"Jaehyun, Winwin, kalian tidak kembali ke kelas?" tanya Taeyong yang melihat Winwin dan Jaehyun masih berada di basecamp seusai rapat.
"kata ketua kelasku, Yuta, Lee sungsaengnim hari ini tidak masuk" ujar Jaehyun.
"ah iya kau benar" ujar Taeyong.
"kenapa eommamu tidak masuk sekolah sementara kau masuk?" tanya Winwin.
"itu... semalam eommaku mengalami suatu masalah sehingga eommaku tidak bisa masuk" ujar Taeyong.
"lalu bagaimana dengan kembaranmu itu? Kau belum cerita banyak soal itu" ujar Jaehyun.
"itu? Baiklah aku akan cerita" ujar Taeyong yang lalu menceritakan detailnya.
"jinjja?" tanya Jaehyun dan Winwin tidak percaya.
"kalian tidak percaya, kan?" tanya Taeyong.
"dan kumohon kalian tidak menyebarkannya kepada anak-anak lainnya. Hari ini dia yang sakit, makanya eommaku tidak bisa masuk mengajar" ujar Taeyong.
"setidaknya hari ini aku tidak ada pelajaran matematika. Oh senangnya..." ujar Winwin.
"ngomong-ngomong kembaranmu itu sakit apa?" tanya Jaehyun.
"dia punya sakit jantung. Kalian ingat saat dia bertanding melawan sekolah kita, dia keluar pertandingan. Saat itu dia sudah merasakan sakit dan tidak mampu melanjutkan pertandingan. Lalu sekolah kita menang sementara sekolahnya kalah. Dia dianggap sebagai penyebab kekalahan sekolahnya sekaligus pengkhianat. Ia pun dibenci satu sekolahnya" ujar Taeyong.
"tapi itu kenyataannya memang dia yang menyebabkan sekolahnya kalah, kan?" tanya Winwin yang langsung disikut Jaehyun.
"kenapa kau sangat sedih menceritakannya? Apa ada masalah?" tanya Jaehyun.
"dia jadi tertekan di sekolahnya... hingga dia keluar dari sekolahnya kemarin, masalahnya itu belum selesai. Aku rasanya ingin datang ke sekolahnya dan menghajar satu per satu orang yang menyakiti dia" ujar Taeyong.
"baiklah, apa yang kami bisa bantu?" tanya Jaehyun.
. . .
Sooyeon berjalan mondar mandir sambil mengkhawatirkan keadaan Myungsoo. Myungsoo masih ada di dalam dan dalam penanganan uisa-nim. Sooyeon melihat ke jam tangannya yang menunjukkan pukul 7 pagi. Kira-kira sudah tiga jam ia ada di rumah sakit."Sooyeon, duduklah, jangan mondar-mandir terus" ujar Jaejoong.
"eum... aku tidak bisa duduk dengan tenang saat ini..." ujar Sooyeon.
"kau tidak ke sekolah hari ini? atau kau cuti?" tanya Jaejoong.
"aku cuti. Aku sudah bilang pada kepala sekolahku untuk cuti. Ah, Myungsoo... bagaimana keadaannya" ujar Sooyeon gelisah.
"tenanglah Sooyeon, Myungsoo adalah anak yang kuat. Kita hanya harus berdoa untuknya" ujar Jaejoong.
Dokter pun keluar dari ruangan rawat Myungsoo dan menemui Jaejoong. Segera Sooyeon dan mantan suaminya itu menghampiri dokter untuk menanyakan keadaan Myungsoo.
"syukurlah Myungsoo sudah berhasil melalui masa kritisnya. Sekarang ia sudah mulai stabil walaupun masih agak lemah. Myungsoo sudah bisa dijenguk sekarang" ujar dokter.
"ne, gamsahamnida, uisa-nim"
Sooyeon dan Jaejoong memasuki kamar Myungsoo. Sooyeon pun langsung berlari ke arah Myungsoo yang terbaring di sana. Terdengar isak tangis Sooyeon saat melihat putranya yang masih tidur itu.
"Myungsoo... kenapa harus kamu yang begini... hiks" Sooyeon kembali menangis saat melihat Myungsoo yang terbaring lemah di hadapannya.
"Sooyeon, tenanglah. Sekarang Myungsoo sudah lebih baik kondisinya..." ujar Jaejoong.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry I'm too Introvert
General FictionTaeyong adalah siswa pintar di sekolahnya yang punya prestasi gemilang di bidang akademik terutama matematika. Selain itu Taeyong juga berwajah tampan. Namun sayang, Taeyong tidak memiliki banyak teman karena dia yang memiliki sifat introvert. Hany...