Detik demi detik, menit, jam, hari, minggu, gue lewatin dengan kehampaan, ketiadaan, dan kesunyian.
Satu hal yang baru gue ngerti bahwa kebahagiaan tidak datang sesederhana yang gue pikir.
Untuk yang kesekian kalinya hati ini kembali terluka. Dan untuk yang terakhir kalinya gue pastiin luka ini luka yang terakhir.
Dua minggu setelah hari itu. Hari dimana Daniel berterimakasih sekaligus minta maaf ke gue. Gue memilih untuk resign dari cafe Jisung, dan memutuskan untuk tinggal ditempat tante gue.
Ada di rumah bikin gue selalu inget segalanya tentang Daniel, jadi gue mutusin buat pergi untuk beberapa lama.
Di sini gue bantuin tante jaga toko rotinya. Awalnya gue kira bakalan santai karna cuma toko roti, tapi perkiraan gue salah. Customer terus berdatangan, sampe gak ada jeda untuk gue istirahat. Baru dua hari aja badan gue udah remuk rasanya, beda banget sama cafe Jisung.
Gue seneng dengan kesibukan ini. dengan begini, gue lebih mudah ngelupain Daniel. Walaupun kadang gue suka kepikiran lagi apa Daniel.
Karna Jihoon juga masih berhubungan sama Daniel, gue juga sedikit tau gimana Daniel sekarang. Terakhir kali gue denger kalo Daniel bakal tinggal di Amerika lagi bareng Papahnya, dan calon Istrinya.
Gue gak mau berlarut-larut dalam kesedihan dan juga emosi gue. Gue gak mau egois untuk tetap membenci Daniel. Inilah dunia orang dewasa, dimana selalu ada orang ketiga diantaranya.
Kadang pepatah tamu ga bakal masuk kalo tuan rumah ga bukain pintu itu bener. Tapi kalo dipikir lagi, tuan rumah ga bakal bukain pintu kalo ga ada tamu itu juga bener.
Intinya, baik Daniel maupun cewek itu, keduanya salah. Kecuali mereka di bawah pengaruh alkohol.
🍌🍌🍌
"Tan, mumpung sepi aku mau ke counter dulu ya" gue keluar dari area kasir, dan melepas apron.
"Ngapain sih ke counter?"
"Ya beli paket data lah tan"
Gue berjalan keluar toko, menoleh ke kanan dan kiri untuk menyebrang. Karna toko rotinya pas banget di pinggir jalan, jadi harus hati-hati banget kalo keluar.
Gue juga kadang-kadang masih suka kelupaan dan nyelonong ke tengah-tengah, dan berakhir dengan di kelaksonin haha.
"Misi Mas-"
"Kuota 10 giga kan?" Masnya nyodorin vouchernya.
"Hehe, tau aja mas" jawab gue sambil ngasih uangnya.
"Abis sering banget si belinya" dia nyodorin uang kembaliannya.
"Kebutuhan primer mas, makasih ya" ucap gue sebelum membalik badan.
Baru beberapa langkah, gue memutar tubuh gue dan kembali ke counter. "Mas, salah nih vouchernya"
"Eh iya maap ya" dia langsung menyodorkan voucher yang bener.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE ME [Kang Daniel IMAGINE]
Fanfiction"Jadi selama ini muka Daniel pucet bukan karna nahan berak, tapi dia sakau" -Y/N. #784 Dalam Humor (07-08-18) #921 Dalam Sad (07-08-18) #289 Dalam Jihoon (07-08-18) #291 Dalam Daniel (07-08-18) #44 Dalam Seongwoo/Ong (07-08-18) #5 Dalam Ha Seo...