{Part 6}

15.8K 861 15
                                    

Javi membelai lembut rambut kekasihnya yang sudah mulai memanjang. "Bulan ini kau belum memotong rambutmu?"

Carlo menengadah keatas balas menatap mata javi yang berbinar penuh cinta. "Aku lupa memotongnya."

Javi menganggukkan kepala dan kembali membelai rambut halus kekasihnya. "Aku merasa sudah enam bulan ini kita sulit bertemu."

Carlo membetulkan posisi duduknya yang sedang bersender pada dada Javi. "Hm.. kau tahu kita berdua sibuk."

Javi kembali menganggukkan kepalanya lalu mengecup kening Carlo, tapi kecupannya meleset saat Carlo menghindar. "Ada apa?" Tanya Javi bingung.

"Hm.. Kurasa aku sedikit tidak sehat." Jawab Carlo gugup.

Javi menghela nafasnya lalu membaringkan Carlo dengan pelan. "Tidurlah. Aku harus kembali ke kantor." Setelahnya Javi keluar dari kamar Carlo.

Hati Carlo tidak tenang karena rasa bersalah.

"Maafkan aku, Javi.. Aku merasa ada yang berbeda dari tubuhku ini."

****

"Apa jadwalku hari ini?."

Lucas membuka buku agendanya beberapa saat, lalu menutup kembali setelah mendapatkan jadwal Tuannya hari ini.

"Tidak ada Tuan. Hari ini anda kosong karena minggu lalu proyek perluasan hotel sudah selesai."

Javi menyatukan tangannya diatas meja tampak berfikir. Kepalanya sudah penuh dengan bayang-bayang Carlo yang beberapa bulan terakhir ini semakin jauh darinya. Seperti ada yang Carlo rahasiakan dan itu membuat kepala Javi menjadi panas. Dia harus mencari sesuatu yang bisa mendinginkan kepalanya.

Setelah lama berfikir akhirnya Javi menemukan tempat yang bisa mendinginkan kepalanya. "Bagus. Hari ini aku akan ke toko buku. Aku ingin menyegarkan pikiranku."

"Aku akan menyiapkan mobil untukmu, Tuan." Lucas segera keluar dari ruangan Tuannya untuk menyiapkan mobil, sedangkan Javi bangkit dari duduknya mengambis jas.

Javi bergegas kebawah menyusul Lucas. Dilihatnya didepan lobi sudah ada mobil kesangannya.

Lucas segera membukakan pintu mobil untuk Tuannya. Javi bergegas memasuki mobil duduk dibagian belakang.

Melihat Tuannya sudah siap, Lucas segera masuk kemobil lalu menyetir untuk mengantar Javi ke toko buku.

Setengah jam kemudian akhirnya mobil yang Lucas bawa sudah terparkir rapih disamping toko buku.

"Kita sudah sampai, Tuan." Lucas segera keluar dari mobil lalu membukakan pintu untuk Tuannya.

Javi melirik anak buahnya itu lalu mengangguk. "Tunggu disini."

****

"Aku benar-benar telat." Pricell berlari dengan peluh yang sudah menempel diseluruh tubuhnya. Beberapa meter didepannya sudah terlihat toko buku tempat biasanya dia bekerja.

"Akhirnya sampai." Teriak Pricell girang saat sampai didepan pintu.

Dengan langkah terburu dan nafas yang tersengal Pricell membuka pintu toko buku, tapi saat dia baru saja ingin bernafas lega, dia langsung disuguhi segala kemarahan dari pemilik toko.

Tidak ingin mengecewakan pemilik toko buku, Pricell hanya bisa menganggukkan kepala menerima semua kemarahan atasannya itu lalu segera berganti baju dan melaksanakan pekerjaannya.

Saat Pricell sedang merapikan buku, sebuah suara pria yang dalam dan maskulin membuatnya berhenti dan langsung membalikkan tubuhnya.

"Bisa carikan aku buku?."

Pria itu langsung memerintahkan Pricell dengan suara dingin. Pricell terkejut saat melihat wajah pria tampan dan tinggi yang sedang berdiri dihadapannya. Kulit pria itu kecoklatan dengan tubuh yang gagah dan mempesona.

Tanpa Pricell sadari dirinya sudah membelalak lebar dan menampilkan wajah konyol karena terpesona. Sedangkan Javi yang ditatap seperti itu menjadi geram. "Kau tuli?"

Pricell semakin terpesona mendengar suara berat milik Javi.

"Suara anda sangat indah, Tuan." Ucap Pricell tanpa sadar, dan setelah melihat ekspresi muak dari pelanggannya barulah Pricell sadar dan menundukkan kepalanya karena malu.

"Maafkan aku Tuan.. Aku tidak bermaksud-" Ucapannya terputus saat dirinya mendengar pria itu berdecak kesal dan meninggalkan dirinya sendiri tanpa mengucapkan apapun.

Pricell memandang kepergian pria itu dengan kaki yang sudah lemas dan wajah yang berubah menjadi kusut. Sangat memalukan. Semoga dia tidak bertemu pria itu lagi..

****

Javi memasuki mobilnya lalu duduk dibagian belakang dengan suasana hati yang panas. "Antarkan aku ke apartemen." Perintah Javi pada Lucas yang berada dibalik kemudi.

"Ada apa, Tuan? kenapa cepat sekali kembali?" Lucas menyerngit bingung melihat Tuannya sudah kembali padahal baru beberapa menit Tuannya memasuki toko buku.

"Jalankan saja mobilnya."

Melihat suasana hati Tuannya sedang tidak baik, Lucas segera menurut dan mulai menyetir menuju apartemen Javi.

"Semua wanita sangat menjijikkan.  Aku benci mereka." Javi mendengus muak.

Lucas hanya bisa terdiam merasakan aura mencekam yang Tuannya keluarkan. Sedangkan Javi merasa kepalanya bertambah panas setelah bertemu wanita tadi.


Healer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang