"Bolehkah aku duduk disini?"
Pricell menghentikan acara makannya lalu mendongakkan kepala saat mendengar suara berat namun lembut dari pria yang berdiri dihadapannya.
Pricell tidak bisa mengontrol mimik wajahnya yang sekarang mungkin sedang berekspresi konyol karena tidak bisa menahan diri saat melihat pria tampan berdiri dihadapannya.
Tubuh pria itu tinggi serta wajah pria itu sangat tampan dan manis, menandakan bahwa pria ini memiliki sifat yang lembut.
Pricell masih belum bisa mengendalikan ekspresi konyolnya hingga pria itu bersuara lagi "Nona? Apa kau mendengarku?" Pria itu mulai menatap Pricell dengan bingung karena tidak mendapatkan jawaban.
"Ya..! Tentu.. Aku.. Mendengarmu.." Pricell menjawab tersendat kemudian mulai mempersilahkan pria asing didepannya untuk duduk satu meja bersama.
"Maafkan aku sebelumnya, Nona.. Tapi semua meja disini terisi penuh kecuali meja yang kau tempati." Pria itu mulai duduk didepan Pricell dan menunjukkan raut menyesal merasa telah mengganggu.
Dalam hati Pricell mamaki. Secara tidak langsung pria ini mengatakan bahwa hanya dia yang sendiri seperti orang menyedihkan yang tidak mempunyai teman untuk diajak makan bersama.
Pricell tersenyum kecut, memang hanya Pricell yang datang sendiri ketempat makan ini, semua datang bersama teman ataupun kekasih namun Pricell tidak peduli. Datang ketempat ini saja sudah membuat Pricell bersyukur bisa menikmati makanan lezat yang telah lama diinginkannya setelah menabung uang dari pemberian Ibu panti asuhannya.
"Ya.. Hanya meja ini yang kosong.. Hari ini memang sangat ramai." Pricell mulai tersenyum pada pria didepannya. Semua itu karena pria didepannya terlalu tampan.
"Terimakasih atas mejanya." Pria itu balas tersenyum dengan sangat menawan membuat Pricell seketika meleleh akan senyuman pria itu. Kemudian pria itu mulai menyantap makanannya.
Pricell mulai menelan salivanya. Merasa bahwa tenggorakannya terasa kering. Wajahnya terlihat konyol karena terlalu mengagumi ketampanan dari pria didepannya. Pricell sadar lalu meringis kecil akan tingkahnya.
"Apa kau merasa tidak nyaman karena aku?" Pria itu mulai merasa canggung saat melihat wanita didepannya meringis kecil.
"Ah, tidak. Aku hanya merasa perutku sedikit.. sakit?" Pricell mulai merutuki dirinya yang berbicara dengan nada bertanya. Karena suasana yang terlalu canggung, membuat dirinya menjadi pembual.
"Perutmu sakit? kau ingin pergi ke toilet?" Pria itu mulai mengerutkan dahinya merasa khawatir.
Kali ini Pricell benar-benar merutuki mulutnya yang berucap tanpa berfikir. Wajah Pricell mulai memerah. Pria itu pasti berfikir bahwa dia Ingin membuang air besar. Karena terlalu malu akhirnya Pricell menundukkan kepala dan memejamkan matanya, kemudian dengan gugup dia mendongakkan kepalanya dan menjawab.
"Tidak perlu, aku hanya sedang....Datang bulan.."
Pricell merasa jengkel dengan dirinya sendiri karena harus berbohong untuk menutupi malunya. Tentu saja dirinya tidak sedang datang bulan saat ini.
"Ah, begitu.. Boleh aku tahu namamu?." Pria didepannya mulai mencairkan suasana.
"Aku Pricell Davoila.. Kau bisa memanggilku, Icell. Kau sendiri?" Pricell mulai menatap seksama wajah menawan didepannya. Sepertinya dia mulai terjebak dengan kata jatuh pada pandangan pertama.
"Carlo Frankins. Kau bisa memanggilku Carlo."
****
Pricell tidak bisa menyembunyikan senyum dan kekehannya sejak dua jam yang lalu. Dia masih membayangkan pertemuannya tadi dengan pria tampan bernama Carlo.
Pricell tidak bisa membayangkan pria tampan seperti Carlo mau makan bahkan berbicara panjang bersamanya yang hanya gadis biasa. Mereka bahkan mempunyai banyak kesamaan dalam topik pembicaraan seperti kegemaran mereka dalam cerita fantasy, membuat keduanya semakin nyaman untuk bercakap, dan karena kenyamanan itu mereka akhirnya bertukar nomor ponsel.
Dada Pricell bergemuruh hebat memikirkan pertemuan mereka tadi, walau hanya bertemu sekali dan hanya sebentar, namun Pricell tidak bisa menyangkal bahwa dirinya sangat nyaman dengan sosok Carlo yang lembut.
Rasanya Pricell sudah merasakan cinta pada pandangan pertama terhadap Carlo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer [END]
RomanceDisebuah panti asuhan hidup seorang gadis cantik dan sederhana bernama Pricell Davoila. Hidupnya yang semula biasa saja langsung berubah total semenjak seorang pria bernama Javier Laxious datang untuk menikahinya dan berjanji untuk membantu pendanaa...