“Taeyong, tolong jaga rumah. Eomma mau pergi”
Taeyong tersentak kaget mendengar eommanya memanggilnya. Buru-buru ia menyimpan foto itu di saku celananya. Ia pun keluar kamar untuk menghampiri eommanya.
“eomma mau pergi kemana? Kenapa malam sekali?” tanya Taeyong.
“eomma ada urusan mendadak. Kamu tidak perlu menunggu eomma, tidur saja dan jangan lupa mengunci pintu. Eomma membawa kunci sendiri” eomma pun mencium kening Taeyong lalu pergi.
“wah, kukira Sooyeon sungsaengnim juga galak di rumah ternyata di rumah dia tetaplah eomma yang manis dan penyayang... wooo....” goda Doyoung.
Taeyong menoleh ke asal suara. Dilihatnya Doyoung bersandar di pinggir tangga dan meledeknya setelah eomma berpamitan dengannya. Taeyong lebih memilih diam dan kembali ke kamarnya lalu diikuti Doyoung.
“Taeyong, kau marah padaku?” tanya Doyoung. Sementara yang ditanya malah diam saja.
“Taeyong...” ujar Doyoung sekali lagi.
“Doyoung-ah, akhir-akhir ini aku merasa aneh” ujar Taeyong.
“mwo? Kenapa aneh?” tanya Doyoung yang bingung dengan perkataan Taeyong.
“akhir-akhir ini aku sering bermimpi bertemu anak kecil laki-laki. Dia selalu datang ke rumahku dan tersenyum padaku”
“kau tahu siapa anak kecil itu?” tanya Doyoung.
“tidak. Tapi dia mengaku aku adalah kembarannya”
(At restaurant)
Myungsoo dengan cepat memasuki gedung restoran dan bertanya pada pelayan dimana appanya duduk. Lalu ia langsung menghampiri appanya yang terlihat bosan dan duduk sendirian.“appa, mianhae aku terlambat. Tadi aku ada urusan” kata Myungsoo.
“ah, Myungsoo kenapa kau baru datang. Sayang sekali makan malam kita baru saja selesai. Appa sudah memesan makanan untukmu untuk dibawa pulang. Lebih baik kau pulang bersama supir appa saja” kata appa sambil menyerahkan bungkusan makanan kepada Myungsoo.
“baiklah... lalu kenapa appa tidak ikut pulang bersamaku?” tanya Myungsoo.
“appa masih ingin bertemu dengan seseorang. Ini urusan bisnis. Kau tidak perlu ikut dalam pertemuan ini. arrachi?” kata appa.
“ne arrasseo” kata Myungsoo patuh.
“aku pulang dulu appa” pamit Myungsoo sambil menyerahkan kunci mobilnya kepada appa.
Terbesit rasa kecewa di dalam diri Myungsoo karena ia sudah berusaha buru-buru untuk sampai di tempat ini. Myungsoo hanya mau melewati lebih banyak quality time bersama appanya yang super sibuk itu. Sebagai businessman, appanya seringkali terlalu sibuk dengan pekerjaan dan jarang melewati waktu bersama Myungsoo.
Di rumahnya yang besar dan mewah, ia kesepian karena hanya ditemani supir dan pelayan rumahnya. Sementara ia tidak pernah melihat eommanya karena ia hanya tinggal bersama appanya sejak kecil, tanpa mengetahui siapa sebenarnya eommanya dan bagaimana wajahnya.
Saat Myungsoo asyik melamun sambil melihat keluar jendela tiba-tiba ia merasakan sakit pada dadanya. Hal itu sontak membuat lamunan Myungsoo buyar. Ia berusaha mencengkram dadanya dan menggigit bibirnya sekuat tenaga hanya untuk mengurangi rasa sakitnya. Namun Myungsoo tidak bisa menahan sakitnya, sesekali ia mengerang pelan.
“tuan muda, anda baik-baik saja?” tanya supirnya yang sedang menyetir.
“air... ahjussi aku butuh air” kata Myungsoo pelan.
Myungsoo pun mengambil botor air mineral yang diberikan Shin ahjussi, supir ayahnya. Ia pun buru-buru mengambil obatnya yang ada di dalam tas. Baru saja ia akan meminum obatnya itu dan ia ingat bahwa ia belum makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry I'm too Introvert
General FictionTaeyong adalah siswa pintar di sekolahnya yang punya prestasi gemilang di bidang akademik terutama matematika. Selain itu Taeyong juga berwajah tampan. Namun sayang, Taeyong tidak memiliki banyak teman karena dia yang memiliki sifat introvert. Hany...