Dokter Daisy berjalan mendekat ke arah Lea yang duduk membelakanginya.
"Hai!" Sapa dokter Daisy dari belakang.
Lea memutar kursinya dan tersenyum menanggapi dokter Daisy "hai"
Sekilas tanggapan mengenai dokter Daisy dari Lea adalah masih muda bahkan Lea pikir mereka masih seumuran, cantik, tinggi dan body goals.
Dokter Berjalan ke arah kursi kerjanya lalu mendaratkan bokongnya disana. Lea juga ikut berputar mengikuti dokter Daisy tepatnya sekarang mereka berhadapan.
"Perkenalkan, Namaku Daisy Rosaleda, panggil saja aku Daisy dan aku dokter yang menangani masalah Faith" ujar dokter Daisy menjulurkan tangannya ke arah Lea.
Lea menerima uluran tangan dari dokter Daisy "aku Leana Varreline, panggil saja aku Lea, dok"
"Jangan panggil aku pakai embel-embel dokter Lea, cukup panggil aku dengan namaku saja. Itu lebih membuatku nyaman" ujar dokter Daisy tersenyum.
Lea hanya mengangguk. Dan tersenyum canggung.
"Lea, sudah tahu kan penyakit Faith?" Dokter Daisy Bertanya.
Lea mengangguk "iya"
"Berarti kamu termasuk gadis pilihan" celetuk Dokter Daisy sambil memasang senyum merekah.
Lea tak mengerti.
"Daisy, jangan berbicara yang tidak tidak pada Lea!" Ancam Faith dari sudut lain. Masih duduk di atas ranjang pasien.
"Hahahaha, lihat Lea dia marah saat aku ingin berbicara sesuatu padamu" Dokter Daisy memandang Lea.
"Bukan seperti itu" sambung Faith.
"Lalu?" Tanya dokter Daisy.
Lea hanya tersenyum melihat dua orang disekitarnya sedang beradu.
"Tidak, lupakan" Faith menolehkan matanya ke arah lain dengan wajah kesal.
Dokter Daisy tertawa melihat tingkah Faith itu. Ia tahu pria itu sedang merajuk.
"Faith tenanglah, akan ku jaga rahasia mu rapat-rapat" dokter Daisy berucap sambil tertawa kecil.
Rahasia apa yang mereka ini maksud? Lea membatin.
"Aku tak akan tenang, rahasiaku selalu tak aman jika bersama mu" jawab Faith.
"Oh begitu, baiklah akan ku serahkan saja rahasia ini pada Lea" dokter Daisy melirik ke arah Lea, Lea mengernyit.
"Dia lebih baik dan akan diam dengan rahasia mu" sambung Dokter Daisy lagi.
"Daisy!" Ancam Faith sedikit tinggi nadanya.
"Haha iya aku tahu, hanya sedikit lelucon" ujar dokter Daisy masih tertawa. Memandang ke arah Faith dan Lea secara bergantian.
"Lelucon mu tidak lucu" ketus Faith.
"Aku tak butuh komentarmu ya" pesan dokter Daisy pada Faith.
Faith memutar bola matanya jengah. Daisy tak akan pernah bersikap serius padanya sekalipun dalam membahas penyakitnya.
"Ehm." dokter Daisy berdeham "begini Lea, pria yang kau bawa kemari itu sangat keras kepala, selalu mementingkan dirinya sendiri dan susah sekali di nasehati. Karena kebetulan kamu satu satunya perempuan yang tahu penyakitnya selain aku jadi tolonglah jaga dan rawat dia lalu marahi jika dia tak menurut. Aku sudah bosan terus menerus menceramahinya selama 2 tahun ini dan dia tak pernah mendengarkan ku"
Lea tertawa kecil "Faith mungkin akan lebih tak menurut jika dengan ku"
Dokter Daisy menggeleng "tidak Lea, dia lemah dalam urusan cinta"

KAMU SEDANG MEMBACA
Peniti
Fantasía[tahap revisi] Pergi ke masa depan bukanlah hal yang pernah terpikirkan oleh Lea, itu terdengar sangat aneh. Satu per satu hidup Lea berubah, masalah muncul yang membuat hidupnya semakin bingung. Tapi lambat laun Lea mulai terbiasa dengan keadaannya...