[PP #3] Chrysler

92 6 1
                                        


Belakangan ini Lea sering kali merasa bosan. Kesehariannya hanya diisi oleh hal hal yang kurang berguna. Makan, tidur, mandi dan lainya. Apalagi ia hanya di rumah sendirian. Tak ada yang bisa ia ajak mengobrol dan bermain. Lea sebenarnya butuh seorang teman di hidupnya yang bisa menemaninya dan menghilangkan rasa takutnya karena belakangan ini ia sering bermimpi aneh dan kejadian buruk.

Seingatnya dia masih SMA dah seharusnya saat ini ia sekolah. Tapi mengingat kejadian aneh yang membuatnya hidup 2 tahun lebih cepat. Lagi pula tanggal dan tahun saat ini menunjukkan bahwa seharusnya Lea sudah lulus SMA dan sudah kuliah. Jadi ia tak mau mengambil resiko untuk datang ke sekolah dan mempermalukan dirinya sendiri.

Sepertinya Lea butuh refreshing. Lea mengambil Sling bag nya dan meraih ponsel di nakas lalu memakai flat shoes dan pergi ke luar untuk mencari udara segar.

Udaranya tumben seger. Batin Lea.

Ia berjalan menyusuri trotoar jalan sambil sesekali memandangi kendaraan yang lewat. Ia tak tahu akan kemana sekarang, ikuti jalan saja.

Lalu sorot mata Lea menatap fokus ke arah sebuah gedung pencakar langit yang terletak di sebrang jalan. Itu bukannya kantor papa ya?. Lea mengira-ngira.

Untuk memastikan akhirnya ia berjalan menyebrang dan masuk ke kawasan kantor.

Sedikit aneh saat melihat satpam dan pegawai lainya meliriknya dengan tatapan tak bisa diartikan. Mereka ngapain liatin aku sampai segitunya.

Lea melihat tak banyak perubahan pada kantor ini. Semuanya masih sama. Termasuk para pegawainya, Lea sering kesini dulu mengunjungi ayahnya sebelum ayahnya itu meninggal dan menyerahkan jabatan ini pada sepupunya. Karena saat itu Lea masih sangat dini untuk memimpin sebuah perusahaan.

Langkah Lea terhenti saat seseorang memanggilnya "Lea?-lo?"

Seorang pria berperawakan tinggi itu bertanya dengan nada terkejut.

"Kenapa Re?" Lea bertanya balik bingung dengan sikap Regan sepupunya itu.

"Ikut gue" lalu Regan menarik dan membawanya ke dalam ruangannya. Ruangan seorang CEO.

"Apaan sih narik-narik" Lea menepis tangan Regan saat mereka sudah sampai di dalam ruangan bernuansa putih itu.

"Lo udah balik? Kapan!?" Cecar Regan dengan pertanyaan yang membuat Lea bingung.

"Balik apa sih? Ga ngerti gue, perasaan gue nggak kemana-mana" jawab Lea kesal.

"Bohong, Lo kabur ke London kan?" Regan bertanya.

"Ish, aneh banget deh lo. Gue gak kemana-mana" Lea masih kukuh dengan jawabannya.

Begitu juga Regan "terus kemana aja Lo dua tahun ini?"

Dua tahun lagi, ini sebenarnya apa sih. Batin Lea.

"Ya disini" jawab Lea ambigu.

"Lea, Lo jujur aja deh. Kemana aja Lo selama ini ngumpet dimana Lo? tiba-tiba aja Lo balik terus pura pura gak ngelakuin apa-apa" ucap Regan.

"Gue perasaan gak pernah ke mana-mana" Lea menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Gue tahu Lo bohong, Lo pergi ke London karena tekanan batin yang Lo rasain gara gara bikin pacar kesayangan Lo itu lumpuh. Iya kan?" Regan menebak.

Lea kaget mendengar penuturan Regan. Aku pernah lumpuhin Kenzo?

Lea menebak pacar yang Regan maksud adalah Kenzo. Karena Kenzo adalah pacar pertamanya.

"Kenzo pernah lumpuh? Gara gara gue?" Lea seakan tak percaya.

"Tuh kan sekarang amnesia" cibir Regan.

PenitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang