5

2.2K 299 8
                                    

Hanbin mengeratkan pengait sarung tangan hitamnya agar sidik jarinya tidak menempel pada benda apapun. Itu akan beresiko sangat fatal jika ia lupa melakukannya.

"Darimana kau dapat benda ini?"
Kata Hanbin seraya memandang kaca mata hitam yang sama dengan June dari Chanwoo.

"Tentu saja merancangnya sendiri. Keren, bukan?".

Hanbin berdecih mendengar tawa seorang Jung Chanwoo.

"Hyung, kau yakin bisa melakukannya sendiri?"

"Ne, aku bisa sendiri. Terlalu bersiko jika ada dua orang dalam misi ini. Aku rasa, penjagaannya sangat ketat"
Sesekali Hanbin menjulurkan kepalanya untuk mengintip setiap petugas di ruangan tempat Chip itu berada.

"Ada banyak sekali orang disana". Lanjutnya.
"Kau bisa lakukan sesuatu?".

"Tentu saja bisa, serahkan saja pada Jung Chanwoo".

Suara Chanwoo tidak terdengar lagi dari earphone di telinga Hanbin melainkan suara alarm kebakarannya yang telah berbunyi kencang saat ini.

Alarm itu membuat semua petugas panik dan berhamburan menuju tangga darurat.

"Nice~~" ucapnya.

Lalu secepat kilat Hanbin berlari tepat di depan pintu ruangan chipnya.

Seperti biasa, selalu ada kata sandi yang harus ia pecahkan.
Hanbin mengeluarkan obeng kecilnya untuk membuka mesin kata sandi itu.

Ada banyak kabel di dalam mesin itu.

"Kabel mana yang harus aku gunakan?".

"Potong kabel yang hitam besar itu, lalu kau satukan dengan kabel data yang aku berikan padamu tadi".

Hanbin mengeluarkan gunting kecil dari sakunya.

"Kau yakin aku tidak akan kesetrum karena aku memotong ini?".

"Tidak akan, hyung. Kau kan pakai sarung tangan khusus"
Jawab Chanwoo malas karena pertanyaan yang tidak penting itu.

Sekali gunting, kabel itu langsung putus kemudian Hanbin menyatukannya dengan kabel datanya lalu ia mengeluarkan ponselnya.

"Okayyy~~" begitu ada tulisan 'berhasil' pada ponselnya. Ia langsung masuk kedalam ruangan itu.

"Hyung, kau harus mengambilnya dalam waktu 10 menit".

"Mwo? Kau pikir mudah membongkar sebuah komputer.. Heiii disini juga banyak sekali komputer, bahkan aku harus mencari dulu di komputer yang mana Chip itu berada"
Keluh Hanbin.

"Itulah kegunaan kacamata yang kau pakai sekarang. Cha.. Edarkan saja pandanganmu maka aku bisa tahu ada dimana Chip itu"

"Woahhh Kau benar-benar Hebat Jung Chanwoo".

Hanbin langsung menghampiri salah satu Komputer yang ia lihat menyala dari kacamatanya.
Lampu merah itu menandakan dimana Chip itu berada.

Hanbin tidak percaya pada kemampuannya sendiri, dia membongkar sebuah komputer hanya dengan waktu 5 menit.

"Dapat"

Hanbin berjalan santai keluar dari ruangan itu. Petugas-petugas itu masih belum kembali setelah alarmnya berbunyi

Misi ini rupanya tidak sesulit yang ia bayangkan. Jika semudah ini mengambilnya kenapa harus Nonagon yang harus turun tangan?

Namun pikirannya salah.

Alarm dari gedung ini berbunyi lagi

"Hyung, lari!!! Alarm itu berbunyi karena Chipnya. Chip itu memiliki sensor".

"Kenapa baru bilang".

Benar saja. Hanbin menoleh kebelakangnya, matanya membulat saat ia lihat ada sekiranya 5 petugas yang mengejarnya.

"Aishhh". Kini Hanbin menyesal telah membuang waktu 2 menitnya untuk berjalan santai.

Secepat kilat Hanbin menaiki tangga darurat gedung ini.

Ketika itu Juga suara Alarm semakin nyaring.

Ada 3 orang petugas yang mengejarnya saat ini.

Terpaksa Hanbin harus membuang energinya untuk memberikan pelajaran pada 3 petugas yang berpakaian hitam ini

Belum sempat Hanbin menghajar salah satu dari mereka Namun petugas itu sudah jatuh berguling di tangga darurat.

Hanbin mendongak, dia tersenyum melihat siapa yang datang membantunya.

Jennie.

Sebuah pistol masih ada pada genggamannya, seperti belum puas telah menembak 3 petugas itu Jennie kembali membidik benda kecil ditiap sudut tembok.

Alarm itu berhenti karena Jennie menembak tiap sensornya.

"Kau yakin tidak butuh bantuan?"
Kata Jennie yang berlari lebih dulu sambil menembaki tiap Sensor yang mereka lewati.

"Kau mengkhawatirkanku?".

"ANI!". Dengan cepat Jennie menjawab.

"Hei..heiii. Aku tahu itu"

Skak mat.

Jennie berusaha mengatur wajahnya yang mulai memanas karena memang benar Jennie sangat menghkawatirkan Hanbin.

Kini mereka sudah bediri diatas gedung.
"Aku yakin, dibawah sana pasti sudah banyak petugas yang mengepung. Jalan satu-satunya kita harus menyebrang ke gedung itu"

Jennie menunjuk gedung didepannya.
Sudah jadi hal biasa bagi anggota Nonagon untuk lompat gedung sana gedung sini.

Jennie mengeluarkan Tali yang super panjang dari tasnya. Di ujung tali itu ada perekat yang sangat kuat.

Jennie melemparkan ujung tali itu, beruntung tali itu menempel tepat pada sasaran mereka.

"Cha.. Pada hitungan ketiga kita lompat" kata Hanbin.

"Tidak ada waktu untuk 2 dan 3. Lompat!!!".

Tanpa aba-aba Jennie sudah lebih dulu lompat kegedung itu dan Hanbin hanya bisa tercengang sambil menggelengkan kepalanya melihat keberanian Jennie.
.
.
.
.
.
.
.

Daripada kepanjangan gimana kalo aku buat 1 shipper 1 chapter?
Setuju gak?

Soalnya kalo aku campur semuanya, takut kalian nanti males bacanya gara gara kepanjangan😂😂😂

Next ada bobsoo😍😍😍😍

NONAGON (The Black Hunter) Completed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang