{Part 14}

14.7K 795 36
                                    

Dua minggu kemudian akhirnya hari yang ditunggu datang. Kandungan Pricell kini sudah memasuki bulan ketiga dan sekarang seluruh keluarga sedang berkumpul menunggu Javi membuka amplop berlabel rumah sakit yang berisikan berkas tes DNA.

Perlahan tangan besar Javi membuka amplop lalu membacanya dalam diam. Namun baru beberapa detik Javi membaca tiba-tiba tangannya melemas hingga menjatuhkan berkas itu.

Melihat Javi yang membeku dan bergetar, Aberto segera bertanya. "Ada apa? Apa isinya? Benarkah itu anakmu?"

Namun Javi masih tetap membeku disertai keringat dingin memenuhi dahinya. Serra yang cemas segera menghampiri Javi lalu menyeka keringat dingin didahi Javi. "Ada apa?"

Serra mengambil berkas yang terjatuh dan membacanya. "Oh Tuhan... Ini... Ini.."

Aberto dan Kylo yang sudah sangat penasaran dan tidak mengerti akan reaksi keduanya langsung merebut berkas tersebut dari tangan Serra. Sedangkan Pricell tanpa peduli aura menegangkan disekilingnya malah asik berselonjor disofa sambil memakan kue kering yang sekarang menjadi makanan kesuakaannya.

"Ini berita bagus, Pricell benar-benar hamil anak Javi!" Teriak Aberto gembira.

"Aberto aku punya cucu. Aku punya cucu!." Dengan perasaan bahagia Serra dan Aberto berpelukan seperti satu bulan lalu, bedanya sekarang mereka menagis haru. Sedangkan Kylo kembali berwajah datar.

"Tidak mungkin... Ini tidak mungkin?" Gumam Javi dengan tubuh bergetar. Setelah sadar akan keterkejutan, Javi setengah berlari menghampiri Pricell lalu mengguncang keras bahu Pricell.

"Katakan ini bohong. Kau pasti memanipulasi data ini."

"Sepertinya kau tidak menerima kekalahanmu. Khe...he...he..." Pricell malah terkikik geli lalu mengambil satu kue kering dan menyodorkannya pada Javi.

"Kau mau kue ini? Ini sangat manis sepertiku kau pasti suka. Khe...he..he.. Berhubung aku sedang senang jadi aku akan membagi satu untukmu." Ucap Pricell dengan mata berbinar seperti anak kecil.

Namun Javi malah menepis kue kering itu dan kembali mengguncang pundak Pricell. "Ah..."

"Jawab aku sialan! Siapa anak yang ada diperut ini?"

Melihat kemarahan itu Pricell menjadi geram dan memukul kepala Javi berkali-kali dengan toples kue kering.

"Mati kau! Mati kau! Mati kau Javi!". Javi meringis kesakitan dan jatuh berlutut dilantai. "Arghh..! Sakit bodoh hentikan!"

"Kau yang bodoh! Sudah jelas ini anakmu!" Tiba-tiba sebuah ide muncul dikepala Pricell. Dia menghentikan pukulannya kemudian naik kepunggung Javi yang masih berlutut kesakitan memegang kepalanya.

Dengan riang Pricell berkata. "Aku mengganti hukumanmu. Aku tidak ingin kau meminta maaf sambil berlutut. Aku mau kau menjadi kudaku selama seharian penuh. Khe...he..he... Ayo jalan kudaku yang manis." Pricell memukul pantat Javi menyuruhnya merangkak seperti kuda.

"Turun kau bocah sialan!" Javi berteriak kesakitan saat Pricell memukul lagi kepalanya dengan toples kue kering yang masih dia pegang di tangan kanannya.

"Diam! Turuti perintahku kuda manis. Aku Tuanmu. Ayo jalan! Yeaayyy....!!". Teriak Pricell riang dan kembali memukul-mukul pantat Javi.

Sedangkan Serra, Aberto dan Kylo terkikik geli melihat kelakuan Pricell yang tidak biasa. "Sudahlah Javi turuti saja perintahnya, lagi pula Pricell sedang mengidam dan itu keinginan anakmu." Aberto tertawa geli melihat Pricell memukul pantat Javi menyuruhnya merangkak mengelilingi rumah.

Javi menghela nafas pasrah. "Hah.. Apa boleh buat.. Baiklah, aku akan membawamu berkeliling" Teriak Javi bersemangat dan tidak bisa menyembunyikan senyum tipis yang sudah lama tidak dilihat oleh Aberto, Serra, dan Kylo.

