Taeyong dan teman-temannya sudah tiba di depan gedung SMA Busan Internasional. Ternyata gedung sekolahnya sangat bagus, tidak kalah dengan gedung SMA Seoul Internasional. Terlihat beberapa siswa berlalu lalang menggunakan jas sekolah berwarna merah maroon, dengan style yang sama dengan SMA Seoul Internasional juga."gedung sekolahnya besar juga ya... " ujar Mark, salah satu anggota tim basket yang masih duduk di kelas dua.
"tentu saja, ini sekolah internasional" ujar Jaehyun.
"kuharap mereka akan lebih ramah kepada kita" ujar Taeyong.
Rombongan mereka memasuki kompleks gedung sekolah dan langsung bersiap-siap. Beberapa dari mereka sudah berganti baju tanding, sehingga mereka tidak perlu ke ruang ganti, biarpun ada beberapa yang belum berganti pakaian.
"kapten, kau tahu ruang gantinya sangat bagus, bahkan ada showernya untuk mandi" ujar Mark.
"ya! Jangan norak begitu" gerutu Jaehyun.
"sudahlah, kalau sudah selesai kita kumpul di lapangan untuk latihan" ujar Taeyong.
Mereka pun berlatih di lapangan masing-masing. Saat bertemu dengan tim lawan, Taeyong mengamati bahwa lawan mereka rata-rata tidak terlalu tinggi, cenderung pendek dan kecil. Kecuali satu anak berambut pirang yang terlihat paling tinggi di antara mereka. Orang itu bermata besar dan memiliki sedikit lingkaran gelap di bawah matanya dan terlihat ban kapten di lengan kirinya.
"kau sedang mengamati siapa, Taeyong?" tanya Jaehyun.
"ah... orang berambut pirang itu. Sepertinya dia kapten tim lawan" ujar Taeyong.
"kau benar, dia adalah Ji Hansol. Dia dikenal dengan skill basket yang mumpuni ditambah dengan postur tubuhnya yang tinggi" ujar Jaehyun.
"sepertinya kita perlu mewaspadai dia" ujar Taeyong.
. . .
Pertandingan sudah berjalan dua kuarter dan saat ini SMA Chungdam unggul tipis. Ternyata kemampuan permainan tim lawan jauh dari perkiraan Taeyong. Harus diakui karena mereka memiliki postur tubuh yang kecil, mereka memiliki pergerakan lincah. Ditambah lagi dengan kapten tim lawan yang memiliki postur tinggi.
"sepertinya kita harus ubah strategi. Lupakan formasi awal, kita akan berotasi agar membuat lawan bingung. Pastikan koordinasi kita baik" ujar Taeyong pada teman-temannya.
Tak terasa pertandingan sudah tiba di kuarter terakhir, sementara skor masih berkejar-kejaran. Dan anak berambut pirang itu berhasil melakukan three point shoot yang membuat Chungdam kembali tertinggal.
"sial" umpat Winwin.
"Winwin, jangan emosi" ujar Taeyong memberi semangat pada teman satu timnya.
Taeyong mengambil bola dan mengopernya kepada Winwin dan langsung dishoot oleh Winwin. Bola pun masuk dan berhasil memperkecil score gap walaupun masih tertinggal.
"kajja!!" Taeyong berteriak memberi semangat.
Mark berusaha mencuri bola dari tim lawan dan sedang berhadapan dengan baller dari tim lawan. Jaehyun pun siap sedia membantu Mark dan berhasil memegang bola.
"shit!" umpat Jaehyun.
Jaehyun langsung dihadang oleh beberapa tim lawan yang berusaha mencuri bolanya. Ia pun melihat Taeyong yang ada tidak jauh di depannya. Ia pun mengoper bolanya pada Taeyong. Lalu Taeyong menangkap bolanya dan men-dribble hingga ke bawah ring. Untuk beberapa detik Taeyong menyadari ia dikejar oleh anak berambut pirang itu. Taeyong berusaha mempercepat larinya dan berhenti untuk menge-shoot bola.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry I'm too Introvert
Fiksi UmumTaeyong adalah siswa pintar di sekolahnya yang punya prestasi gemilang di bidang akademik terutama matematika. Selain itu Taeyong juga berwajah tampan. Namun sayang, Taeyong tidak memiliki banyak teman karena dia yang memiliki sifat introvert. Hany...