¥"Dan, dari abu kembali ke abu... Dari tanah kembali ke tanah... Kim Bora telah berpulang pada-Mu..."
¥
Jungkook's pov
Berbulan kulewati diruangan ini. Kalo aku ngamuk karena ingat Bora, maka aku akan diikat, dibebat. Kalo Bora lihat, dia pasti sedih. Ya...siapa yang gak sakit hati? Siapa yang gak merasa kehilangan? Orang yang kita cintai, yang kurasakan cinta mati padanya, karena gak ada yang menyamai cintaku, sayangku padanya...pergi untuk selamanya.
"Berani-beraninya lo ninggalin gue Bo," gumamku.
Karena saking cintanya aku padanya, aku sangat membencinya karena meninggalkanku. Aku mengurung jiwaku dalam kegelapan.
Aku seperti dilempar pada kenyataan, begitu Jhope mengajakku bertemu seseorang.
"Kook, lihatlah..." Jhope mengulurkan tangannya untuk menyingkap kelambu dari ranjang mungil itu.
"Jeon Bora kecil," ucap Jhope.
Jeon Bora, ulangku dalam hati.
"Dia...Jeon kecilku, hyung?" tanyaku.
Jhope mengangguk sambil tersenyum.
"Small and beauty..." gumamku. Kuulurkan tanganku, mengusap kepalanya yang rambutnya lebat, pipinya yang chubby, bibirnya yang mungil.
"Yepeo..." ucap Jhope.
Makhluk kecil itu, Jeon kecilku, Jeon Bora, menggeliat. Aku tersenyum.
"Bora merawatnya dengan baik ya, hyung? Dia gak butuh aku," aku menunduk mengecup kening malaikat kecilku.
"Jungkook-ah.."
"Gwenchana hyung, aku bisa menerimanya saat ini. Terima kasih udah mau merawat dan membesarkan Jeon kecilku," tukasku, menahan pedih dihatiku.
"Aku masih merasa dia disini, masih bersamaku hyung. Ya, semua salahku." rintihku.
"Kook, ayo kita pulang..."
Aku mengangguk...
.
.
.
.
.
Tiga tahun kemudian....
"Appa!!"
Rambut kuncir bocah tiga tahun itu naik turun seiring irama tubuhnya yang berlari berhambur kepelukan Jhope."Bora-yaa...! Aigoo, gadis kecil Appa. Kenapa belum tidur?" tanya Jhope.
"Jimin ahjuti belitik tidulna." rungut Bora sambil memanyunkan bibirnya.
"Oya? Waahhh...Jimin ahjusi nanti Appa jewer ya?"
Bora menggeleng, "Gak boleh Appa. Jimin ahjuti tapek nemenin aku, katian."
KAMU SEDANG MEMBACA
W H I T E L O V E (End)
FanfictionCinta itu hakikatnya memberi, memberi dan memberi. Gadis itu entah linglung atau bodoh atau terlanjur sayang pada seorang cowo hyper jutek, galak dan ga berperasaan! Yang dia lakukan memang gila! Diluar batas kemampuan manusia normal... Dan pada ak...