"Yeayy...!! Kau harus menuruti perintahku kuda manis! Karena sekarang aku adalah Tuanmu. Khe...he..he..."

Sebenarnya Javi tidak setuju Pricell menjadi Tuannya, tapi biarlah hari ini Javi turuti kemauan bocah nakal yang sedang mengidam itu.

***

Sekarang Javi ingat malam itu. Malam saat dia bercinta dengan Carlo. Dan Javi sadar bahwa saat itu dia mabuk dan mengira Pricell adalah Carlo. Jadi sudah jelas bahwa janin yang berada diperut Pricell adalah anaknya. Sudah dua jam Javi terduduk diranjang hanya untuk mengelusi pipi tembam dan perut sedikit buncit Pricell yang sedang tertidur nyenyak. Semenjak sebulan yang lalu tubuh Pricell mulai berisi karena kehamilannya yang membuat nafsu makan Pricell bertambah. Setelah bermain kuda sambil berteriak seharian akhirnya Pricell kelelahan dan jatuh tertidur. Seharusnya yang kelelahan itu Javi karena harus membiarkan punggungnya dinaiki bocah nakal itu seharian.

Tanpa sadar Javi mendekatkan kepalanya untuk mengecup dahi Pricell lembut. Merasa kurang puas, Javi menundukkan lagi kepalanya dan mengecup kedua pipi gembil Pricell yang merah. Dan saat itulah Javi melihat hidung mungil Pricell yang menurutnya sangat menggemaskan. Dengan gemas Javi menggigit ujung hidung mungil itu sedikit keras hingga Pricell terusik dan kemudian terbangun dari tidurnya.

"Ng... sakit..." Pricell merasa terganggu berusaha membuka mata.

"Kau terbangun? Maaf jika aku sudah membangunkanmu." Sesal Javi.

Pricell mengerjapkan matanya menyesuaikan penglihatan dan hal itu menurut Javi sangat menggemaskan tapi Javi menahan diri untuk tidak bertindak konyol. Setelah penglihatannya fokus, Pricell bertanya. "Kau sedang apa? Hidungku sedikit sakit." Pricell mengusap hidungnya yang memerah. "Tidak ada. Ayo kebawah. Sekarang waktunya makan malam." Javi mengelak. Mana mungkin dirinya bilang bahwa dia sangat gemas dengan hidung mungil itu hingga tidak sengaja menggigitnya.

"Angkat aku." ucap Pricell manja sambil merentangkan tangannya.

"Tidak. Ayo kebawah." Tolak Javi dengan datar, dia tidak terbiasa dengan kelakuan Pricell yang manja.

"Aku tidak mau kebawah jika kau tidak menggendongku."

Javi menghela nafas menyambut uluran tangan mungil itu lalu membawa tubuh sekal itu kedalam gendongannya. Dengan semangat Pricell melingkarkan tangannya pada leher Javi.

"Aku ingin makan udang." Pricell meminta pada Javi yang sedang turun dari tangga berjalan keruang makan.

"Ya. Katakan saja apa yang kau inginkan."

Pricell yang senang keinginannya tercapai dengan riang mencium kedua pipi Javi dari belakang, sedangkan Javi yang menerima ciuman itu seketika tubuhnya menegang menghentikan langkahnya.

"Kau memang budakku yang manis. Khe...he..he.." Pricell terkekeh riang.

Javi kembali berjalan dengan wajah jengkel. Sesampainya didapur Javi menyampaikan kepada kepala pelayan untuk menyiapkan permintaan Pricell. Setelahnya Javi duduk dibangku meja makan lalu berniat untuk memindahkan Pricell dari pangkuannya ke bangku sebelah, namun Pricell segera mencegah tindakan Javi yang berniat memindahakannya.

"Aku hari ini ingin makan dipangkuanmu." Suara Pricell terdengar manja.

Jangtung Javi memompa keras mendengar ucapan manja itu. "O-oke ka-kalau kau ingin seperti ini."

Javi sedang gugup. Serra terkikik kecil melihat interaksi keduanya, Aberto juga ikut terkikik sambil bergabung di meja makan. Sedangkan Kylo seperti biasa berwajah datar. Dan makan malam hari ini dipenuhi oleh kemanjaan Pricell yang merengek meminta Javi menyuapinya. Sedangkan Javi yang menghadapi sikap manja Pricell merasa kesal bercampur gugup dengan detakan jantung yang terus bergemuruh. Entah apa yang terjadi pada sistem kerja jantungnya. Javi tidak tahu.

Healer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang