26

1.2K 194 11
                                    

Bobby memutar knop pintu ruang rawat Jisoo, sebelumnya ia sudah mengintip lebih dulu lewat jendela pada pintu untuk memastikan Jisoo ada diruangannya.

Bobby masih megenakan jas hitam, ia memasuki ruangan itu dan langsung mendapatkan Jisoo tengah berbaring diranjang.

Jantungnya berdegub kencang, ini pertama kalinya untuk Bobby mengunjungi Jisoo setelah kejadian itu.

Jujur saja Bobby tidak sanggup melihat keadaan Jisoo, hatinya sakit. Bobby lebih memilih menemani Jennie pada saat itu padahal ada Hanbin yang selalu menemani Jennie.

Bobby duduk dikursi tepat disamping ranjang Jisoo.
Bobby meraih tangan Jisoo pelan, membuat Jisoo terbangun dari tidurnya.

Bobby tersenyum pada Jisoo yang masih setengah sadar.
Bobby semakin mengeratkan genggamannyan lalu membawa telapak tangan Jisoo menyentuh pipi Bobby.

Mereka bertatapan untuk waktu yang lama. Mata Bobby berkaca-kaca menatap mata Jisoo yang masih sayu.

Jisoo tersenyum, lalu mengulurkan tangan yang satunya lagi untuk menyentuh pipi sebelah kiri Bobby.
Mengusapnya pelan.

"Dasar Jahat.. Kenapa baru datang?" kata Jisoo pelan.

Bobby menarik tangan Jisoo yang berada di kedua pipinya, sekarang Bobby menggenggam kedua tangan Jisoo erat.

"mianhae..."

"bogoshipeo..." ucap Jisoo lalu ia bangun untuk memeluk Bobby yang sangat ia rindukan.

"maaf... Maaf karena aku terlambat menolongmu, maaf karena aku tidak bisa melindungimu, dan maaf karena aku baru berani untuk mengunjungimu" ungkap Bobby dengan suaranya yang sangat pelan.

Dibalik bahu Bobby, Jisoo tersenyum lebar mendengar itu dan semakin mengeratkan pelukkannya.

Jisoo mengusap punggung Bobby.
"aniyaa, ini bukan salahmu"

Bobby melepaskan pelukannya lebih dulu, lalu ia kembali menggenggam tangan Jisoo.

Bobby menyentuh gelang berinisial 'J' milik Jisoo.

"aku terlalu malu untuk menemuimu, maaf juga karena tidak bisa menolong ayahmu saat itu"

Jisoo melepaskan genggamannya tiba-tiba. Membuat Bobby terkejut.

Sedetik kemudian, dengan sangat cepat Jisoo mengecup bibir Bobby.
"berhentilah meminta maaf, kau tidak salah, Jiwon-ah. Jinyoung sudah menceritakan semuanya padaku".

"tapi aku mohon.. Jangan menjauh seperti yang kau lakukan sekarang ini, jangan menghindariku. Karena sekarang hanya Kau yang aku miliki"
Jelas Jisoo.

Bobby diam menatap manik mata Jisoo dalam.
Lalu.
"menikahlah denganku, dengan begitu aku akan selalu melindungimu" ucap Bobby tiba-tiba.

Dan saat itu juga air mata Jisoo keluar setelah mendengar ketulusan Bobby.

***

Rose bersandar menatap layar komputernya, dia menatap foto dilayar komputernya itu.

Sebuah foto full team Nonagon. Dimana semuanya nampak bahagia, momen dimana semuanya masih baik-baik saja.

Air matanya tiba-tiba menetes, dengan cepat Rose mengusapnya.
Apa ini akhir dari Nonagon?

Tapi bukan itu yang Rose takuti, Rose bahkan tidak peduli jika dia tidak dapat pemasukan karena Nonagon sekarang tidak berjalan lancar.

Rose hanya takut dengan kehidupan member lain, apa yang akan terjadi jika nantinya Nonagon bubar?

Rose menangkup kedua wajahnya, menyembunyikan tangisnya dikedua telapak tangannya.

Terlalu banyak kenangan diruangan ini, kenangan akan suara bising tawa dan canda yang mengusik telinga Rose sekarang ini.

Rose tersentak saat bahunya di sentuh.
Lalu ia mendongak mendapatkan June tengah menatapnya.

"aku rasa Nonagon sudah berakhir, aku tidak tahu hal buruk apa lagi yang akan menimpa kita jika Nonagon terus berjalan" ucap Rose pada June.

"tidak, ini bukan salah Nonagon. Tapi aku pikir membubarkan Nonagon adalah pilihan terbaik. Kita semua layak mendapatkan kehidupan yang Normal, bukan? Aku lelah dikejar musuh, aku lelah berpura-pura menjadi orang lain, aku lelah menutupi semua fakta bahwa aku ini sebagian dari Nonagon, bukan karena aku malu.... Tapi karena aku ingin Nonagon tetap aman" jelas June panjang lebar.

"Tapi aku mohon, beri Nonagon waktu sampai ini semua benar-benar selesai" balas Rose.

"Arraseo, lalukanlah" June meremas bahu Rose untuk memberinnya semangat.

***

Rose berjalan cepat menuju ruang rawat Jennie. Dia mendapat telepon dari Hanbin bahwa Jennie sudah sadar.

Suatu kabar baik bagi Rose disaat dia harus memikirkan Nonagon, setidaknya beban pikiran tentang pembubaran Nonagon sedikit ia lupakan.

June menggandeng tangan Rose, menuntun jalan Rose sejak pintu masuk rumah sakit. Karena jika tidak, Rose bisa saja terjatuh karena terburu-buru.

Sesampainya diruang rawat, ternyata merekalah yang datang paling akhir.
Semua anggota telah berkumpul, begitu juga Jisoo yang terduduk di kursi rodanya.

Rose langsung memeluk Lisa yang sudah menunggunya.
Hanbin menyingkir dari sisi ranjang agar Rose bisa bicara dengan Jennie yang masih setengah sadar.

Tubuh Jennie masih lemah, dia belum mampu membuka suaranya, untuk sekedar mengangkat tangan saja butuh tenaga yang banyak. Yang bisa Jennie lakukan hanya memjamkan matanya lalu membukanya kembali sebagai respon.

Rose menggenggam tangan Jennie.
"eonni...gomawo...gomawoo~" ucap Rose.

"bagaimana bisa saat situasi ini aku berpikir untuk membubarkan Nonagon? Bagaimana bisa?" Batin Rose.

"aku rasa, kita harus berkumpul malam ini. Ada hal yang harus aku bicarakan" kata Rose tiba-tiba.

"ada apa?" sambung Hanbin.

"ini.." Rose menghirup nafasnya dalam dalam sebelum melanjutkan kata-katanya lagi.
"ini... Ini tentang misi kita yang terakhir" jelas Rose yang membuat semuanya langsung terdiam.

Chanwoo sampai berdiri dari Sofa, Hanbin maju selangkah, Yunhyeong, Donghyuk, Lisa mengangkat sebelah alisnya untuk meminta penjelasan dari maksud perkataan Rose.

June hanya diam karena memang sebelumnya Rose sudah mendiskusikan ini dengannya.

Jisoo mendongak menatap Bobby yang hanya diam berdiri disampingnya, dia paham maksud Rose. Kata kata 'terakhir' itu maksudnya akan benar-benar jadi akhir, bukan?

Sedangkan Jennie yang bisa mendengar itu semua tapi tidak bisa meresponnya dengan kata-kata, dia terlalu lemah.
Jennie hanya pasrah dengan keputusan yang lain dan dia hanya akan mengikutinya saja.
.
.
.
.
.
.
To Be Continue

NONAGON (The Black Hunter) Completed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang