus sama gue. Ya...gue nurut aja, Jhope hyung emang sangat sayang sama Bora," ujarku

"Ini apaan sih? Gaje banget... Sumpah!"

"Tae, itu juga kalo terjadi hal buruk. Gue masih berharap dan yakin kita berdua yang bakal ngebesarin anak kita..."

"Tapi lo liat sendiri kan, Bora diem mulu. Dia gak bangun-bangun. Gue udah takut kalo dia ninggalin gue, Tae! Gue jahat banget!"

Kutelungkupkan wajahku. Kudengar Tae mengerang frustasi.

Tiga jam berlalu. Dan teman-temanku masih disini. Jhope berdiri dekat pintu, seolah gak mau ketinggalan informasi. Aku menghampirinya.

"Hyung..."
Jhope menoleh.

"Eh, Kook... Ada apa?"
"Gomabta hyung..."

Aku menunduk,"Gue udah jahat sama kalian. Mianhe,"

Jhope menepuk lenganku.
"Gue udah lupa. Kita konsent sama keselamatan ibu dan anak itu,"

Aku mengangguk. Walau Jhope tersenyum, kulihat ada kekhawatiran diwajahnya.

"Hyung, ada yang lo sembunyikan?" tanyaku.

"Aniya...cuma saja gue kuatir, kanker yang diidap Bora udah nyebar. " kata Jhope.

"Kanker?" aku terlonjak.

"Hm.. Kemaren itu, dia mau chek-up. Gue yang nemenin. Dia takut kankernya berimbas ke bayi dalam kandungannya."

Ya, cuma sama Jhope Bora bisa seterbuka itu. Padaku? Dia bilang dia sakit aja gak.

"Kook, lo jangan salah paham. Kenapa Bora mercayain masalah ini ke gue? Karena lo sendiri pun lagi sakit. Mana periode lo susah ditebak lagi," jelas Jhope, tau aku salah paham.

"Gue tau, gue terlalu cinta sama Bora jadi.."

Dokter keluar dari ruang operasi.

" Selamat, putri anda lahir dengan sehat." kata dokter.

"Istri saya, dok?"
Dokter menepuk bahuku.

"Masih koma, maaf."

>

>

Semua bergerak kek slow motion gitu saking aku merasa panik. Yang kutau pasti, wanita yang kucintai sedang bergelut dengan maut didalam sana.

W H I T E   L O V E (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang