Sungguh, Lea tidak bisa tidur malam ini. Hatinya gelisah tidak karuan. Pikirannya masih berkutat dalam diri Faith. Memikirkan bagaimana keadaan pria itu. Apakah dia baik-baik saja? Pasti. Bukankan disana ada Daisy?
Tapi Lea sangat menyesal karena telah pergi begitu saja. Tanpa berjuang untuk menemui Faith yang mungkin saja membutuhkannya. Hatinya sungguh tertutup dengan rasa mengalah dan pasrah saat itu apalagi sorot mata Daisy yang menanam membuatnya sedikit takut. Dari pada memperpanjang masalah, lebih baik ia pergi.
"Faith, aku harap kamu baik-baik saja" ujar Lea bergumam sendiri.
"Kamu pasti baik-baik saja, Daisy pasti merawat kamu" gumam Lea sekali lagi, berusaha menutupi kekhawatiran yang menjalar ditubuhnya.
Sekarang Lea berada diatasnya kasur. Ditutupi selimut tebal dan bantal besar. Untuk menutupi tangisannya yang mulai pecah beberapa detik yang lalu. Hanya ini yang bisa mengobatinya. Menangis sepuasnya didalam kamar tanpa terlihat siapapun. Masa bodoh dengan wajahnya yang kucel dan air mata yang membuat bantalnya basah. Yang terpenting emosinya bisa segera ia luapkan.
Lea bahkan sampai tertidur menangis. Tanpa sadar ia juga mengigau dengan menyebutkan nama Faith.
***
"Faith? Kamu gapapa kan? Udah sehat kan? Maaf tadi malem aku langsung pulang, aku gak mau ganggu istirahat kamu"
Baru saja tadi Faith menelpon Lea, belum sampai Faith mengucapkan 'halo' Lea bahkan langsung saja memotongnya dengan kalimat tadi.
"Aku gapapa"
Faith mengatakannya sedikit lirih.
"Beneran? Aku khawatir banget"
Lea yang masih berada dalam posisi tidur segera membenarkan posisinya diganti duduk. Matanya melirik jam yang terpasang didinding.
Masih jam 7, artinya ia tak perlu tergesa-gesa pergi ke kampus.
"Iya, aku tahu. Ada yang pengen aku omongin"
Faith sedikit berhati-hati mengatakannya.
Lea mengernyit bingung "apa?"
"Mungkin aku gak sopan bicara ini lewat telepon. Tapi sungguh Lea, aku benar-benar gak siap buat ketemu langsung sama kamu"
Deg.
Ada apa?
"Faith, jangan ambigu deh. Ngomong buruan!"
Lea mulai memiliki perasaan yang tidak enak. Ada sesuatu yang sedikit mengganjal.
"Ini dimulai sejak tadi malam"
Tadi malam?
Ada apa lagi?
Lea masih berkelit pening. Tadi malam, adakah hubungannya dengan Daisy?
"Ada apa sama tadi malam? Faith ngomong yang jelas. Aku gak ngerti maksud kamu"
Bahkan Lea juga sedikit terpancing emosi. Ia menggigit bawah bibirnya sambil menunggu Faith menjawab.
"Tadi malam Daisy mengungkapkan perasaannya sama aku"
Lea tersentak "lalu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/130562818-288-k799878.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Peniti
Fantasy[tahap revisi] Pergi ke masa depan bukanlah hal yang pernah terpikirkan oleh Lea, itu terdengar sangat aneh. Satu per satu hidup Lea berubah, masalah muncul yang membuat hidupnya semakin bingung. Tapi lambat laun Lea mulai terbiasa dengan keadaannya...