{Part 3}

19.5K 983 5
                                    


Mau ngasih tahu nih.. tentang Flashback atau balik ke yang sekarang aku gabakal ngasih tahu penjelasannya.

Jadi kalian baca baik-baik ya kalian cerna sendiri mana yang flashback mana yang udah balik ke masa sekarang oke?


____________________________________

Sudah lewat enam bulan kedekatan antara Pricell dengan Carlo. Semakin hari Pricell semakin lengket dengan Carlo atau lebih tepatnya pria itu yang lebih lengket menempel padanya. Terkadang Carlo akan bersifat manja padanya. Tidak jarang pula Carlo akan memeluknya tiba-tiba.

Carlo hanya tinggal bersama neneknya dan hal itu membuat Pricell merasa bahwa Carlo sama sepertinya. Tidak memiliki orang tua. Sering kali Carlo datang ke rumahnya atau biasa orang sebut panti asuhan.

Terkadang Pricell juga sering berkunjung ke rumah Carlo dan membantu nenek Carlo yang sudah sangat tua. sesekali Pricell akan menginap jika Carlo sedang sakit karena pria itu tidak bisa untuk tidur sendirian jika sedang sakit hingga Pricell harus menemaninya tidur. Dan disaat itulah Carlo akan membelit tubuhnya erat hingga pria itu terlelap seperti saat ini.

"Cepatlah tidur. Aku sudah lelah." Pricell berusaha melonggarkan pelukan Carlo pada tubuhnya, tapi pria itu semakin mengeratkan pelukannya.

"Kulitmu sejuk sekali, Icell." Carlo memejamkan matanya lalu menempelkan pipinya yang panas pada pipi Pricell.

Terkadang Pricell bingung mengapa saat Carlo sakit dan menempelkan tubuh panasnya, dia tidak pernah tertular. Padahal Carlo selama malam menjelang pagi selalu menempel pada tubuhnya.

Dengkuran halus Carlo sudah mulai terdengar dan itu menandakan bahwa Carlo sudah mulai terlelap dan memasuki alam mimpi. Pricell menatap langit-langit kamar Carlo dengan hampa. Dia merasa bahwa Carlo hanya menganggapnya sebagai sahabat. Sudah enam bulan berlalu tapi tidak ada yang berubah. Pricell sangat mencintai Carlo. Ya. Dia mencintai Carlo sejak pertemuan pertama itu terjadi.

Carlo adalah pria yang lembut dan pengertian. Carlo selalu bisa membuatnya nyaman membuatnya selalu dibutuhkan dengan cara Carlo yang selalu menempel padanya saat sakit. Pricell mengesampingkan kepalanya lalu menatap dalam wajah Carlo yang sedang terlelap. Pricell mengangkat tangannya kearah wajah Carlo dan mengeluskan telapak tangannya pada pipi pria itu yang terlelap damai.

"Kau menyebalkan. Tapi aku sangat menyayangimu, Carlo."

****

Carlo merasakan sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Entah mengapa setiap kali dia berdekatan dengan Pricell, dia merasa disayangi oleh wanita selain neneknya. Carlo juga tidak mengerti mengapa setiap kali melihat gadis itu dadanya menjadi berdebar kencang hingga terasa nyeri.

Carlo bisa merasakan bahwa dia sekarang sangat bergantung pada Pricell. dia bahkan tidak bisa tidur tanpa Pricell disampingnya jika sedang sakit.

Sekarang Carlo memperhatikan Pricell yang sedang membantu neneknya berkebun di taman belakang rumahnya. Belakangan ini dia mempunyai kebiasaan baru. Memperhatikan semua hal yang dilakukan oleh Pricell.

Carlo melihat Pricell juga balas melihatnya sambil tersenyum manis menampilkan lesung pipinya yang dalam dan itu membuat Pricell semakin manis.

"Kemarilah, Icell.." Carlo menyuruh Pricell untuk menghampirinya yang sedang duduk di bangku taman belakang rumah.

Pricell berlari kecil menghampiri Carlo dengan tangan yang berlumuran tanah. "Ada apa? Harusnya kau membantuku dan Nenek." Pricell menatap tajam Carlo yang malah bersantai dibangku sambil meminum kopi panas.

Healer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang