{Part 10}

15.8K 858 27
                                    

Javi baru saja memasuki rumah sepulang kerja. Tubuhnya lelah dengan semua pekerjaan di kantor yang menumpuk. Dengan langkah gontai pria itu berjalan perlahan menaiki tangga menuju kamarnya, namun baru saja Javi membuka pintu kamarnya, semua lelah yang dimiliki pria itu terasa terkuras berganti emosi ketika melihat wanita yang tidak diinginkannya itu dengan lancang sedang berbaring diranjangnya. Seolah-olah wanita itu sudah terbiasa berbaring disana.

"Apa yang kau lakukan dikamarku?" Javi membanting tas kerjanya dengan murka.

Pricell tersenyum manis memperlihatkan lesung pipinya lalu mulai berjalan menuju Javi. "Apa yang salah? Bukankah aku istrimu? Apa aku salah jika memasuki kamarku dan suamiku?" Pricell mengelus lembut pipi Javi. Pricell ingin meliat respon Javi terhadap sentuhan wanita.

Dengan kasar Javi mendorong tangan Pricell menjauh. "Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu! Keluar dari kamarku!" Teriak Javi murka.

"Kenapa? Apa salah jika seorang istri ingin menyentuh suaminya?" Tanya Pricell memancing emosi Javi yang sudah meninggi.

"Diam! Kubilang keluar!" Nafas Javi mulai tersengal sambil tangannya memegang dadanya yang mulai terasa sesak.

Pricell yang melihat Javi kesulitan bernafas mulai panik dan berniat membantu namun sebelum Pricell dapat menyentuh, pria itu kembali berteriak dengan nafas terputus. "Keluar!"

Pricell menurut untuk keluar dari kamar Javi. Pricell tidak menduga bahwa trauma Javi sangat besar hingga membuat pria itu kesulitan bernafas hanya karena sedikit sentuhan darinya.

Javi setengah berlari mencoba menggapai meja nakas untuk mengambil obat penenangnya setelah Pricell keluar. Menghirup obat itu bagaikan candu untuknya. Setelahnya Javi mulai bernafas normal dan jatuh terbaring diranjang dengan emosi yang belum reda. "Beraninya dia menyentuhku." Gumam Javi dengan merasa jijik.

****

Pagi harinya saat Pricell berada didapur membuat kopi, wanita itu dikejutkan akan kedatangan Lucas yang tiba-tiba. "Maafkan saya Nyonya, tapi saya harus membawa anda sekarang." Tanpa persetujuan terlebih dahulu Lucas langsung menarik lengan Pricell kuat menyeret wanita itu menuju mobil yang sudah terparkir dihalaman rumah.

"Ada apa? Kenapa kau membawaku?" Pricell bertanya dengan tenang. Sekarang dia sudah mulai tenang menghadapi sesuatu. Pricell bukan lagi wanita yang hanya berteriak memberontak tetapi sekarang Pricell mulai berfikir tindakan apa yang bisa membuatnya lebih bermartabat dan terlihat cerdas.

"Ini perintah Tuan Javi." ucap Lucas datar sambil terus menyeret Pricell sampai pada mobil dan mengikat pergelangan tangan Pricell dengan tali sebelum melajukan mobil entah kemana.

"Bisa kau lepas ikatan ini? aku tidak akan kabur." Pricell berdecih jengkel.

Lucas yang hanya mengikuti perintah Tuannya itu diam dan terus menjalankan mobil hingga sampai di rumah sakit. "Kita sudah sampai, Nyonya. Tolong jangan memberontak. Ini perintah Tuan Javi. Aku tidak akan membuka ikatan itu jika, Nyonya memberontak."

Pricell memutar matanya jengah. "Bukannya dari tadi aku hanya diam?"

Merasa yakin jika Pricell tidak akan kabur akhirnya Lucas membuka ikatan pada tangan Pricell kemudian membawa wanita itu kedalam sebuah ruangan khusus dirumah sakit. Pricell tidak terkejut saat menemukan Javi berada didalam ruangan beserta seorang dokter. Dia sekarang sudah terbiasa akan semua keanehan yang dilakukan oleh keluarga kaya seperti keluarga Laxious.

"Duduk." Perintah Javi dengan tajam dan dingin.

Pricell yang mengingat kejadian kemarin malam menduga Javi pasti akan melakukan sesuatu karena tindakan nekadnya yang menyentuh Javi dengan sengaja. "Apa yang ingin kau lakukan padaku?" Tanya Pricell pada intinya sambil melirik dokter pria yang duduk dihadapan Javi.

Healer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang