[PP #7] Akena vs Leana

82 7 1
                                        


Lea menarik Faith kedalam pelukannya. Erat sekali. Faith sedikit terkejut saat Lea melakukan itu. Tapi tanpa sedikitpun penolakan, Faith malah membalas pelukan Lea. Seolah itu adalah cara tepat untuk melepaskan masalahnya.

Lea menangis terisak. Hingga menyisakan noda basah di bahu Faith akibat air matanya yang berjatuhan. Lea merasakan sesuatu yang keras menghantam hatinya hingga menimbulkan sedikit luka saat mendengar penuturan Faith akan penyakit yang dideritanya. Sungguh, Lea tidak rela pria seperti Faith mendapatkan hal itu.

"Jangan nangis" Faith mengelus rambut Lea halus. Sementara itu Lea masih bergeming ditempatnya.

"Sakit ini belum pernah lukain gue" tutur Faith lagi.

Lea masih ingin terus dalam posisi ini. Percayalah, badan Faith sungguh pelukable.

Ia menghapus air mata yang masih menggenang di matanya. Lalu melepas pelukan sejenak itu. Hatinya sekarang sudah cukup lega.

Faith memandang Lea intens "gue ngerasain hal aneh saat ketemu Lo"

Lea mendongak menatap wajah Faith "maksudnya?" Dengan suara agak bindeng.

Faith mengendikan bahunya "gak tahu, tapi intinya jiwa gue ngerasa damai kalau disamping Lo"

"Lo sama Akena juga begitu?" Tanya Lea tiba tiba membahas Akena.

Faith menggeleng "nggak, gue cuma ngerasain hal sewajarnya saat gue deket Akena"

Entah mengapa saat Faith mengatakan itu terdapat perasaan lega luar biasa di hati Lea.

"Selayaknya orang pacaran biasa" sambung Faith lagi.

"Sebelumnya gue juga ngerasain itu, tapi kalau setelah dipikir-pikir kita belum saling kenal" sambung Lea.

Benar juga, selama ini mereka hanya saling mengenal nama tanpa latar belakang satu sama lain. Itupun karena Dokter Chessy menyebut nama mereka sehingga baik Lea maupun Faith saling mengenal.

"Kenalin, gue Faith georalendra. Panggil gue Faith. Mahasiswa semester 3 di universitas Galaxi. Umur 19 tahun. Lahir di kota Angkasa dan menetap juga disana. Lahir 28 januari dan nggak suka coklat" ujar Faith sedikit cerewet sambil mengulurkan tangannya. Seperti mengajak berkenalan kembali.

Lea menerima uluran tangan itu dengan semangat "kenalin juga, gue Leana varrelina. Mahasiswa semester 1 di universitas Galaxi. Umur 19 tahun. Lahir di kota Angkasa dan tempat tinggal disana juga. Lahir 28 Februari dan gak suka permen"

"Ternyata kita satu kampus" ujar Faith baru tersadar. Begitu juga Lea.

"Iya" jawab Lea mengangguk.

"Kok Lo bisa telat satu tahun kuliah? Seharusnya kan Lo seangkatan sama gue" tanya Faith.

Lea tidak tahu harus menjawab apa. Tidak mungkin ia menjawab bahwa ini ada hubungannya dengan kepergiannya ke masa depan. Faith tak akan mempercayai hal mustahil semacam itu.

"Gue dulu ke London" ujar Lea memilih menjawab itu. Karena mengingat bahwa Regan pernah memberitahunya bahwa ia pernah kabur ke London. Setidaknya itu sedikit membantu sekarang.

"Udah yuk jalan lagi" ujar Faith lalu menyalakan mesin mobilnya dan melaju kembali ke jalanan.

"Gue kira Lo gak doyan ngomong" celetuk Lea.

Faith tersenyum kecil "gue gitu kalau sama orang yang baru gue kenal"

"Kayak gue kemarin?"

"Iya"

"Kalau sekarang?"

"Beda. Gue udah nunjukin kan? Gue punya banyak sisi rapuh di hidup gue. Dan Lo satu-satunya orang yang tahu itu. Jadi Lo bisa dibilang cukup istimewa" ucap Faith datar.

PenitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang