"Mau ngomong apalagi sih lo?" Sengit Lea bertanya pada Daisy yang menggeretnya secara paksa untuk mengobrol berdua.
Lea sudah geram, tembok kokoh yang sudah ia bangun antara dirinya dan kenangan manis bersama Faith bisa hancur seketika jika seperti ini. Lea tidak boleh luluh begitu saja, walaupun sebenarnya ia belum bisa melupakan Faith. Tapi, Faith tidak semudah itu dimaafkan.
"Lea please, dengerin aku" ucap Daisy berusaha tetap sabar walaupun nyatanya gejolak amarah sudah di ubun-ubun.
"Apa yang harus gue dengerin Lo? Tentang keadaan Faith? Inget. Gue udah gak peduli" ucap Lea.
Tidak peduli?
Kata ter-bullshit yang pernah Lea ucap.
"Kenapa kamu jadi begini sih Le? Faith itu lagi butuh kamu sekarang. Kenapa kamu gak pernah ngerti" ucap Daisy masih dengan cara halus.
"Buat apa gue ngerti kalau dianya gak pernah ngertiin gue?" Ucap Lea.
"Tolong, ikut Aku Le, sekali aja" pinta Daisy.
Sungguh, Sekarang Daisy ingin menjambak rambut Lea keras dan mencakar wajahnya. Jika bukan karena Faith ia tidak akan menurunkan harga dirinya hanya untuk memohon-mohon di depan Lea.
"Gue udah bilang, nggak." Ucap Lea kukuh.
"Kenapa kamu egois sih? Faith itu lagi sekarat sekarang! Dan kamu masih mentingin ego dari pada keinginan Faith?" Ujar Daisy tegas.
Faith sekarat? Maksudnya?
"Maksud Lo?" Lea bertanya. Kini degup jantungnya mulai tak beraturan. Perasaan khawatir timbul.
"Aku nggak tahu pasti kapan kamu bisa dapet kesempatan ketemu sama Faith sebelum dia benar-benar pergi" sambung Daisy lagi.
Lea makin tak mengerti. Bagaimana keadaan Faith.
Faith kenapa?
"Jelasin Daisy! Faith kenapa?" Cecar Lea.
"Kamu pengen tahu? Bukannya tadi bilang udah ga peduli?" Sinis Daisy.
"Dia baik-baik aja kan? Cuma sakit biasa kan?" Tanya Lea tidak sabar.
"Dia nggak baik-baik saja. Sekarang Faith sedang terbaring lemah di rumah sakit. Kankernya sudah stadium akhir, Faith sudah di ambang kematian. Apakah sekarang kamu berubah pikiran Lea?" Tanya Daisy.
Lea termenung.
"Buat apa Faith nyari gue? Dia bukannya suka sama Lo? Dia ninggalin gue demi perjuangin cinta Lo terus buat apa sekarang dia butuhkan gue lagi?" ucap Lea lirih hampir menitihkan air mata.
"Karena sebenarnya semua itu hanya bohongan..." Jawab Daisy lirih.
Demi Faith, ia harus mengungkapkan segalanya. Sungguh Daisy sekarang dilanda rasa bimbang. Tetap dengan tujuannya atau menyerah sekarang.
"Ngomong yang jelas bisa nggak?" Tanya Lea.
"Jadi gini...
![](https://img.wattpad.com/cover/130562818-288-k799878.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Peniti
Fantasía[tahap revisi] Pergi ke masa depan bukanlah hal yang pernah terpikirkan oleh Lea, itu terdengar sangat aneh. Satu per satu hidup Lea berubah, masalah muncul yang membuat hidupnya semakin bingung. Tapi lambat laun Lea mulai terbiasa dengan keadaannya...