Myungsoo buru-buru memasuki kelasnya tanpa menghiraukan teman-temannya yang berteriak memanggilnya di belakang. Saat ia berlatih basket, tiba-tiba ia merasakan dadanya sakit. Padahal dia ingin berlatih untuk pertandingan beberapa hari lagi.
Sesampainya di kelas, Myungsoo buru-buru membongkar tasnya mencari obat penghilang rasa sakit. Buru-buru ia meminumnya sebelum teman-temannya melihat. Untunglah kelasnya dalam keadaan kosong.
“hey, Myungsoo kenapa kau buru-buru sekali tadi?” tanya Howon, temannya yang menyusulnya ke kelas.
“ah... aku haus... hehehe” kata Myungsoo kikuk.
“wajahmu pucat Myungsoo, kau kenapa?” tanya Howon.
“ah, pucat? Tapi aku memang putih kan? Hehehe” Myungsoo menelan ludahnya susah payah.
“Aku akan ganti baju duluan” Myungsoo mengambil baju seragamnya.
“hah? Kau bahkan baru latihan sebentar, biasanya kau yang paling lama latihan” Howon heran dengan kelakukan Myungsoo.
“aku mau belajar untuk ulangan, Howon. Lagipula masih ada ekskul kan? Aku ganti baju duluan ya, bilang pada yang lain aku selesai duluan” Myungsoo mendahului Howon menuju ruang ganti.
Myungsoo memasuki ruang bilas yang ada di ruang ganti. Tubuhnya tidak berkeringat sama sekali, tapi ia membutuhkan aliran air. Ia membuka shower dan membiarkan tubuhnya basah.
Myungsoo meraba dada kirinya, ingin merasakan kalau jantungnya masih ada disana, kalau jantungnya masih berdetak.
Myungsoo ingin sekali menangis, namun dia tidak mau suaranya terdengar. Myungsoo pun memutuskan untuk tidak menangis. Namun ia tidak bisa menahannya, ia butuh orang yang bisa ia ceritakan semua masalahnya.
“Woohyun...” gumam Myungsoo.
Walaupun Myungsoo memiliki banyak teman di sekolahnya, tentu karena ia anak populer di sekolahnya, Myungsoo memiliki kesulitan bergaul. Ia sulit cocok dengan orang lain.
Baginya, Woohyun lah teman yang paling mengerti keadaannya. Woohyun lah teman yang paling ia percaya di antara yang lain.
Namun Myungsoo takut jika ia menceritakan keadaannya kepada Woohyun, Woohyun akan berbalik menjauhinya, menganggap Myungsoo adalah orang yang lemah dan tidak lagi keren.
Myungsoo akhirnya berganti pakaian setelah mengeringkan badannya. Setidaknya dengan mandi membuatnya terasa lebih tenang.
Myungsoo berencana pergi ke lokernya, lalu mendengar yeoja-yeoja sedang membicarakan sesuatu. Awalnya Myungsoo tidak peduli, namun nampaknya mereka sedang membicarakan dirinya. Myungsoo mendengarkan di balik pintu lokernya.
“sepertinya tadi aku tidak melihat Myungsoo latihan basket”
“dia latihan, lalu langsung kembali ke kelas”
“ada apa dengannya? Apa dia sedang bertengkar dengan satu timnya?”
“atau jangan-jangan dia mau keluar dari basket??”
Myungsoo tidak tahan lagi dengan percakapan mereka. Sontak ia menutup pintu lokernya, dan membuat yeoja-yeoja itu terkejut. Mereka menoleh ke arahnya dan mereka lebih terkejut karena melihat Myungsok ada di loker sebelah. Mereka dengan malu-malu meninggalkannya.
Keyakinan Myungsoo kembali jatuh. Ia sudah menduga akan banyak omongan-omongan kurang baik tentangnya. Ia pun memutuskan untuk beristirahat di taman belakang sekolah. Taman itu selalu sepi dan menjadi tempat yang Myungsoo suka untuk tidur ataupun menyendiri ketika sedang ada masalah.
Baru saja Myungsoo duduk di bangku taman, ia melihat Woohyun berlari ke arahnya. Woohyun nampak masih memakai baju tim sepak bolanya.
“hai Myungsoo! Kau..” kata-kata Woohyun terhenti.
“ah, apa kau butuh waktu sendiri?” tanya Woohyun.
Myungsoo hanya menganguk.
“ba...baiklah... kalau kau ada masalah ceritakan saja padaku... saat suasana hatimu lebih baik. Oke?” Woohyun pun meninggalkan Myungsoo sendirian.
“untunglah aku punya sahabat yang pengertian” ujar Myungsoo dalam hati.
. . .
“ngomong-ngomong tadi kenapa kamu tidak latihan basket?” tanya Woohyun.
“aku latihan tadi... hanya sebentar” jawab Myungsoo.
“iyakah?? Myungsoo, akhir-akhir ini kau aneh. Kau ini kenapa?” tanya Woohyun.
“aneh? Memangnya aku kenapa?” tanya Myungsoo heran.
“aigo, aku ini sudah berteman denganmu sejak masuk sma. Kau itu kebiasaan tidak suka bercerita padaku kalau ada masalah. Aku tahu kau tidak mudah percaya pada orang lain... tapi apa kau tidak percaya padaku?” tanya Woohyun panjang lebar.
“bukan begitu Woohyun” Myungsoo gelagapan.
“Woohyun, dengarkan aku. Aku selalu mempercayaimu. Aku hanya terkadang belum menemukan waktu yang tepat saja, makanya aku sering tidak bercerita” kata Myungsoo.
“ah baiklah, kalau kau sudah siap bercerita kau tahu orang yang bisa kau ceritakan kan?” tanya Woohyun.
“mungkin sebentar lagi” kata Myungsoo dalam hati.
.
.
TBC
.
.
MAAFIN SAYA KARENA GA UPDATE BEBERAPA HARI INI KARENA SAYA LAGI UAS
DAN MAAFIN SAYA JUGA KARENA PART INI AGAK SEDIKIT LEBAY 😂
.
.
AND YEAH I STILL NEED UR VOTE & COMMENT BELOW 😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry I'm too Introvert
Fiksi UmumTaeyong adalah siswa pintar di sekolahnya yang punya prestasi gemilang di bidang akademik terutama matematika. Selain itu Taeyong juga berwajah tampan. Namun sayang, Taeyong tidak memiliki banyak teman karena dia yang memiliki sifat introvert. Hany...