Pagi-pagi sekali Taeyong sibuk mencari-cari sepatu olahraganya di antara sepatu miliknya. Rupanya keinginan Taeyong untuk bermain basket semakin kuat. Bahkan hari ini Taeyong berencana untuk masuk di ekskul basket di sekolahnya.
“Taeyong, apa yang kau lakukan?” tanya eommanya.
“aku mencari sepatu basket, eomma” balas Taeyong.
“ah apakah kau ingin main basket? Kau sama saja seperti...” kata-kata eommanya terputus.
“kau sama saja seperti yang lain, Taeyong” eommanya menjadi gugup.
“memangnya salah kalau aku belajar basket? Kenapa semua orang meragukanku?” tanya Taeyong.
“kau harusnya fokus belajar. Sekarang kau sudah kelas tiga dan akan menghadapi ujian” ujar eommanya tegas.
“eomma tenang saja aku akan tetap belajar. Aku hanya ingin bermain basket, itu saja” ujar Taeyong.
“eomma tidak suka dengan pergaulan anak-anak basket di sekolah kita. Mereka semua anak nakal” ujar eommanya.
“eomma tenang saja, aku tidak akan ikut-ikutan mereka”.
(At school)
Taeyong berjalan sendirian ke ruangan kelas 12C, dimana semua anak pembangkang dan pembuat onar menjadi penghuni kelas itu. Sebut saja si kapten sepak bola Nakamoto Yuta, si pangeran sekolah Jung Jaehyun, dan si kapten basket yang sedang Taeyong cari, siapa lagi kalau bukan Johnny Seo.
Johnny adalah anak yang kuat dan sering menindas teman-temannya. Tidak jarang ia membully teman-temannya sehingga ia dicap sebagai mental breaker. Ia sukses membully teman-temannya hingga merasa tertekan dan akhirnya pindah sekolah.
“permisi, aku mau bertemu Johnny” kata Taeyong.
“yang kau cari ada di belakangmu, anak bodoh” balas Johnny.
Taeyong segera membalikkan badan dan melihat Johnny berdiri di depannya dengan santai sambil mengunyah permen karet.
“kau si kapten basket itu kan?” tanya Taeyong.
“aku mau mendaftar masuk ekskul basket” kata Taeyong mantap.
“what? Aku tidak salah dengar?? Hahaha. Kau si Lee Taeyong, si kutu buku juara olimpiade matematika yang anti sosial dan tidak punya teman itu kan?? Dan kau berani-berani masuk ekskul basket?” tanya Johnny sinis.
“dia hanya punya satu teman, namanya Kim Doyoung, striker sepak bola” balas namja berambut pirang yang memiliki wajah imutnya, kontras dengan sikapnya yang sinis.
“yang kau maksud si kelinci asap itu, winwin? Ah dia dengan bodohnya sering merokok di sekolah, membuat sekolah mengadakan sidak rokok dan menyita rokok yang kita bawa” gerutu Johnny.
“tadi aku bertanya dan kau belum menjawab” potong Taeyong.
“hey, kau ini sombong sekali. Kau tidak tahu aku, eoh?! Bagaimana jika aku tidak mengizinkanmu masuk ekskul basket?” balas Johnny.
Johnny mengambil permen karet di mulutnya dan menempelkannya di jas Taeyong. Sontak ekspresi Taeyong menjadi horror. Taeyong dikenal memiliki mysophobia sehingga ia tidak menyukai kotoran sesedikit apapun. Taeyong buru-buru melepas jasnya dan melemparnya tepat ke wajah Johnny. Seketika suasana kelas jadi hening karena melihat Taeyong yang berani melempar jasnya kepada Johnny.
“itu untuk kau yang kurang ajar pada anggota baru. Memangnya aku tidak tahu kalian sedang kekurangan orang, eoh?! Salah satu playmaker kalian Lee Minhyung sedang cedera padahal pertandingan kalian tinggal beberapa hari lagi??” balas Taeyong yang untungnya Doyoung sempat memberitahunya beberapa hari yang lalu.
“maksudmu mark lee? Lalu memangnya kenapa? Memangnya aku akan memilihmu untuk bermain? Memangnya seperti apa skillmu?” Johnny berang.
“sudahlah Johnny, kau jangan cari masalah dengan anak ini. Dia anak dari Lee sungsaengnim” bisik Jaehyun kepada Johnny.
Ekspresi Johnny pun melunak, “baiklah, kalau kau mau masuk ekskul basketku, temui aku nanti siang. Sekarang pergilah! Tempatmu bukan disini!” seru Johnny.
. . .
Taeyong menyusuri koridor sekolahnya setelah menikmati makan siang di kantin. Ia berusaha mencari Doyoung, temannya yang sedari tadi menghilang. Entah Doyoung sedang berlatih sepak bola, rapat dengan tim sepak bolanya, ataupun sedang merokok di lapangan belakang, yang pasti Doyoung seperti hilang ditelan bumi.
“kau lihat dia, namja yang memaksa masuk basket padahal dia tidak punya kemampuan apa-apa”
“cih! Dia juga bersikap kasar pada Johnny kita..”
Taeyong menoleh ke asal suara. Ia dapati dua yeoja yang menatap sinis dirinya sambil membicarakan sesuatu. Taeyong tahu pasti kalau mereka membicarakan dirinya setelah yang ia lakukan tadi pagi kepada Johnny. Mereka, Koeun dan Lami adalah anggota cheerleaders yang menyukai Johnny setengah mati. Pantas saja kini mereka membenci Taeyong.
“Taeyong, akhirnya aku menemukanmu disini” Doyoung menepuk pundak Taeyong dari belakang.
“aigo, kau dari mana saja? Yang ada aku mencarimu! Dan... uh... kau bau asap” gerutu Taeyong.
“hehehe kau tahu lah, kajja ganti baju olahraga lalu ke lapangan, kita akan main basket” ajak Doyoung.
Taeyong dan Doyoung telah berganti pakaian olahraga dan di lapangan berkumpul banyak orang. Seluruh kelasnya telah berganti pakaian juga, namun ia menemukan Johnny dan Jaehyun ada di lapangan sambil bermain basket. Taeyong yakin pasti mereka kembali membolos kelas mereka dan menyusup ke kelasnya untuk ikut olahraga.
Johnny melihat Taeyong dan langsung memberhentikan permainannya. Sambil memutar-mutarkan bola, Johnny berjalan ke tengah lapangan.
“perhatian semuanya!” Johnny tiba-tiba berteriak. Sontak semua siswa di lapangan langsung melihat Johnny.
“hari ini teman sekelas kalian, Lee Taeyong akan menunjukkan keahliannya bermain basket... yang tentunya sangat baik, betul Jaehyun?” tanya Johnny dengan nada sarkasme.
“tentu saja” Jaehyun menyaut.
Johnny langsung melempar bola yang ia pegang kepada Taeyong. Taeyong gelagapan dan langsung menangkap bola itu. Dengan ragu Taeyong mencoba dribble sedikit. Ia pun memandang Doyoung.‘kau pasti bisa Taeyong, fighting!’. Itu yang Taeyong dapati dari tatapan mata Doyoung.
Taeyong langsung beranjak maju ke depan ring sambil men-dribble bola. Taeyong merasakan ini seperti mimpi, dimana ia bisa bermain basket dengan baik, untuk ukuran pemula yang jarang bermain basket. Ia pun melempar bola ke ring, dan bola masuk dengan mudahnya.
Sontak terdengar riuh dari teman-teman sekelasnya. Taeyong menoleh ke belakang mendapati Doyoung berteriak-teriak memberinya semangat, ada juga Johnny dan Jaehyun dengan wajah kesalnya seakan tidak terima. Taeyong kembali melempar bolanya ke ring dan bola itu kembali masuk.
“well, Lee Taeyong kau diterima di ekskul basket. Tapi jangan harap kau akan jadi kapten sepertiku” Johnny pergi bersama Jaehyun.
Sementara Taeyong berdiri termangu ditempatnya, ia masih tidak menyangka bahwa barusan ia bisa bermain basket di depan teman-temannya.
Rasanya Taeyong seperti berada di mimpinya. Taeyong menoleh kesana kemari, mencari barangkali namja kecil yang ada di mimpinya ada di lapangan itu juga dan memberinya semangat. Namun hasilnya nihil, hanya ada Doyoung yang kini berlari ke arahnya sambil berteriak kegirangan.
“Taeyong, tadi kau keren sekali!! Mianhae waktu itu aku meragukanmu... kurasa kau akan bisa menjadi pemain basket yang hebat!! Taeyong, kau melamun??” kata Doyoung.
“Doyoung, tampar aku!” kata Taeyong.
“apa? Tampar? Kenapa?” Doyoung kaget.
“cepat!” balas Taeyong.
Doyoung menampar pipi Taeyong dengan keras. Taeyong merasakan panas di pipi kirinya. Ternyata ini bukan mimpi, ini adalah kenyataan. Taeyong sendiri tidak habis pikir dari manakah dia mendapat kemampuan basketnya ini. Bahkan ia tidak pernah ikut ekskul basket sama sekali sebelumnya.
.
.
TBC
.
.
GIMME UR VOTE IF U LIKE THIS STORY
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry I'm too Introvert
Ficção GeralTaeyong adalah siswa pintar di sekolahnya yang punya prestasi gemilang di bidang akademik terutama matematika. Selain itu Taeyong juga berwajah tampan. Namun sayang, Taeyong tidak memiliki banyak teman karena dia yang memiliki sifat introvert. Hany...