Dengan langkah gontai Lea memasuki kawasan rumahnya. Kakinya sudah pegal-pegal karena berjalan kaki cukup panjang. Dari kafe Kearf sampai rumahnya. Tapi rasa itu tiada apa apanya jika dibandingkan dengan sakit hatinya kali ini.Ia masih tak percaya dengan keadaan. Dimana ia tidur selama dua tahun. Apa itu mungkin? Tidak. Tapi Lea merasa mengalaminya. Bahkan sekarang otaknya tidak bisa berpikir jernih. Tak ada orang yang bisa ia percaya untuk berbagi rasa. Kini ia kesepian. Sejak kepergian orang tuanya saat Lea masih kecil dan orang orang terdekatnya menjauhinya karena menganggapnya itu gila Lea tak pernah berinteraksi dengan sekitarnya.
Dan begitu beruntung saat Lea bertemu dengan Kenzo, kakak kelasnya dulu waktu SMA. Yang mampu memberinya rasa aman dan nyaman. Selalu punya cara untuk membuat Lea tersenyum tapi keadaan sekarang telah berubah. Kenzo tak lagi sama seperti yang Lea kenal.
Lea berjalan memasuki rumahnya setelah membukanya dengan kunci.
Rumah ini begitu sepi dalam keheningan. Memang benar jika semua barang disini mewah dan mahal tapi tiada gunanya bila barang-barang itu tidak terpakai.
Apa rumah ini aku jual aja ya?. Batin Lea.
Mengingat bahwa ia tinggal dirumahnya sendirian. Apalagi rumah sebesar ini. Ia tentu tidak kuat jika harus menjaganya sendirian. Lebih baik jika ia menjualnya dan membeli rumah kembali yang sesuai dengan kebutuhannya.
⬇⬇⬇
"Terimakasih pak" Lea menyalami seorang bapak yang telah membeli rumahnya.
Kini ia telah berada diluar rumah. Membawa banyak keperluannya. Baju, tas dan perlengkapan lainnya. Lea sedih ia harus menjual rumah kenang-kenangan almarhum ayahnya dan almarhumah ibundanya. Kenangan masa kecilnya, saat saat remajanya, tempatnya berteduh dan berkeluh kesah. Tapi keadaan seakan menuntutnya untuk menjual rumah itu. Terlebih sejak kejadian aneh yang menimpanya.
Lea sudah mencari rumah kecil untuk tempat tinggalnya. Rumah itu juga sudah resmi menjadi rumahnya yang ia beli menggunakan uang dari penjualan rumahnya dulu. Dan sisanya untuk keperluannya di masa mendatang.
"Capek" keluh Lea dan langsung menghempaskan tubuhnya ke spring bed. Ia baru saja sampai di rumah barunya.
Saking lelahnya Lea sampai tertidur.
Samar samar ia mendengar suara orang berbicara.
Lea, apa kau mendengarku?
Deg.
"Siapa?" Lea terbangun dan segera duduk. Keringat mulai membanjiri di wajahnya terlihat Lea sangat ketakutan.
Jangan takut, aku temanmu.
"Siapa!" Lea berucap tegas sambil menoleh ke arah kanan dan kiri.
Aku Chrysler, kau ingat?
"SIAPA!!! TOLONG PERGILAH!" Lea berteriak kencang sambil menutupi kedua telinganya.
Lea, aku yang mengirim mu ke masa depan.
Aku yang selama ini membuatmu bingung.
Tenanglah, aku hanya berbuat baik.
"Kau pasti hantu! Chrysler! Aku tidak mengenalmu! Pergiii!!!!" Titah Lea namun Chrysler masih tak mau mendengarkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/130562818-288-k799878.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Peniti
Fantasia[tahap revisi] Pergi ke masa depan bukanlah hal yang pernah terpikirkan oleh Lea, itu terdengar sangat aneh. Satu per satu hidup Lea berubah, masalah muncul yang membuat hidupnya semakin bingung. Tapi lambat laun Lea mulai terbiasa dengan keadaannya...