part 1

813 53 1
                                    

Author POV

Taeyong berjalan lesu menyusuri koridor sekolah bersiap pulang ke rumah. Suasana hatinya sedang buruk karena baru saja ia dimarahi oleh Sooyeon sungsaengnim yang tidak lain adalah eommanya sendiri. Ia dimarahi hanya karena melamun di kelas. Sesekali Taeyong hampir menabrak anak-anak yang berjalan, untungnya dengan sigap Taeyong menghindar.

"oi Taeyong! Kamu mau pulang?"

Taeyong menoleh ke sumber suara. Ternyata Doyoung teman sebangkunya sudah ada disampingnya. Entah kapan dia bisa menyusul Taeyong yang sudah keluar kelas dari tadi.

"tentu saja memangnya mau kemana lagi?" jawab Taeyong dingin. Rupanya Taeyong masih malas meladeni orang yang mengajaknya bicara.

"teman-teman yang lain mau ke shisha cafe yang baru buka itu, kamu mau ikut?" tanya Doyoung.

"mereka tidak mengajakku" kata Taeyong.

"ah biarkan saja mereka, kan sekarang aku yang mengajakmu hahaha" canda Doyoung.

"tidak usah, kamu pergi saja dengan mereka. Pasti mereka tidak menyukai keberadaanku" kata Taeyong.

"yasudah kalau begitu, aku tidak usah ikut deh. Aku main ke rumahmu saja ya Taeyong" kata Doyoung.

"apa? Main ke rumahku? Tapi ini sudah malam Doyoung, sudah pukul delapan" balas Taeyong.

"ah Taeyong kau seperti baru mengenalku tiga bulan saja" lagi-lagi Doyoung menanggapinya dengan bercanda.

Lekas Taeyong dan Doyoung menuju ke parkiran mobil untuk pulang bersama Sooyeon sungsaengnim, eommanya Taeyong. Eommanya Taeyong bekerja sebagai guru matematika di sekolah Taeyong. Sooyeon sungsaengnim dikenal sebagai guru muda dan cantik, namun terkenal killer. Ia tidak segan-segan memberi hukuman pada murid yang suka membuat masalah, bahkan tidak jarang ia memberi hukuman kepada Taeyong, anaknya sendiri.

Taeyong di sekolahnya adalah anak yang berprestasi dalam bidang akademik. Rasanya kemampuan yang dimiliki Taeyong begitu sempurna. Sayangnya Taeyong bukanlah orang yang mudah bergaul. Ia kesulitan berhadapan dengan orang banyak ataupun dengan orang yang tidak ia kenal. Akibatnya ia tidak punya banyak teman. Teman baiknya hanya Kim Doyoung, striker sepak bola sekolah sekaligus perokok berat di sekolahnya. Seringkali Doyoung dihukum guru hanya karena ketahuan merokok di sekolah. Berkali-kali Taeyong menyarankan Doyoung untuk berhenti merokok namun hanya dianggap angin lalu olehnya. Seringkali Doyoung menginap atau menumpang tidur di rumah Taeyong karena Doyoung memiliki masalah dengan ayahnya di rumah.

...

"Doyoung kamu menginap lagi di rumah?" tanya eomma Taeyong.

"iya... sungsaengnim.. eh maksudku ahjumma.. eh maksudku..." jawab Doyoung gelagapan.

"panggil saja aku Sooyeon ahjumma, ini bukan di lingkungan sekolah" jawab eomma Taeyong.

"ah.. iya ahjumma" kata Doyoung.

Sementara Taeyong di sebelah Doyoung hanya melamun tanpa memperhatikan Doyoung atau eommanya. Matanya menerawang ke depan. Terlintas di pikirannya tentang seorang namja kecil yang berkulit putih, bermata besar dan tajam serta memiliki rahang tegas. Pertama kali namja itu muncul di mimpi Taeyong sejak seminggu lalu.

"Taeyong! Kau melamun!"

"apa? Apa?" jawab Taeyong gelagapan setelah dikageti Doyoung.

"pandangan matamu kosong, jadi aku mengira kalau kamu..."

"aish tidak usah aneh-aneh. Aku hanya sedang... berpikir" jawab Taeyong.

"wah... apa kamu barusan berpikir jorok?" canda Doyoung.

"Doyoung!!"

TBC

(next? Comment below)

I'm Sorry I'm too IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang