part 14

293 33 0
                                    

“untuk kemenangan tim kita, cheers!”

Johnny mengangkat botol birnya tinggi-tinggi dan mengajak semua anggota timnya bersulang. Setelah itu semua orang meminum birnya seperti meminum air putih biasa.

Taeyong hanya bisa terdiam sambil menyesap pelan birnya. Ia memang tidak terbiasa pergi ke tempat seperti ini karena dilarang eommanya.

“Taeyong, ambilah”

Taeyong mendapati Winwin mengedarkan kotak rokok kepadanya. Taeyong memang tahu jika teman-temannya ini semuanya adalah perokok, kecuali dirinya.

“ambilah, ini adalah tanda kalau kau resmi diterima oleh kami” Winwin sedikit memaksa Taeyong.

“yang dikatakan Winwin benar, kau berjasa dalam kemenangan kami” ujar Jaehyun.

“atau barangkali kau takut merokok, Taeyong-ah?? Kau takut dimarahi Lee sungsaengnim? Hahaha” ujar Johnny dengan nada menghina Taeyong.

Taeyong pun memberanikan dirinya untuk mengambil rokok dari Winwin dan menyalakan koreknya. Taeyong pun menghisap rokok itu perlahan. Satu kali, dua kali, tiga kali.

Awalnya Taeyong sangat tidak terbiasa dengan asap rokok. Jangankan untuk merokok seperti sekarang, dulu biasanya Taeyong akan memarahi Doyoung jika merokok di hadapannya.

Tapi Taeyong teringat dengan tekadnya semula. Ia ingin diterima sepenuhnya oleh teman-temannya. Ia tidak ingin dipandang sebagai Lee Taeyong yang dahulu.

“lihat? Aku bukanlah orang yang penakut. Lee Taeyong yang dulu bukanlah Lee Taeyong yang sekarang” ujar Taeyong penuh percaya diri.

“good job, Taeyong!!”

Taeyong tersenyum puas menikmati semuanya. Ternyata inilah rasanya jadi murid populer yang bisa bermain kapan saja dan berteman dengan siapa saja.

. . .

Taeyong membuka matanya dan terbelalak dengan pemandangan di sekelilingnya. Semua teman-teman satu tim basketnya masih dalam kondisi teler karena mereka keasyikan berpesta semalam.

Taeyong tidak tahu berapa lama ia berada disini dan berapa botol bir yang ia minum. Yang pasti Taeyong merasakan kepalanya sangat pening, dan tiba-tiba perutnya mual. Buru-buru ia pergi ke kamar mandi untuk muntah.

Setelah ia memuntahkan isi perutnya, Taeyong melihat ke jendela. Langit tampak terang. Buru-buru Taeyong mengecek ponselnya yang ada di saku celananya.

“aigo” gumam Taeyong.

Jam ponselnya sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Itu berarti semalaman ia berada di bar ini dan tidak pulang ke rumah.

Ponsel Taeyong sudah dipenuhi missed call dari eomma, appa, Myungsoo dan bahkan Doyoung.

Taeyong pun buru-buru kembali ke tempat teman-temannya. Ia langsung membangunkan semua teman-temannya itu.

“teman-teman, bangun! Kita terlambat sekolah!” teriak Taeyong.

Salah satu teman mereka terbangun, dialah Jeno si murid kelas satu. Ia tampak menguap lalu membuka matanya perlahan. Kondisinya masih sangat mabuk.

“sekarang sudah jam berapa, eoh?”

Bahkan saking mabuknya, Jeno berbicara dalam bahasa informal pada Taeyong.

“sekarang sudah pukul delapan! Teman-teman, bangun! Kita bahkan tidak pulang ke rumah” Taeyong berteriak lebih keras.

Satu per satu teman-temannya itu pun terbangun. Mereka mengecek ponsel mereka masing-masing. Awalnya reaksi mereka biasa saja, lalu mendadak mereka terkejut. Sepertinya ini karena efek mabuk yang membuat reaksi mereka terlambat.

I'm Sorry I'm too IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang