part 17

255 29 0
                                    

Taeyong baru saja selesai berlatih basket bersama teman-temannya. Baru saja ia menyalakan rokoknya, tiba-tiba eommanya memanggil dia dari kejauhan. Beruntung ia masih sempat mematikan rokoknya dan membuangnya ke tempat sampah.

“Taeyong, ikut eomma, kita akan makan malam bersama” ajak eommanya.

“kemana?” tanya Taeyong.

“di rumah appamu” ujar eommanya.

Taeyong terusik saat mendengar kata-kata ‘appamu’ itu. Jujur saja memang Taeyong belum bisa menerima appanya, apalagi sekarang mereka akan makan malam bersama. Dengan berat hati Taeyong terpaksa mengikuti eommanya.

. . .

“akhirnya kalian datang juga” ujar Jaejoong melihat kedatangan Sooyeon dan Taeyong.

“annyeong, Jaejoong, Myungsoo. Akhirnya kita bertemu lagi.” ujar Sooyeon menyapa mereka semua.

“eomma dan Taeyong akhirnya datang!!” ujar Myungsoo sumringah.

“Taeyong, kenapa kau diam saja? Ayo sapa appa dan hyungmu!” ujar Sooyeon.

“ne. Annyeonghaseyo” ujar Taeyong datar.

Sooyeon dan Taeyong memasuki rumah Myungsoo yang megah. Dari luar saja rumah ini tampak sangat besar. Jauh berbeda dengan rumah Taeyong.

Kini mereka baru melewati ruang tamu yang besar dan nyaman itu. Lalu mereka melewati ruang tengah, dimana ada lampu kristal yang tergantung dari lantai atas ke bawah yang tampak mewah. Barulah mereka tiba di ruang makan.

“jauh sekali ruang makannya” ujar Taeyong yang beberapa detik kemudian menerima jitakan dari eommanya.

“duduklah disini, Taeyong” ujar Myungsoo meminta Taeyong duduk di sampingnya.

Taeyong melihat berbagai makanan tersaji di atas meja. Semuanya menggugah selera, terutama daging panggang yang ada di tengah.

“apa itu hanwoo?” tanya Taeyong.

“tentu saja... appa tahu dari eommamu kalau kau menyukai daging” ujar Jaejoong.

“wow. Bahkan selama ini aku tidak pernah makan hanwoo. Maklum keluargaku miskin” ujar Taeyong sarkas.

“sekarang kau bisa makan sepuasmu. Kau sudah memiliki keluarga baru sekarang. Kau punya aku, hyungmu dan appa” ujar Myungsoo.

“keluarga? Hyung dan appa? Orang yang menelantarkan aku selama ini dan membiarkan aku hidup miskin itu bisa aku sebut keluarga?” tanya Taeyong sarkas.

“Taeyong...” Myungsoo tertegun dengan ucapan Taeyong.

“Taeyong, apa yang kau bicarakan?! Kau tidak boleh berkata seperti itu di depan appa dan hyungmu! Apa kau masih tidak mengerti dengan penjelasan eomma? Dulu kami hanya bercerai!” seru Sooyeon.

“tidak apa-apa Sooyeon, aku paham jika Taeyong tidak bisa menerimaku. Sekarang lebih baik kita makan, segala sesuatu sudah tersedia” ujar Jaejoong.

. . .

Setelah selesai makan, Taeyong beranjak ke halaman belakang rumah Myungsoo untuk merokok diam-diam. Taeyong masih sangat kesal dengan kejadian makan malam barusan, semua itu membuat Taeyong pusing.

“Taeyong, dari tadi aku mencarimu”

Taeyong menoleh ke asal suara yang memanggilnya. Terdapat Myungsoo yang berdiri di belakangnya.

“Taeyong, kau merokok?” ujar Myungsoo yang terlihat sedikit kaget saat Taeyong menoleh ke belakang.

“memangnya kenapa? Kau mau mengadukan ini pada eommaku?” ujar Taeyong ketus.

I'm Sorry I'm too IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang