{Part 19}

19.9K 612 18
                                    

Pricell menekan-nekan perutnya karena sakit. Sejak pagi perutnya sakit seperti ditusuk.

Entah apa yang anaknya lakukan didalam hingga perutnya luar biasa sakit.

"Masih sakit? Apa sebaiknya ke dokter saja?" Tanya Javi khawatir sambil memijit kaki Pricell yang diluruskan disofa ruang tamu.

"Tidak perlu, lagi pula mungkin ini efek pra-melahirkan." Memang usia kandungan Pricell satu minggu lagi genap sembilan bulan. Dokter sudah menjadwalkan hari kelahiran anaknya.

"Ice, aku tidak kuat melihatmu kesakitan seperti ini. Kita harus kerumah sakit." Bujuk Javi lalu mengelap kening Pricell yang sudah banjir keringat.

"Benar apa yang dikatakan, Javi... Kau harus mengecek kandunganmu agar tidak terjadi apa-apa." Kali ini yang bersuara adalah Serra. Sekarang seluruh anggota keluarga Laxious sedang berkumpul diruang tamu menatap cemas Pricell.

"Tapi aku... Aku.. Takut.. Ibu..". Isak Pricell mengelus perut buncitnya.

Aberto hanya bisa menghela nafas melihat ketakutan di mata menantunya. Memang sudah beberapa kali Pricell mengatakan takut melahirkan. "Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk pada anakmu?"

"Ayah, kumohon jangan berkata seperti itu." Pricell makin terisak mendengar perkataan Aberto.

"Maka dari itu kau harus ke rumah sakit. Dasar wanita keras kepala." Kali ini Kylo yang bersuara.

Javi langsung menatap Kylo tajam. "Sopanlah sedikit padanya Kylo! Dia ini kakak iparmu!."

"Hentikan pertengkaran kalian. Pricell kau membuat kami semua cemas. Jadi tolong dengarkan Ayah. Kita ke rumah sakit sekarang." Ujar Aberto putus asa.

Akhirnya Pricell mengangguk karena tidak tega mendengar perkataan putus asa Aberto. Javi tersenyum lega kemudian berujar pada Kylo untuk menyiapkan mobil. Javi dengan pelan menggendong Pricell karena sekarang seluruh tubuh Pricell dingin dan bergetar.

"Sakit sekali." Tangis Pricell pecah saat perutnya tiba-tiba seperti dicengkram.

"Kalau begitu kau yang membawa kemudi Kylo, aku akan mememani Pricell dibelakang."

Aberto dan Serra berbeda mobil. Setelah Javi dan Pricell sudah duduk, Kylo dengan sigap segera melajukan mobilnya. Selama perjalanan Pricell selalu mengeluh sambil menarik rambut Javi sebagai pelampiasan rasa sakitnya.

"Ice, jangan menarik rambutku!."

"Ini semua karenamu brengsek! Aku tidak ingin melahirkan!" Pricell menarik rambut Javi semakin kuat diiringi tangisan kencang.

"Kau harus melahirkan anak kita" Bukannya menenangkan, Javi malah balas berteriak, kepalanya terasa sakit karena tarikan Pricell pada rambutnya.

"Kenapa kau membuatku hamil? Kau saja yang melahirkan!"

Kylo berdecak jengkel mendengar pertengkaran pasangan dibelakangnya. "Diamlah kalian..! Aku butuh konsentrasi saat mengemudi."

Namun keduanya tidak mendengarkan Kylo dan masih bertengkar. Sesampainya dirumah sakit, Javi segera menggendong Pricell membawanya keruangan VVIP karena memang rumah sakit ini milik adik Aberto.

"Paman, tolong penanganan yang terbaik untuk istriku." Ucap Javi pada pamannya yang seorang dokter dan pemilik rumah sakit.

Pamannya sempat menahan tawa melihat rambut keponakannya yang berantakan. Selama ini Javi selalu berpenampilan rapih. "Baiklah, percaya padaku". Setelahnya paman Javi memasuki ruangan untuk mengecek keadaan istri keponakannya.

Javi dan keluarga hanya bisa menunggu sabar didepan pintu ruangan. Setelah setengah jam barulah pamannya keluar. "Bagaimana kondisinya?" Tanya Javi cemas.

Healer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang