[PP #15] sad night

42 6 0
                                    


Setelah Lea dan Faith masuk ke dalam rumah mereka langsung disuguhi dengan pemandangan yang cukup menggiurkan. Kebetulan ruang tamu bersebelahan dengan dengan dapur dan ruang makan jadi tentu saja sederet makanan dari A sampai Z cukup membuat Lea dan Faith lapar.

Faith cukup heran bagaimana kakaknya itu bisa memasak sebanyak ini dalam waktu yang singkat. Apalagi tanpa seorang pembantu.

"Faith, makanannya banyak banget. Yakin cuma buat ber-tiga?" Tanya Lea tidak yakin.

Faith mengendikan bahunya lalu sorot matanya mengelilingi seisi ruangan mencari keberadaan Chessy yang sedari tadi belum terlihat.

"Kakak mana ya?" Gumam Faith. Lalu beralih menatap Lea.

"Aku cari kakak ke atas dulu" ujar Faith lalu melangkah menyusuri sebuah tangga menuju lantai atas.

Lea berjalan menuju dapur. Samar-samar ia mendengar suara ketukan piring dan bunyi air keran hidup. Lea sedikit terkejut siapa yang sedang berdiri membelakanginya. Rambutnya terurai panjang, memakai Dress selutut berwarna biru dan sepatu flatshoes. Lalu ada sebuah Sling bag hitam yang tergeletak di atas meja makan.

Gadis yang entah sedang apa itu menoleh dan sedikit mengernyit melihat ada sepasang mata menatapnya aneh. Sedetik kemudian ia terkekeh pelan menghampiri Lea.

"Daisy?"

Daisy mengangguk lalu duduk disalah satu kursi meja makan "iya, mau makan malam bareng kan?"

Entah mengapa hatinya sedikit sesak melihat Daisy berada disini. Karena tadi Faith bilang hanya bertiga. Ia, Faith dan Chessy. Tapi kenapa Daisy berada disini sekarang.

Lea mengangguk "Kamu mau makan bareng juga?"

Daisy mengangguk antusias. Raut wajah Lea berubah.

"Malahan tadi aku yang masak sama kak Chessy" ujar Daisy seperti membanggakan.

"Oh" hanya itu jawaban Lea. Setelahnya kedua orang turun dari tangga secara bersamaan lalu menyusul kedua gadis yang sudah berada di meja makan.

Reaksi Faith biasa-biasa saja saat melihat Daisy. Karena sebelumnya Chessy telah memberitahunya tadi bahwa Daisy tak sengaja datang ke rumah untuk bertemu dirinya. Agak sedikit canggung memang saat tadi ia menolak makan malam di kafe dengan Daisy dan untunglah Daisy datang kerumahnya jadi sedikit bisa menggantikan rasa bersalahnya.

Seolah tak mengerti raut wajah Lea yang berubah Faith hanya menyuruhnya duduk disampingnya sebelah kanan.

Dan yang membuat Lea makin jengkel adalah Daisy yang langsung saja menyambar kursi sebelah Faith bagian kiri. Itu artinya Faith berada diantara kedua gadis itu.

Lea masih diam saja memperhatikan gerak-gerik Daisy yang sedikit aneh. Daisy mengambilkan nasi untuk Faith dan mencoba membanggakan kalau dialah yang memasak makanan yang ada dimeja sekarang. Buruknya lagi wajah yang dipasang Daisy terlihat cari perhatian.

Chessy hanya memperhatikan sedari tadi diselingi makan makanananya. Ia lihat Lea sangat tak bersemangat hari ini. Ia juga tahu Lea terlihat murung karena apa.

"Lea, kenapa makanannya gak dimakan?" Tanya Chessy membuat Lea tersentak dan langsung melirik makanannya yang masih utuh di atas piring.

Lea tersenyum lalu menggeleng dan mulai melahap makanannya yang mulai dingin. Matanya masih tak hentinya melirik Daisy dan Faith disampingnya dengan sesekali mendengus. Faith bahkan mulai melupakannya.

Tiba-tiba terdengar suara ponsel berdering.

Itu suara ponsel milik Chessy. Ia segera mengangkat sambungan teleponnya.

PenitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang