“hey Taeyong kau melamun?” tanya Doyoung.
“ah... ani... aku hanya berpikir” kata Taeyong kelabakan.
“aish aku sudah berteman lama denganmu, kau pasti tadi melamun” protes Doyoung.
“iya iya, aku melamun” kata Taeyong.
“ngomong-ngomong kau sepertinya akrab dengan pria kaya tadi, yang namanya Myungsoo itu” kata Doyoung.
“tentu saja tidak, kau lihat kan tadi kita saling berkenalan” kata Taeyong.“oh iya aku lupa. Tapi kau terlihat nyaman dengannya, biasanya kau kan tidak nyaman jika bertemu orang baru” kata Doyoung.
“hmm entahlah, mungkin mood ku sedang baik tadi” jawab Taeyong.
Taeyong menyadari bahwa ada perasaan berbeda saat ia bertemu dengan Myungsoo. Seperti ada sesuatu yang menarik hatinya untuk berbicara dan menatap namja itu lebih lama. Atau barangkali rasa sayang dengan namja itu. Buru-buru Taeyong menghapus pikirannya itu. Tentu tidak mungkin ia menjadi homoseksual dan menyukai namja itu. Baginya seperti ada rasa aneh saat bertemu dengannya.
“ehm... Doyoung, apa mungkin aku sekarang belajar basket?” tanya Taeyong tiba-tiba.
“apa?? Basket?? Aku tidak salah dengar??” Doyoung terkaget-kaget.
“tentu tidak, barusan aku yang mengatakannya” kata Taeyong.
“ti...tidak sih... tapi ini terlambat. Kau sudah kelas 3 dan baru mau belajar basket. Akan susah kalau mau masuk tim” kata Doyoung.
“hey, aku hanya ingin bermain saja tidak untuk ikut pertandingan dan menjadi atlel” protes Taeyong.
“baiklah, kalau begitu kapan-kapan kau temui si brengsek Johnny itu kalau kau mau masuk ekskul basket” gerutu Doyoung.
“hey, kata-katamu kasar” kata Taeyong.
“lagipula siapa suruh dia mencari masalah duluan” gerutu Doyoung.
Taeyong teringat dengan peristiwa tahun lalu dimana terjadi gesekan besar antara tim basket dan tim sepak bola di sekolahnya. Saat itu tim basket SMA Chungdam, tempat dimana Taeyong sekolah, mendulang sukses besar dan menjuarai berbagai kejuaraan. Kontras dengan tim basket, tim sepak bola justru banyak mengalami kekalahan dimana-mana.
Kesuksesan tim basket ini membuat sang kapten, Johnny Seo, si namja bule yang angkuh itu menyombongkan diri. Ia bersama timnya terang-terangan mengejek tim sepak bola. Hal itu sontak membuat kapten tim sepak bola, Nakamoto Yuta, si namja Jepang itu berang. Yuta bersama timnya akhirnya berkelahi dengan tim basket. Hal itu membuat seluruh anggota tim basket dan tim sepak bola kena hukuman skors selama seminggu, termasuk Doyoung.
(At Myungsoo’s house)
Myungsoo memarkir mobilnya di garasi dan tidak lupa mengambil bola basket yang baru saja ia beli yang ia taruh di jok belakang mobilnya. Ia melihat mobil appanya sudah terparkir rapi di sebelah mobilnya, pertanda bahwa appanya sudah pulang. Myungsoo heran appanya bisa pulang pada pukul 5 sore, mengingat appanya sering pulang malam atau bahkan tidak pulang karena pekerjaan.
Myungsoo beranjak masuk ke dalam rumahnya yang besar dan megah itu. Myungsoo mengakui bahwa ia kagum dengan sifat ayahnya yang suka bekerja keras sehingga bisa mendulang sukses besar dari bisnisnya. Rasanya kehidupan appanya sangat sempurna menurut Myungsoo. Ia tampan, gagah, kaya raya serta cerdas.
Terkadang Myungsoo heran mengapa appanya masih sendiri hingga sekarang, padahal menurut Myungsoo appanya itu memiliki cukup banyak teman yeoja. Apa mungkin appanya masih terlalu sayang dengan eommanya yang bahkan tidak pernah ia temui seumur hidupnya. Setiap kali ia bertanya tentang eommanya, appanya tidak pernah menjawabnya.
“andai aku punya eomma...”
“Myungsoo, kau baru pulang?” tanya appa.
“ne, aku pulang, appa” kata Myungsoo.
“apa itu yang kau bawa? Bola basket? Myungsoo, kau lupa dengan perkataan dokter Choi?! Kau harus berhenti main basket!” tegur appanya.
“aku tahu, aku membelinya karena teman se-timku membutuhkan bola baru untuk pertandingan minggu depan” kata Myungsoo.
“pertandingan minggu depan? Myungsoo, jangan bilang kau akan bertanding!”
“tentu saja. Aku akan bertanding minggu depan, barangkali itu akan menjadi pertandingan terakhirku appa... aku tidak bisa membiarkan timku kerepotan karena mencari orang baru saat aku keluar, padahal pertandingan tinggal seminggu lagi...” ujar Myungsoo.
“atau kau memilih merepotkan mereka saat kau jatuh pingsan setelah bertanding karena kelelahan, eoh?!” ujar appanya.
“appa, aku tahu kondisiku sudah sangat lemah... appa tahu kan aku sangat menyukai basket. Aku ingin bertanding lagi. Pertandingan minggu depan akan jadi yang terakhir untukku. Sebelum aku... mungkin mati” Myungsoo menunduk karena tidak berani menatap appanya.
“Kim Myungsoo! Dengar appamu ini. Kau tidak akan mati! Appamu ini, Kim Jaejoong yang akan mencari dokter terbaik di seluruh dunia untuk menyembuhkanmu! Appa punya banyak uang dan kekuasaan, semua bisa appa lakukan untuk menyembuhkanmu!”
Bahu Myungsoo dicengkram kuat-kuat oleh appanya. Myungsoo tidak mampu menahan air matanya yang sedari tadi ia tahan.“hiks...”
Bahu tegap itu melingkari kepala Myungsoo. Myungsoo bersandar pada bahu bidang itu sambil menangis. Myungsoo ingat, dia tidak pernah menangis seperti ini di depan appanya, apalagi di pelukan appanya.
Myungsoo mengakui bukan saja fisiknya yang melemah, tetapi perasaannya juga melemah. Akhir-akhir ini tidak jarang Myungsoo melamun sendiri dan bahkan mengeluarkan air mata yang ia tidak tahu alasannya.
Sekarang Myungsoo tahu bahwa air mata itu adalah pencurahan perasaannya yang tidak mampu menahan masalah yang ia alami sendirian. Selama ini iatidak bisa bercerita tentang yang ia alami saat ia sakit seperti ini kepada siapapun, dan sekarang baru ia bisa menceritakannya kepada appanya.
“uljimayo, Myungsoo-ah. Maafkan appa yang tadi memarahimu” tangan appanya mengusap air mata di wajah Myungsoo.
“ne... appa” ujar Myungsoo.
“Myungsoo... bagaimana jika... jika kau memiliki eomma?” tanya appanya tiba-tiba.
“apa? Eomma?”
Myungsoo kaget dengan pertanyaan appanya barusan. Myungsoo sempat berpikir jika appanya akan menikah lagi dan ia akan memiliki ibu tiri.
“appa akan menikah lagi?” tanga Myungsoo.
“tidak. Eommamu yang melahirkanmu, sebentar lagi kau akan bertemu dengannya. Bersabarlah sedikit lagi”
.
.
TBC
.
.
SORRY KALAU HARI INI AGAK PENDEK UPDATENYA KARENA BEBERAPA BAGIAN ADA YANG SAYA HAPUS KARENA MENURUT SAYA INAPPROPRIATE
.
.
DONT FORGET TO VOTE AND COMMENT BELOW 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry I'm too Introvert
General FictionTaeyong adalah siswa pintar di sekolahnya yang punya prestasi gemilang di bidang akademik terutama matematika. Selain itu Taeyong juga berwajah tampan. Namun sayang, Taeyong tidak memiliki banyak teman karena dia yang memiliki sifat introvert. Hany...