part 27

605 34 5
                                    

Taeyong berjalan ke kamar Myungsoo seperti biasa, untuk bertemu dengan hyungnya. Sesampainya di kamar Myungsoo, Taeyong melihat sikap hyungnya yang tidak biasa.

Myungsoo nampak mengacuhkan Taeyong saat ia masuk dan sama sekali tidak menyapanya.Saat Taeyong duduk di sampingnya, hyungnya itu malah membuang muka. Taeyong tidak tahan dengan sikap hyungnya yang merajuk seperti ini padahal ia ingin memberitahu kabar baik pada hyungnya.

"hyung kenapa kau begini?" tanya Taeyong kesal.

"..."

Myungsoo yang diajak bicara hanya diam saja tanpa menoleh ke arah Taeyong dan masih fokus dengan televisi yang ia tonton. Taeyong pun bertambah kesal dan akhirnya mematikan televisi itu.

"ck" Myungsoo memutar bola matanya jengah.

"aku benar-benar lelah denganmu yang keras kepala. Sudah kubilang aku tidak mau menerima donor jantungmu lalu kenapa kau tidak mendengarku?" ujar Myungsoo.

"hyung..."

"aku diberitahu oleh dokter bahwa operasiku akan dilaksanakan paling cepat besok lusa. Sudah kubilang berapa kali bahwa aku tidak mau kau mendonorkan jantungmu untukku!" seru Myungsoo.

"aish! Dengarkan aku dulu! Pokoknya aku cuma mau bilang begini, besok lusa hyung akan dioperasi karena hyung sudah dapat donor dari bank organ" ujar Taeyong.

Myungsoo menoleh ke arah Taeyong, "apa??" tanya Myungsoo.

"iya. Jadi kumohon jangan marah lagi padaku, hyung" ujar Taeyong.

"ah... itu" Myungsoo tertawa malu.

"maafkan aku, Taeyong" ujar Myungsoo.

"Iya, iya" ujar Taeyong malas.

"Taeyong, kau bisa temani aku jalan-jalan" tanya Myungsoo tiba-tiba.

"mwo? Jalan-jalan? Tapi hyung kan sedang sakit, bagaimana bisa jalan-jalan?" tanya Taeyong.

"masih ada kursi roda. Lagipula aku sudah minta izin kok pada dokter" ujar Myungsoo.

"lalu bagaimana dengan infus, lalu tabung oksigenmu?" tanya Taeyong.

"itu semua bisa dibawa..." ujar Myungsoo santai.

"apa kau tidak mau menemaniku?" Myungsoo merubah ekspresinya jadi memelas.

"iya, iya, aku akan menemani hyung" ujar Taeyong pasrah.

Buru-buru Taeyong mempersiapkan kursi roda dan membantu Myungsoo turun dari ranjangnya. Tidak lupa Taeyong membawa infus dan tabung oksigen Myungsoo. Memang kini kondisi Myungsoo semakin lemah, bahkan sekarang Myungsoo tidak bisa lepas dari tabung oksigennya.

"sudah siap, hyung?" tanya Taeyong.

"siap, ikuti arahanku ya" ujar Myungsoo semangat.

. . .

"hyung, kita mau kemana?" ujar Taeyong heran.

Taeyong mengikuti arahan hyungnya untuk belok kanan dan kiri. Taeyong merasa tidak familiar dengan rute ini. ini bukanlah jalan untuk ke taman rumah sakit seperti biasanya. Hingga di ujung jalan, Taeyong mendapati sebuah bangunan kecil yang dekat dengan rumah duka. Bangunan itu nampaknya seperti kapel.

"ini kapel, tempat ini biasanya untuk misa arwah atau yang lain. Kadang bisa jadi tempat berdoa juga" ujar Myungsoo.

"ayo kita ke dalam" ujar Myungsoo.

Taeyong mendorong kursi roda Myungsoo masuk ke dalam bangunan kapel. Walaupun dari luar terlihat kecil, ternyata bagian dalamnya cukup luas. Beberapa baris bangku berjejer menghadap depan, dan di paling depan terdapat altar dengan patung Yesus dan Maria.

I'm Sorry I'm too IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang