{Extra Part}

16.8K 470 7
                                    

"Raizer? Kau dimana?" Tanya Pricell mencari makhluk kecil yang sangat dicintainya itu ditaman belakang rumah.

Usia anaknya sekarang lima tahun. Sudah lima tahun lamanya semenjak Pricell melahirkan dan sekarang keluarga kecil mereka sedang berlibur ke Negara C.

"Ibu, aku disini." Teriak Raizer dari arah dapur.

Pricell segera menuju dapur dan melihat anaknya itu sudah mengacaukan dapurnya. "Raizer, kau sedang apa?" Tanya Pricell heran sambil menghampiri Raizer.

"Aku ingin membuat susu, tapi aku tidak tau dimana tempat susu." Raizer mengedipkan matanya polos.

Pricell gemas dengan wajah anaknya dan segera menunduk lalu menciumi kedua pipi Raizer. "Ibu hentikan. Aku ini laki-laki, jangan menciumku." Prostes bocah itu kesal.

Pricell terkekeh pelan lalu mencubit gemas kedua pipi anaknya. "Anak ini sangat lucu." Lalu menggigit pipi Raizer.

"Ibu, berhenti menggigit pipiku!"

Dan saat itu juga Raizer berlari ketakutan meninggalkan Pricell menuju ruangan kerja Ayahnya sambil berteriak kencang. "Ayah! tolong hentikan Ibu, dia terus menggigit pipiku."

"Jangan mengganggu Ayah." Ucap Javi dengan wajah jengkel karena terganggu.

Anak itu tidak menanggapi ucapan Javi dan malah naik ke pangkuan Ayahnya. "Ayah, selamatkan aku." Raizer memohon dengan wajah memelas kepada Ayahnya.

Javi terkekeh geli lalu mengelus lembut rambut anaknya. "Tidak apa jika Ibumu melakukan itu. Karena Itu merupakan tanda kasih sayang dari Ibumu." Javi menjelaskan pelan kepada anaknya.

Raizer menggelengkan kepala merasa takut lalu memeluk leher Javi erat. "Tidak! Jika hal itu terus terjadi, pipiku akan memerah!"

Javi kembali tertawa sambil mengangkat Raizer kedalam gendongannya, berjalan menghampiri Pricell yang masih berada didalam dapur sedang membuatkan susu untuk anak mereka.

"Ayah! Aku tidak ingin digigit! Jangan bawa aku pada Ibu." Raizer meronta dalam gendongan Javi.

Pricell yang mendengar keributan tersebut segera berbalik dan memeluk Javi manja. Sedangkan Raizer kesakitan karena tergencet kedua orang tuanya. "Ibu, jangan memeluk Ayah seperti ini. Aku merasa sesak!"

Pricell melepaskan pelukannya lalu menggigit gemas pipi Raizer. Dan langsung saja teriakan kesakitan Raizer menggema diseluruh dapur.

"Ice, kurasa sudah waktunya kita bertiga menghabiskan waktu bersama." Ujar Javi menghentikan aksi Ibu dan anak tersebut.

"Aku juga berfikir begitu, tapi diluar sedang hujan." Pricell mengecup sayang pipi Raizer yang memerah karena gigitannya.

"Ayah, bagaimana jika kita menggelar kasur di ruang tamu lalu kita menonton kartun bersama?" Raizer memberi ide dengan mata berbinar.

Javi dan Pricell tersenyum lembut melihat nada semangat buah hati mereka. "Baiklah.. Ayo kita nikmati waktu libur kita seperti itu. Ayah, akan menyiapkan cemilan untuk kita semua." Lalu Javi memberikan Raizer dalam gendongan Pricell. 

***

Saat ini mereka bertiga sedang menonton kartun kesukaan Raizer diruang tamu sambil berbaring nyaman menggunakan bantal. Posisi saat ini Javi berada disebelah kiri, Pricell disebelah kanan dan Raizer berada ditengah. Javi yang merasa bosan akan tontonan anak-anak tersebut mulai jahil untuk menggoda istrinya. Tangannya yang nakal meraba-raba perut Pricell.

Pricell yang merasakan tangan nakal tersebut langsung menatap tajam sang suami, namun Javi malah menikmati itu dan semakin menurunkan tangannya pada tempat paling sensitif milik istrinya. Pricell berbisik pelan pada Javi agar tidak ketahuan oleh anak kecil yang berada ditengah keduanya yang sedang asik menonton tanpa tahu apa yang terjadi pada kedua orang tuanya itu.

"Javi, jauhkan tanganmu. Ada Raizer ditengah kita." Bisik Pricell pelan.

Javi menyeringai lalu balas berbisik. "Aku sudah lama tidak mendapat jatah, Sekarang biarkan aku mendapatkannya." Javi meremas pelan area sensitif tersebut membuat Pricell mendesah tertahan.

Pricell melirik anak kecil yang asik menonton tersebut. Takut jika anaknya itu melihat kelakuan bejat sang Ayah. Lalu Pricell kembali berbisik pelan pada Javi. "Nanti malam saja saat Raizer sudah tidur."

Namun Javi tidak mau mendengar dan malah menarik tengkuk Pricell lalu melumat bibir merah tersebut secara kasar, membuat desahan Pricell tertahan didalam mulut sang suami. Javi memainkan lidahnya pada lidah Pricell. Menimbulkan suara decakan sangat kencang hingga tanpa mereka ketahui sang anak sudah tidak menonton kartun karena mendengar suara decakan tersebut, melainkan sang anak mulai berbalik dan melihat pemandangan tak senonoh dari kedua orang tuanya yang mesum.

"Ayah, Ibu kalian sedang apa?" Tanya Raizer polos pada kedua orang tuanya.

Pricell segera mendorong tubuh Javi menjauh dari wajahnya, seketika wajahnya pucat karena panik sudah ketahuan berbuat mesum didepan anaknya. Sedangkan Javi dengan santai hanya diam membiarkan Pricell yang menjawab keingintahuan Raizer.

"Ra-raizer..".

"Kalian ingin membuat adik bayi untukku? Temanku disekolah mengatakan jika kedua orang tua berciuman itu tandanya mereka sedang membuat adik bayi."

Pricell terkejut, mulutnya terbuka lebar, sedangkan Javi malah terkekeh senang. "Kau benar. kami sedang membuat adik bayi untukmu." Tanya Javi jahil membuat sang istri panas mendengarnya.

"Tutup mulutmu javi! Kau pikir melahirkan itu enak? Aku yang kesakitan!." Kemarahan Pricell meledak.

Javi tertawa senang sudah menjahili sang istri sedangkan Raizer terus menerus meminta adik bayi pada Pricell.

Dan begitulah kehidupan mereka setelah Raizer lahir. 

Healer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang