{Part 5}

17.2K 996 36
                                    

Tubuh Pricell seketika kaku mendengar perkataan Carlo. Pricell tidak tahu apa yang dimaksud Carlo dengan menjadi obat dan terapi namun jika untuk Carlo, apapun itu akan Pricell lakukan, karena saat ini gadis itu semakin yakin bahwa dia mencintai Carlo.

Baginya Carlo adalah pria yang sangat lembut dan perhatian. Pricell tidak bisa mengontrol hatinya yang berdebar keras saat berdekatan dengan Carlo. Kepalanya pening, tubuhnya bergetar, dan seluruh wajahnya memerah.

Pricell menatap cermin. Melihat Carlo yang sedang memeluk tubuhnya dari belakang.

"Aku tidak mengerti. Apa maksudmu?"

Carlo balas menatap Pricell melalui cermin lalu tersenyum manis. Tidak. bahkan sangat manis bagi Pricell hingga dia menahan nafas melihat senyuman Carlo.

"Kau tidak perlu tahu sekarang Icell. Intinya kau harus selalu didekatku." Carlo mengusap perlahan lekukan pinggang Pricell yang sedang berada didekapannya.

Pricell kembali menahan nafas merasakan usapan halus Carlo pada lekukan pinggangnya. "Aku akan selalu bersamamu, Carlo." Pricell menjawab dengan gugup.

Carlo tetap tersenyum manis lalu mengangkat tubuh Pricell kedalam gendongannya hingga membuat Pricell memekik terkejut. Kemudian Carlo membawa Pricell keatas ranjang, merebahkan tubuh mereka berdua disana.

Kedua lengan Carlo tidak berhenti untuk mendekap erat Pricell yang berada disampingnya. Sesekali menghirup aroma bunga dari leher Pricell yang sangat lembut.

"Temani aku tidur malam ini." Carlo menyingkirkan setiap helaian rambut yang menutupi wajah Pricell.

"Hm.. Tidurlah anak kecil, aku akan menemanimu." Pricell menjawab dengan nada mengejek dan itu membuat Carlo semakin gemas.

Carlo menggesekkan hidungnya pada hidung Pricell dan itu membuat Pricell tertawa geli merasakan hidung mancung Carlo yang seperti menggelitik hidungnya.

****

17 tahun yang lalu.

Sabrine memeluk erat cucunya yang baru berusia lima tahun sedang terisak ketakutan melihat perdebatan hebat antara kedua orang tuanya.

"Lihat Liam! Aku bisa mendapatkan semua kasih sayang darinya!"

Zoela berteriak pada Liam suaminya sambil menempel erat di lengan kekasih barunya.

"Cukup Zoela! Kau benar-benar tidak tahu malu!" Geram Liam pada istrinya yang dengan bangga membawa simpanannya kerumah.

Carlo yang saat itu masih sangat kecil hanya bisa memeluk neneknya erat. Anak kecil itu ketakutan melihat perdebatan hebat kedua orang tuanya karena Ibunya yang selalu berselingkuh.

"Kau selalu lebih mementingkan pekerjaanmu. Aku kesepian, Liam!" Wanita itu sambil terus bergelayut manja dilengan kekasih barunya. Sama sekali tidak menghormati Liam sebagai suami.

"Memangnya dari mana semua barang-barang mahalmu itu? Itu semua dari hasil kerja kerasku! Dasar pelacur!"

Carlo sudah tidak kuat lagi melihat dan mendengar itu semua. Dengan kakinya yang kecil Carlo melepas pelukan neneknya lalu berlari kekamar, memeluk lututnya sambil terisak kecil disudut ruangan.

Sabrine datang mengejar Carlo kecil yang meringkuk ketakutan. Sebagai Nenek dia hanya bisa menghibur cucunya yang malang.

"Nenek, disini bersamamu. Jangan takut. Anak baik." Tangan hangat Neneknya membelai lembut rambut Carlo membuat anak kecil itu menjadi tenang dan merasa aman.

Namun keamanan itu tidak berlangsung lama saat Carlo mendengar suara pecahan barang diruang tamu. Carlo kecil tersentak karena terkejut sampai seluruh tubuhnya gemetar.

Healer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang